O6. Mendadak Dekat

557 95 10
                                    

Kalo ada typo, maafin yaa ^)

Selamat membaca!

——————

Perlahan mata Nara mulai membuka. Mengerjapkan matanya agar bisa menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya bersama keburaman semata.

Tampak samar seorang cowok duduk disamping tempat tidur yang sedang menatap dirinya. "Daffin?" Ucap Nara pelan.

Nara berusaha mendudukan dirinya. "Gak usah duduk dulu, lo rebahan aja. Kepala lo pasti masih pusing." Ucap Daffin lembut.

Nara menatap sendu wajah Daffin, ia bisa melihat kekhawatiran dari sorot matanya. "Lo butuh apa? Minum? Makan? Atau lo butuh Bu Dewi?" Tanya Daffin.

Saat ini hanya mereka berdua yang ada di uks. Haikal dengan yang lainnya kembali ke kelas mengikuti pelajaran, begitu juga dengan Salwa dan Yasmin. Namun Daffin tetap disini menunggu Nara. Selain keinginan sendiri, ini juga perintah dari dokter Dewi.

"Salwa ada nitipin tas kecil gak ke lo?" Tanya Nara dengan nada lemah.

"Ada." Daffin melangkahkan ke meja depan mengambil tas yang Nara inginkan. "Ini." Daffin menunjukkan ke Nara.

"Boleh ambilin obat gak disitu?"

"Obat yang mana, disini isinya vitamin semua." Kata Daffin sambil mengorek ngorek tas kecil Nara.

"Itu yang tempatnya boneka beruang."

"Ini." Daffin kembali menunjukkan ke Nara.

Nara mengangguk lemah. "Lo perlu berapa?" Tanya Daffin.

"Dua." Daffin mengangguk angguk. Lalu menyiapkan minum dan dua kapsul obat.

"Lo biasa minum bubukan atau langsung?"

"Langsung."

"Yaudah sini gue bantu." Daffin membantu Nara untuk duduk serta membantu meminumkan obat.

"Makasih."

Daffin mengangguk. "Lo minum vitamin sebanyak itu?" Tanya Daffin penasaran sambil memasukkan obat ke dalam tas kecil Nara.

"Sebenarnya itu tas obat gue di rumah, jadi punya gue sama bokap gue gabung disitu." Jelas Nara.

Daffin beroh ria. Lalu membantu Nara agar rebahan lagi seperti semula.

Nara sudah membaik. Namun perintah dokter Dewi agar Nara pulang ke rumah dan beristirahat. Sempat meminta Theo agar diantarkan olehnya, tapi Nara merasa tidak enak kepada Daffin yang sudah lama menemaninya di uks. Akhirnya Nara memilih untuk pulang bersama Daffin. Kalo Daffin ikut pulang kan bisa istirahat ia nya.

Dalam perjalanan pulang tidak ada obrolan sama sekali. Mereka semua sibuk, sibuk dengan pikirannya masing masing. Saat melewati warung bakso kesukaan Nara. Reflek Nara menepuk pundak Daffin sehingga membuat cowok itu memberhentikan motornya.

"Kenapa Ra?" Tanya Daffin.

"Ada bakso langganan gue. Mau mampir gak Fin? Gue pengin banget." Lalu, "Tapi kalo lo gak mau, kita balik aja." Ucap Nara.

"Gue belum jawab tapi lo udah nyimpulin jawaban sendiri." Kata Daffin.

"Ehh?" Nara bingung saat motor Daffin belok kearah berlawanan. Ternyata Daffin membawanya ke warung bakso.

"Kita beneran mampir?" Tanya Nara memastikan.

"Udah ada baksonya didepan mata lo, lo masih ngira ini gak beneran?" Menatap Nara seakan tak percaya.

"Iya iya. Makasih, btw udah lama banget gue gak mampir kesini semenjak gue diag—." Nara menggantung kalimatnya. Daffin menunggu kalimat yang Nara potong.

"Lupain, gue suka ngaco."

Tidak ingin ada keheningan, Daffin membuka topik. "Nara."

"Hm." Sahutnya.

"Maaf soal perkataan gue tempo hari ya. Maaf juga udah bikin lo nangis." Ucap Daffin.

"Apasih Fin, masih dibahas aja. Padahal gue udah lupa." Jawab Nara.

"Lo gak benci sama gue?"

"Benci. Sedikit. Segini." Sambil memperlihatkan bulatan kecil menggunakan jarinya.

Daffin terdiam. Menurutnya Nara saat ini menggemaskan, apalagi ketika cewek itu mengunyah bakso. Sehingga bulatan bakso mengembung dipipi Nara. Dan itu terkesan lucu.

Suka? Daffin akan mempertimbangkan jawaban itu. Setelah seminggu dijauhi Nara, hati Daffin gelisah tak menentu. Merindu tanpa arah. Kesal tanpa arti. Jauhnya Nara membuat Daffin ingin selalu dekat. Beruntung ia masih memiliki kesempatan untuk meminta maaf. Semoga saja ia beruntung pula untuk meminta kesempatan kedua, yang kali ini Daffin lah yang berjuang.

"Lo emang udah biasa beli bakso kosongan gitu?" Tanya Daffin membangkitkan lagi topik obrolan mereka.

"Iya. Kata Ayah kalo kosongan itu sehat. Tapi lebih sehat lagi gak usah makan bakso." Jawab Nara.

Daffin terkekeh. "Ayah lo orangnya penjaga kesehatan banget ya." Lalu, "Bentar Ra." Sambil berkata, Daffin menarik lengan hoodie Nara ke atas agar tidak terkena kuah bakso.

"Fuck, nyerangnya love language. Kebangetan lo Fin." Batin Nara berseru.

"Makasih." Ucap Nara baik baik saja meskipun dalam hati memberontak.

Sampai di rumah Nara, Daffin langsung pamitan untuk pulang. Nara mengangguk angguk sambil menunggu motor Daffin pergi dari pandangan matanya.

Hari ini, Nara merasakan kembali hangatnya seorang Daffin Byantara. Tapi, kali ini ia harus menjaga perasaannya. Takut akan kejadian kemarin membawanya ke dalam patah hati yang berlanjut terhadap cinta yang tak kunjung berlayar.

Bawa KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang