Kalo ada typo maafin yaa ^)
Selamat membaca!
——————
Di aula sekolah, semua menunggu dengan sorak sorak bahagia. Teriakan, seru kebahagiaan, memberi suasana aula menjadi lebih ramai.
Lampu panggung mulai menyoroti penyanyi ketika musik mulai dimainkan. Tepukan meriah terdengar menggema di aula. Sorakan nama terdengar saling bersaut sautan. Senyuman dari pasangan duet ini semakin menggembang, melihat bagaimana antusias nya seluruh siswa atau siswi terhadap nyanyian duet mereka.
Bagaimana mereka tidak antusias, keduanya sering dijuluki 'couple goals' meskipun status mereka tidak jelas, berpacaran atau hanya sekedar sahabat.
Theo sedikit mengulurkan dasi, lalu berdeham untuk menetralisir suaranya. Tangan Theo bergerak mengambil mic. "Sebelum saya menyanyikan sebuah lagu, saya ingin mengucapkan selamat ulang tahun untuk sekolah kita tercinta!" Seru Theo sambil mengamati seluruh penonton.
Mata Theo beralih pada Nara. Mengisyaratkan 'sudah siap?' Dan Nara tau itu lalu mengangguk.
Theo mulai memetik gitar untuk intro lagu yang akan mereka nyanyikan. Sampai pada nadanya, Nara mulai bernyanyi. Pada bait pertama lagu sudah terdengar banyak tepuk tangan dan sorak semangat dari penonton. Selama mereka bernyanyi, banyak sahutan sahutan kebahagiaan serta kesenangan dari penonton.
Mereka berdua membawakan dua lagu, Teman Bahagia —Jaz dan Bernafas Tanpamu —Last child.
Sakit hati penonton, setelah bahagia karena teman bahagia, sekarang justru harus bernafas tanpamu. Ini ide siapa sebenarnya?
Terlihat sangat serasi, hingga salah satu dari penonton di sana merasa sesak didadanya, seperti ada api membara yang membakar hatinya. Siapa lagi kalo bukan, Daffin. Sosok manusia yang mulai jatuh cinta pada Kanara, sosok yang tiga tahun lalu selalu memporak porandakan hatinya.
"Kenapa mereka pake segala tatap tatapan? Nara juga ngapain senyum manis gitu? Sial, dada gue sakit." Gumam Daffin pelan, namun masih bisa didengar oleh orang di sampingnya.
Haikal, anak itu sendari tadi fokus pada Daffin yang kini terlihat kesal. Walaupun wajahnya datar, tapi ia tahu, temannya ini sedang kesal, atau mungkin sedang terbakar api cemburu? Semoga jawabannya, iya.
Haikal mengangguk angguk lalu terkekeh kecil sambil menepuk bahu Joni, di samping kanannya.
"Jon, kira kira kalo Nara sama Theo jadian, mereka bakalan jadi couple goals di sekolah ini, ya gak sih?" Tanya Haikal dengan suaranya yang sedikit ia tinggikan.
Sedangkan Joni menatap bingung dengan pertanyaan Haikal yang tiba tiba. Namun detik berikutnya sadar saat Haikal mengisyaratkan untuk melihat ke arah Daffin.
Joni lantas ikut terkekeh. "Iyalah, sekarang mereka statusnya gak jelas aja banyak yang bilang mereka couple goals banget, gimana nanti kalo beneran jadian? Kalah kayanya gue sama Yasmin."
Teruskan Haikal, Joni. Buat temanmu itu semakin gerah hatinya.
"Aduh, gue jadi ngebayangin mereka jadian." Kata Haikal sambil menatap ke atas langit, seolah olah membayangkan atas ucapannya tadi.
"Udah gitu tadi nyanyi lagu teman bahagia, dari arti lagunya aja udah ketebak, mereka udah saling menemukan tujuan cinta akhir mereka. Fiks, habis ini pasti jadian." Haikal semakin antusias meledek Daffin yang kini dengan kondisi wajah merah, menahan amarah.
"Mereka yang bakal jadian, kenapa gue yang deg deg an? Parah sih, ini kalo Theo nembak Nara pas selesai nyanyi, gila romantis banget pasti." Joni berkata sambil memegang dadanya, seolah menghayati perannya.