O7. Si Pendengar Cerita

548 86 6
                                    

Kalo ada typo, maafin yaa ^)

Selamat membaca!

——————

Cowok itu membanting jaket hitam miliknya ke atas kasur begitu juga dengan tubuhnya. Hari ini ia menghabiskan banyak waktu untuk latihan basket, belajar dan menjaga Nara di uks. Setelah mengantarkan Nara pulang, Daffin tidak kembali lagi ke sekolah. Sebab, guru piket memberikannya izin untuk pulang lebih awal. Katanya sebagai tanda terimakasih karena sudah menjaga Nara.

Baru saja ia hendak menutup mata, terdengar suara ketukan dari luar pintu kamarnya. Ia segera bangkit, kemudian membuka pintu kamarnya melihat siapa orang yang telah mengganggunya. "Apa sih, ganggu banget." Pekik Daffin kesal pada orang di depannya.

"Anterin gue ke toko buku dong." Pinta cewek itu.

"Ogah!" Sarkas Daffin langsung menutup pintu kamarnya dengan kasar.

"Kalo lo gak mau nganterin gue, gue bakal tunjukkin video lo lagi balapan ke Papi!" Teriak cewek itu.

Daffin membuka pintunya segera. Berjalan tanpa melihat wajahnya. "Cepetan, gue tunggu dibawah. Gak pake lama."

Cewek itu tersenyum senang, kemudian ia bergegas bersiap siap. Tidak terlalu lama, mereka langsung pergi menuju mall. "Lo mau beli apasih?" Tanya Daffin tepat didepan pintu mall.

"Kan tadi gue udah bilang mau beli buku." Jawab cewek itu.

"Gak usah lama lama. Hidup gue bukan cuma buat nemenin lo shopping." Kata Daffin yang masih kesal.

"Iya bang, gue tau. Udah sih gak usah kesel gitu. Yang ikhlas dong nemenin adiknya." Ucap cewek bernama Jihan, adik kandung Daffin.

Mereka lalu jalan berdampingan menyusuri mall. Pada pertengahan jalan, Jihan tampak tak sengaja bertemu dengan mantan pacarnya yang kini jalan bersama selingkuhannya. "Dasaf cowok brengsek. Baru diputusin kemarin, udah langsung jadian aja. Mana sama selingkuhannya yang jelek itu."

Daffin menatap adiknya bingung. "Lo kenapa deh? Ngomong gak jelas banget."

"Tuh bang, mantan gue lagi jalan sama selingkuhannya. Padahal baru kemarin gue putusin." Tunjuk Jihan kearah mantan pacarnya.

"Udah berapa kali abang bilang kan? Dino itu gak baik buat lo." Lalu, "Gak sekali dua kali abang lihat dia ganti ganti cewek mulu kalo balapan. Lo sih gak percayaan sama gue, sakit hati kan?"

"Iya gue minta maaf. Kan disitu gue lagi sayang sayangnya banget sama dia." Jawab Jihan membela diri.

"Udah, yang penting lo udah gak berurusan lagi sama dia. Tenang aja. Selama gue masih hidup, gue gak akan biarin cowok manapun nyakitin lo." Kata Daffin.

"Ishh bisaan banget bikin gue terharu." Sambil memeluk abangnya dari samping.

"Cengeng." 

Lalu, "Udah buruan. Kenapa jadi melow begini?" Seru Daffin.

Jihan terkekeh kecil. "Pelukan abang masih jadi favorit gue setelah Papi."

Daffin menyentil dahi adiknya. "Modus lo pinteran banget." Lalu menariknya ke toko buku.

Selesai memilah milih buku, mereka berdua mampir ke kedai es krim. "Bang." Panggil Jihan.

Bawa KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang