Kalo ada typo, maafin yaa ^)
Selamat membaca!
------
Di lapangan upacara, semua orang berdiri rapi dengan tertib. Guru, staff sekolah, dan siswa maupun siswi berkumpul menjadi satu, guna melaksanakan upacara hari ulang tahun sekolah yang ke 57.
Seperti biasa, dengan kepribadian yang rajin Nara datang tepat waktu. Tapi, hari ini mungkin awal kesialannya sebab ia lupa membawa topi.
Nara menatap gelisah ke arah Yasmin. "Yas! gue gak ikut upacara ya."
Yasmin diam menatap Nara. Matanya mulai memerah, dan bibir kecilnya mulai terbuka untuk menyampaikan sesuatu atau bahkan mengomelinya. "Cari topi sana!"
Nara mendengus kesal mendengar satu kalimat yang Yasmin lontarkan. "Iya. Ini mau nyari."
"Gue tunggu disini. Kalo sampai lo berani berani kabur, siap siap aja. Gue kasih kejutan." Ucap Yasmin sambil menyilangkan tangan didada.
Secepat mungkin Nara berlari keluar kelas sebelum sesuatu yang Yasmin embel embelkan sebagai kejutan itu terjadi. Membayangkan saja sudah pasti sangat mengerikan. Langkahnya terhenti di kelas Clara. Dengan pelan ia memanggil ketiga cowok yang sedang duduk santai diatas meja.
"Malik, Tata." Panggilan itu membuat kedua cowok menoleh bersama dengan satu cowok yang tidak cewek itu kenal.
"Oy Ra, kenapa?" Jawab Malik.
"Ada yang bawa topi lebih gak? Mau pinjem, topi gue ketinggalan." Nara mengungkapkan tujuan awalnya datang ke kelas Clara.
"Ada, tapi cuma satu Ra."
"Gue juga." Jawab Malik dan Tata bersautan. Lalu, "Coba dikelas sebelah Ra." Saran Malik.
"Okeh, makasih." Nara kembali melangkahkan kakinya mengarah ke kelas yang Malik sarankan.
"Haikal Haikal." Panggil Nara saat Haikal hendak keluar kelas.
Haikal spontan menoleh, menemukan cewek pujaannya, dulu. "Kenapa Ra?"
"Bawa topi lagi gak? Mau pinjem."
"Cuma satu." Jawab Haikal.
"Yahh. Terus gue harus cari kemana lagi." Ucap Nara pasrah.
Haikal sedikit mengintip ke dalam kelasnya. "Ra, kayanya Daffin punya lebih deh. Coba pinjem aja ke dia."
Nara terlihat terkejut mendengar nama itu. Haruskah? Iya harus, mau bagaimana lagi. "Kal, minta tolong pinjemin dong."
"Gak mau. Yang butuh kan elo, masa gue yang disuruh pinjem." Bantah Haikal. "Udah sana gapapa. Daffin gak gigit kok." Lanjut Haikal diakhiri tawa.
Nara menunduk pasrah. "Yaudah deh."
"Semangat ya cantik." Haikal kemudian pergi meninggalkan Nara di depan kelas.
Nara reflek mengintip ke arah Daffin. Ia menghembuskan nafas pelan sebelum melangkah masuk ke dalam kelas dan menemui cowok yang telah memberantakan isi hatinya sejak dua tahun lalu. Namun kali ini ia merasakan ada yang aneh. Dulu saat akan berbicara dengan Daffin, Nara tidak pernah gugup. Lantas kenapa sekarang ia merasakan gugup setengah mati. Mencoba menenangkan diri, Nara perlahan menghampiri meja Daffin.
"Daffin."
Cowok itu mendongak saat ada yang memanggil. Mata Daffin bertemu dan menatap mata Nara. "Kenapa?"
"Bawa topi lebih gak? Mau pinjem, topi gue ketinggalan." Tanpa basa basi, Nara langsung to the point akan tujuannya. Karena cewek itu tau, Daffin benci basa basi apalagi untuk hal yang tidak penting.