7

26 10 7
                                    

Lo benar-benar cuek ya, sampai tidak mengetahui keberadaan gue_ Arya Agus Wiguna.

♡♡♡♡

"Ruz!" panggil Arya.

"Mm," jawab Fairuz.

"Salsa kok cuek?" tanya Arya yang mampu membuat Fairuz menatap ke arahnya.

"Entahlah." Jawab Fairuz seadanya.

"Emag benar ya, kalau orang pendiam itu karna ada sebabnya?" tanya Arya.

"Siapa bilang?" tanya balik Fairuz.

"Nggak ada sih, tapi gue rasa Salsa kayak gitu mungkin ada masalah yang tidak bisa dia lupakan di kehidupan masa lalu." Ujar Arya.

"Mungkin!" balas Fairuz.

"Lo juga gitu ya?" tanya Arya, tapi bukan tentang Salsa, melainkan tentang Fairuz sahabatnya.

"G." Balas Fairuz ketus dan beranjak pergi.

"Lo mau kemana?" tanya Arya saat melihat Fairuz ingin pergi.

"Dihukum." Ujar Fairuz.

"Bu, saya ikut dihukum." Kata Fairuz ke Bu Indah.

"Kenapa kamu ikut dihukum juga?" tanya Bu Indah binggung.

"Ya elah Bu,itu namanya setia kawan!" jelas Kevin.

"Saya juga Bu," ujar Arya.

Sedangkan Bu Indah yang nampak kebingungan itu pun akhirnya menganggukan kepalanya dan membawa ke-4  murid tersebut untuk melaksanakan hukumannya.

♡♡♡♡

Salsa tampak binggung saat menyadari tatapan Arya tadi. Dia binggung, tatapan seperti apa yang diberikan Arya tadi kepada dirinya.

Sejak bel masuk berbunyi, Salsa tidak fokus dalam pelajaran, bahkan saat dipanggil oleh Viona pun tidak didengarkan olehnya.

"Salsa," panggil guru yang sedang mengajar.

"Salsa," panggil guru tersebut lagi.

"SALSABILA AURORA MAHENDRA." Panggil guru tersebut marah.

"Eh iya pak?" tanya Salsa gelagapan.

"Kamu ngantuk ya? Kenapa dipelajaran saya kamu tidak fokus?" tanya guru tersebut yang diketahui bernama  Pak Wawan guru yang akuntansi.

"Sana kamu pergi ke toilet, cuci muka kamu." Perintah Pak Wawan.

"Baik Pak," balas Salsa dan beranjak pergi untuk pergi ke toilet. Siapa tau saat dia ke toilet pikirannya bisa fokus lagi ke pelajaran.

"Pak, saya juga mau ke toilet," pamit Viona.

"Saya juga Pak." Lanjut Wenda.

"Mau ngapain kalian ke toilet?" tanya Pak Wawan.

"Yah bapak! malah nanya segala lagi. Ya jelas sih kita ada kepentingan tersendiri." Ujar Wenda.

"Ya udah sana cepat." Kata pak Wawan akhirnya.

"Siap Pak." Balas Viona dan Wenda bersamaan sembari memberi hormat.

Viona dan Wenda pergi menyusul Salsa yang sudah pergi terlebih dahulu. Mereka sangat khawatir saat Salsa melamun tadi. Setelah kejadian Minggu lalu, mereka harus menjaga Salsa dengan baik. Mereka akan sangat khawatir jika sahabat tercintanya kenapa-napa.

"Salsa!" panggil Viona berlari kecil untuk menyusul Salsa.

Merasa namanya dipanggil Salsa berhenti sejenak dan menoleh kebelakang.

"Lah kok kalian ikut?" tanya Salsa binggung.

"Yaa, kita mau ke toilet juga." Ujar Viona.

"Kok bisa diwaktu yang bersamaan?" tanya Salsa belum puas dengan jawaban Viona.

"Hehehe, mau ikut Lo juga!" Kekeh Wenda.

"Ke mana? tanya Salsa

"Ya elah, malah banyak nanya segala lagi." Ujar Wenda. "Ayo kita ke toilet!" Lanjut Wenda menarik tangan Salsa dan Viona.

"Pelan-pelan elah! Ngajak ke toilet udah kaya ngajak balap aja." Tutur Salsa. Sedangkan Wenda hanya bisa cengir nggak jelas.

Saat mereka berada di depan toilet, Salsa, Viona dan Wenda kaget saat menyadari ada orang lain di toilet di toilet perempuan.

"Lah kok ...." Ujar Viona terputus. Sedetik kemudian Wenda dan Viona sama-sama tertawa.

"HAHAHAHAHAHAHAHAHA."

♡♡♡♡

YAH GIMANA NIH?

BAGUS NGGAK SIH?

Pasti sudah tau kan siapa yang mereka tertawakan?

Tetap setia ya pembaca Salsa ♥️

Jangan pernah bosan atau sampe meninggalkan cerita Salsa.

Jangan lupa tinggalkan vote dan comennya ya!! Supaya aku semakin semangat nulisnya.


SalsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang