Jennie menarik kasar tangan Lisa, jika gadis jelmaan kucing ini sudah kesal makan ia tak akan memandang orang siapa itu atau siapa dia.Lisa meringis kecil karena perbuatan Jennie yang sedikit membuat terganggu, Jennie menatap tajam Lisa.
"Jawab?!"
Lisa memakai tas ransel putih nya dan handak meninggal Jennie atau lebih tepatnya mengabaikan apa yang Jennie ucapkan pada dirinya.
Hingga satu tetes air mata turun dari pipi Jennie, Lisa menatap Jennie dengan diam karna gadis itu menangis dengan sendiri nya.
"Jawab Lisa.. " Lirih nya
Lisa melihat Jennie semakin deras menangis bahkan hingga terdengar menyedihksn sekali Jennie saat di hadapan Lisa sekarang.
Lisa merogoh Saku Jaketnya dan memberikan Jennie tisu, Jennie terdiam karna Respon Lisa yang—
"Ya! Bego! Gua gak butuh tisu! Gua butuh jawaban Lo!"
Lisa meringis kecil mendengar pekikan Jennie yang melengking di telinga, sebenarnya dia lebih cocok jadi guru matematika dari pada jadi dokter.
Jennie menghapus kasar air matanya, lalu menatap Lisa sejenak dan pergi dari sana karna sudah kesal dengan sikap Lisa.
Jennie tak suka dengan sikap Lisa yang tak menggap dirinya ada padahal jelas jelas dirinya ada di hadapan Lisa. Sama seperti saat di kantin tadi.
Lisa memasukkan kembali tisu nya dan berjalan menuju kedua teman dengan senyum simpul saat teringat ekspresi Jennie.
...
Jennie membaringkan tubuh nya menatap langit-langit kamarnya yang serba berwarna putih.
Tangan Jennie meraba kalung yang berada di leher nya, Lalu mata kucingnya itu melirik boneka beruang di dekat meja belajar nya.
Jennie berdiri dengan fikiran penuh dengan ke ganjalan kalau benar itu Lisa bagaimana dia bisa mengirim ini semua jika jelas jelas dia berada di dalam kelas.
Lalu jika Lisa. Apa yang Lisa suka dari Jennie hingga bisa melakukan hal aneh dan berbeda ini.
"Ahk! Pusing! Kesel! " Jennie menggeram kesal memukul boneka beruang berukuran sedang itu.
"Kakak! Ada apa?!"
Jennie mendengar suara adiknya pun kaget karna ia baru sadar jika pintu kamar masih terbuka.
"E-engga Kok Dek!"
Jennie menghembuskan nafas sejenak laku duduk di pinggir kasur dengan wajah suntuk atau bisa di bilang badmood.
Jennie menggaruk pipi gemoy karna masih kebingungan ia seperti di permainkan karna Jennie harus menuduh Lisa.
...
Lisa melempar bola basket nya ke ringan tinggi di hadapan nya, Lisa hanya di rumah bersama adiknya dan rose. Karna biasanya jika kedua orang tua Lisa sibuk bekerja Rose selalu mampir untuk menemani adik sepupu nya Lia samudera Dewantara.
"Cilla!"
Lisa menengok dan melihat Rose yang hanya mengenai jeans sepahan dan kasih hitam miliknya.
"Kenapa?"
Lisa sibuk dengan bola basket nya, sementara Rose sudah di samping nya dengan senyum aneh.
"Gua nemu ini"
Lisa melihat apa yang Rose tunjukkan pada dirinya, sebuah Kertas dan di sana ada foto Jennie yang sedang tersenyum.
"Kau menyukai Jennie kan.. " Ledek Rose
Lisa langsung merampas paksa hakim milik nya yang di ambil atau di kepoin rose, sebenarnya Rose itu sama menyebalkan seperti dirinya.
"Cieee~ yang diam diam suka Jennie.. " Kan pasti meledek
Lia berdiri di tangga memperhatikan kedua kakaknya yang sibuk sendiri yang satu sibuk meledek dan yang satu sibuk memantulkan bola.
"Jan Lupa PJ! Huuu~"
BUHK!
"Aw! Kamvret lo!" Rose mengusap lengan nya yang di lempar bola.
Ketahuan Jika Lisa itu menyukai Jennie, karna rose tahu betul sifat Lisa yang sudah ia kenal sejak kecil.
Rose bisa melihat Jika ada guratan kecil di wajah Lisa. Bahkan jika Lisa tidak suka ia tak perlu melemparkan bola untuk membuat rose diam. Dan satu lagi untuk apa Lisa menyimpan foto Jennie serta sebuah Puisi di meja belajar.
Rose itu kayak tetangga suka banget kepo ini orang sampek bikin orang nya kesel bukan main, untuk cantik kalau gak udah di pites sama Lisa.
Jika Rose tahu makan satu sekolah pun ikut tahu karna mulut suci milik rose, Lia mendengar nama Jennie di bawa bawa pun keheranan.
"Ngaku deh.. "
Lisa memantul bola mengabaikan Ucapan Rose yang terus memojokkan dirinya tanpa henti, dia harus di sumpah dengan sebuah makanan baru berhenti berbicara.
"Kakak! Kenapa dengan Senior Jennie?"
Lisa menghentikan kegiatannya dan menengok kearah sangat adik yang tengah berdiri disisi Lapangan, Rose menarik smirk untuk membuat Lisa mengeluarkan suara.
"Kakak Lo ini tuh! Suka sa—
"Bisa diem gak!" Lisa membekap mulut Rose hingga wajah nya memerah kehabisan nafas.
"Kak itu Ro—
Lisa melepaskan dengan kasar dan mengambil foto Jennie lalu meninggal kan tempat itu dengan perasaan yang sedang kacau, Rose mengusap mulut dengan kasar.
"Cantik cantik bau terasi.. " Gumam Rose
Lia yang melihat kakak nya pergi pun mengikuti sang kakak yang tengah badmood karna perbuatan Biadap Rose, Lisa menaiki tangga rumah mewahnya hendak pergi menuju kamar nya.
Lia mengejar kakaknya walau sulit karna langkah kaki kakaknya itu lebih besar dari dirinya, Lisa sudah berdiri di depan pintu kamar nya.
"Kakak!"
Lia menghembuskan nafas Sejenak mengatur nafas yang terkenal sengal, Lisa menatap adiknya dengan heran.
"Kenapa?"
"Seben-tar.. Capekhh.. " Lia mengusap keringat nya dengan kasar dan berdiri tegap di hadapan sang kakak.
"Kak Lisa suka sama Kak Jennie?"
Lisa langsung masuk kedalam kamar nya dan menutup rapat meninggal sang adik yang melongo melihat kelakuan laknat sang kakak satu satunya.
"Ya! LALISA!! "
Lisa bersumpah Jika sifat Lia menurun dari sang ibu yang sangat bawel serta suka marah marah tak jelas jika Lisa pulang terlambat, tapi karna Ibu Lisa berada di bandung jadi Lisa hanya tinggal bersama ayahnya disini.
...
Rose duduk di sofa dengan cemilan dan Lia yang belajar di samping nya, ia kini berada di kamar adik sepupunya yang tengah belajar untuk Ujian harian besok.
"Kak.. "
"Hm? "
Rose mengganti cannel TV karna ia masih memiliki rasa heran ke Lisa yang Menyimpan foto Jennie sahabat dekat nya di sekolah maupun di luar.
Lia menghentikan tulisan di buku dan menatap lurus kedepan, sebenarnya fikiinya tak konsen saat ini karna memikirkan Lalisa.
"Apa Kak Lisa benar menyukai Kak Jennie?" Rose menengok.
Rose menggaruk Kepala yang terasa pening karna memikirkan Tentang Lisa serta Jennie yang bertolak belakang, Lia menatap rose yang hanya melamun.
"Kak!"
Rose tersadar dan menatap Lia dengan kesal lalu berucap.
"Kita selidiki besok"
Vote200+
KAMU SEDANG MEMBACA
Supergirl ; JENLISA [GXG]
Fanfictionkisah Jennie Diandra Jane seorang siswi yang sangat terkenal dan pintar ini memiliki sifat dingin cuek serta tegas. Tapi siapa sangka jika dirinya di sukai sang ketua OSIS yang mustahil menyukai diri. Dia ketua OSIS. Cantik pintar Dingin dan sangat...