Salsa

16

Perasaan yang sama?_ Salsa Aurora Mahendra.

"Sal!" panggil Viona.

"Mm," jawab Salsa.

"Jangan dingin-dingin amat lah! Ntar nggak ada yang suka sama kamu." Peringat Viona.

"Nggak peduli," ujar Salsa ketus.

"Lo nggak ngerasain perasaan yang sama apa?" tanya Viona kesal.

"Perasaan yang sama?" tanya Salsa balik dan memiringkan kepalanya ke samping.

"Lo nggak lihat apa Arya itu suka sama lo!" ujar Viona.

"Dia sayang sama lo Sal...." Ujar Viona dengan nada lesu.

Salsa tidak mengatakan apapun. Ia hanya mendengarkan apa yang dikatakan oleh Viona kepadanya.

Salsa bukan tidak peka. Dia bahkan sangat peka akan kelakuan Arya terhadap dirinya. Tapi ia takut menjalani sebuah hubungan. Bahkan ia mengalami trauma akan sebuah hubungan.

Padahal bukan dirinya yang mengalami masalah itu, tapi namanya juga ikut terseret di dalamnya.

Entah kenapa, Salsa merasa sangat takut, jika ia sampai menjalani sebuah hubungan.

Bisakah dirinya melawan sebuah kepahitan tentang masa lalu?

Bisakan ia mencintai Arya?

Salsa melamun memikirkan itu semua. Tidak mendengar suara orang yang memanggilnya berulang kali.

"Sal!"

"Yuhui Salsa!"

"SALSA!" teriak Viona membuyarkan lamunan Salsa.

"Ha? Apa?" tanya Salsa kebingungan.

"Sudah lupakan!" ujar Viona.

Salsa hanya mengangguk-anggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Jangan ngelamun lagi!" kata Viona.

"Nggak baik buat otak lo!" nasehat Viona.

"Tau dari mana?" tanya Salsa.

"Tau lah!" ujar Viona cengengesan.

"Wenda mana?" tanya Salsa.

"Di depan," balas Viona.

"Tumben nggak teriak," kata Salsa.

"Hitung sampai-3," perintah Viona. Setelah mendapatkan jawaban dari Salsa, Viona mulai menghitung dari satu.

1...
2...
3...

"SALSA, VIONA."  Teriak Wenda nyaring.

"Gue bilang juga apa!" ujar Viona sembari menutup kedua telinganya menggunakan tangan.

"Gaes, tau nggak?" tanya Viona menghampiri Salsa dan Viona.

"Nggak!" balas Viona tanpa menatap Wenda.