O8. Temu Mendadak

533 83 7
                                    

Kalo ada typo, maafin yaa ^)

Selamat membaca!

------

"Sorry, gue telat." Ujar Daffin baru saja tiba di arena balapan. Saat asik jalan jalan bersama Jihan, tiba tiba Yoga memberitahu bahwa ada penantang baru.

Jujur saja Daffin malas untuk menerima tantangan itu. Sudah beberapa kali ini ia selalu ketahuan setiap kali balapan, belum lagi harus berurusan dengan bodyguard Ayahnya yang selalu mengintainya setiap keluar malam.

Sejak hari dimana ketahuan oleh polisi, Daffin sudah diberi hukuman keras oleh Ayahnya. Tidak tanggung tanggung, Ayahnya akan menjual semua motor Daffin jika kejadian tersebut kembali terjadi. Daffin tidak masalah jika fasilitasnya disita, asal motornya tidak dijual. Karena motor itu ia beli sendiri dengan uangnya.

"Habis dari mana? Tumbenan lo telat." Tanya Yoga sambil menghampiri Daffin yang masih duduk di atas motor.

"Nganter Jihan beli buku."

Yoga celingak celinguk mencari keberadaan Jihan, adik sahabatnya. "Terus Jihan mana?"

"Gue tinggal di rumah temennya, kebetulan deket daerah sini." Kata Daffin, sedangkan teman temannya hanya beroh ria.

"Anak sekolah mana yang berani nantang gue?" Tanya Daffin dengan siap akan menerima tantangan itu. Walau matanya was was mencari bodyguard Ayahnya.

"Gue gak tau dia sekolah dimana, yang pasti dia itu mantan pacarnya adik lo." Jawab Joni.

Daffin tertegun, lalu tersenyum menyeringai. "Doni maksud lo?"

Joni mengangguk, "Katanya dia gak terima ngelihat lo jalan sama Jihan." Jelas Joni. Hal itu membuat Daffin terkekeh. Sepertinya Jihan benar benar menyembunyikan identitasnya sebagai kakak kandung.

Yoga melongo. "Emang dia gak tau kalo lo abangnya?" Tanya Yoga.

Daffin menggeleng. "Jihan gak pernah kasih tau temen sekolahnya kalo gue abangnya."

"Loh kenapa?" Daffin hanya membalas pertanyaan Joni dengan mengangkat kedua bahunya.

"Oh mungkin lo kurang ganteng, makannya Jihan gak mau kasih tau temen temennya kalo lo abangnya." Ujar Haikal yang sendari diam mendengar obrolan teman temannya.

Daffin dengan Haikal kini sudah tidak lagi bermusuhan. Haikal dengan seniat hati meminta maaf pada Daffin atas perkataannya tempo hari. Melihat bagaimana Daffin menjaga Nara dengan telaten di sekolah, membuktikan sebenarnya Daffin menaruh rasa pada Nara. Dan hal itu membuat Haikal senang.

Setidaknya sebelum Nara benar benar jauh, Daffin sudah mulai membuka hatinya bahwa ia sebenarnya menyukai Nara. Mungkin saja hambatan tersebut dikarenakan Daffin terlalu trauma akan cinta. Sebagaimana dulu saat teman kecil Daffin atau lebih tepatnya cinta pertama Daffin pergi jauh menemui sang pencipta.

"Sialan lo Kal."

Daffin langsung memulai balapannya tanpa basa basi. Ia akan memenangkan ini untuk membalas sakit hati adiknya. Semua bertepuk tangan begitu melihat motor Daffin melintas pertama digaris finish.

"Udah gue tebak pasti lo pemenangnya." Ucap Joni pada Daffin sambil memberikan satu botol air mineral.

Daffin mengangguk menerima air ditangan Joni, lalu berjalan mendekati Doni beserta teman temannya. "Gue ingetin ke lo. Jangan ganggu atau deketin Jihan lagi."

Bawa KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang