Jennie menunggu lisa di depan gerbang rumahnya, Ia menunggu kedatangan lisa yang menaiki motor, bahkan sangat ayah Jennie juga sudah menunggu di ruang makan bersama mamahnya.
Jennie melihat Orang mengendarai motor besar berwarna hitam dengan helm full hitamnya, dia berhenti di hadapan jennie lalu membuka helm yang ia kenakan.
Jennie tahu siapa itu, dia lalisa yang sudah dia tunggu sedaru beberapa menit yang lalu, Pak Joni satpam Jennie memarkirkan motor lisa di dalam berdampingan dengan mobil Mewah milik Ayah Jennie, Jennie membawa helm lisa dan menggandeng nya masuk kedalam rumah.
Lisa melepaskan masker dan meminta ijin untuk pergi kekamar mandi karna ingin mencuci tangan terlebih lagi Lisa orang yang sangat benci dengan kotoran.
"Hai! Wah! Cilla sudah besar ya!"
Jennie hanya memerhatikan bagaimana sang ayah yang nampak sudah mengenal lisa cukup lama, bahkan Lisa mengangguk dan menerima pelukan dari Ayah Jennie.
"Kamu tahu Jen? Dia ini anak perempuan yang sebenarnya sudah di jodoh untuk mu.. " Jennie menganga seketika
"Benarkah?kenapa lisa tidak tahu.. " Kikuk Lisa dengan wajahnya yang mulai memerah padam.
"Sudah sudah. Kita makan siang dulu.. "Ujar nyonya Diandra.
Jennie duduk di samping Lisa dengan tenang dan menata makanan di atas piring untuk lisa, mamah Jennie hanya bisa menahan senyum melihat sikap perhatian jennie pada Lisa.
Ini pertama kalinya ia melihat sang Putri bisa se perhatian itu pada orang baru, Lisa termasuk orang baru di kehidupan jennie walapun lisa sudah mengenal jennie sudah lama tapi tidak dengan Jennie.
"Tidak usah pakai udang.. "
Jennie mengangguk dan meletakkan di hadapan Lisa lalu menyendokan untuk diri sendiri.
"Kenapa tidak pakai udang Lisa?" Tanya Ibu Jennie dan berhasil membuat Jennie menengok.
"Lisa memiliki alergi udang sama seperti ibunya.. " Ujar sang ayah Jennie
"Sepertinya kau tahu banyak soal Lisa.. " Ujar Sang istri
"Tentu, karna sejak Lisa kecil Aku sering berkunjung ke rumah nya di bandung.."
Mereka saling mengobrol satu sama lain dan Ayah Jennie banyak menceritakan kejadian dimana Dulu Jennie pernah bertemu dengan lisa saat berusia lima tahun, disana Jennie lebih tua setahun dari lisa dan lisa hanya anak anak yang masih sangat menggemaskan.
...
Lisa mengganti pakaian nya dengan trening milik Jennie, Kini dirinya tengah bermain golf bersama ayah Jennie di belakang halaman rumah Jennie.
Jennie hanta duduk dengan bosan dan sesekali memainkan ponsel Lisa yang sengaja Lisa berikan pada Jennie, gadis bermata sipit itu hanya bisa menatap lisa dari jarak jauh dan sesekali memfoto Lisa untuk di simpan di dalam ponsel nya.
Tak lama Mamah Jennie datang membawa tiga gelas jus jeruk segar yang di dalamnya di letakan beberapa es batu, Jennie tersenyum kecil.
"Kamu gak panas disini?" Ujar sang mamah
"Enggak kok, sambil nungguin lisa.. " Jelas Jennie dan di angguki sang mamah.
"Lisa Kemarilah! Minum jus segar ini!"
Lisa menengok dan tersenyum lalu menghampiri jennie serta ibu Jennie, Jennie menarik lisa untuk duduk di samping nya ia tak perduli dengan bau tubuh lisa karna keringat.
"Loh? Jennie lisa kan bau.. Kenapa gak peluk papah aja?"
"Papah lebih bau!~"
"Dasar anak durhaka.." Kesal Sang ayah Jennie
Mereka sedikit mengobrol kecil dengan Lisa yang terus di tempelin Oleh Jennie, Jennie sangat lengket bahkab melebihi lem China dan Korea. Sebenarnya jika di lihat lihat sikap Jennie itu berubah semenjak bersama Lisa sekarang ini.
Lisa membuka ponsel nya karna Sebuah suara atau bisa di bilang panggilan masuk, tertera nama Lia sang adik kecilnya disana.
Jennie menyarankan untuk mengangkat nya terlebih dahulu siapa tahu itu penting, dan Lisa memberi jarak pada keluarga Jennie lalu mengangkat panggilan masuk pada Ponsel nya.
-
Jennie memeluk erat pinggang Lisa, kini dirinya sedang berada di atas motor besar Milik Lisa, Jennie tidak pernah menyangka jika Lisa menggemari motor motor besar seperti ini terlebih lagi dia seorang perempuan.
Jennie mengusap kecil perut Lisa, Dirinya sengaja ikut karna perintah sang ibu, Lisa sedang dalam kondisi buruk pasal nya ibu lisa yang berada di bandung di larikan kerumah sakit serta Harus di bawa ke Jakarta karna alat nya lebih memadai di jakarta serta lebih dekat dengan sanak saudara.
Beberapa menit berlalu, Kini mereka berdua sudah sampai di parkir an rumah sakit dan Jennie turun lalu berniat membuka helm.
Lisa melepaskan helm lalu menatap Jennie yang sepertinya kesulitan, pantas karna Jennie tidak pernah nama nya menaiki Motor apalagi harus memakai helm karna dia terbilang anak elit yang selalu pulang pergi menaiki mobil.
"Terimakasih.. " Jennie setelah lisa membantu nya membuka helm.
Mereka berdua berjalan menuju ruang rawat yang sudah di beri tahu Lia letak dah posisinya, Jennie bisa melihat betapa sayang nya Lisa pada sang ibu.
Walapun bertahun-tahun mereka jarang bertemu karna ibu lisa memilih hidup di bandung bersama sang nenek Lisa yang semakin tua, Lisa ingin bersama ibu tapi dia juga tak bisa meninggalkan Ayahnya sendirian terlebih lagi dia harus menjaga adik kecilnya.
"Kaka—
Lisa langsung masuk kedalam mengabaikan Lia di luar, Jennie menghelakan nafas kecil dan berusaha bersabar dengan sikap lisa yang semena mena.
"Bunda, Kenapa bisa sakit? Pasti makanya gak teratur? Terus-terus buat apa Uang Papah Kirim ka—
"Diamlah Lisa!" Kesal sang ibu menutup rapat bibir tebal lisa dengan tangan nya.
Jennie masuk kedalam bersama Lia, Jennie bersalaman dengan sopan pada ayah lisa dan berjalan kearah Ibu Lisa yang tengah di peluk erat Oleh Sang anak sulung.
"Lisa.. "
Lisa menggeleng keras dan tetap memeluk bunda kesayangan nya, karna dirinya jarang bertemu dan hanya bertukar kabar lewat ponsel tetap saja bagi Lisa itu tidak menyenangkan.
Jennie hanya tersenyum dan mengerti lalu berdiri di samping Lia memerhatikan sikap Lisa yang super manja pada sang bunda, Bahkan Rose yang sudah terduduk di sofa dengan makanan kesukaan nya pun hanya masa bodo seperti nya mereka sudah terbiasa dengan sikap manja Lisa pada sang bunda tapi bagi Jennie ini benar-benar super Lucu.
"Apa Lisa suka seperti itu?" Bisiknya pada Rose.
"Hum, kau tahu kadang-kadang dia mengambek karna Tidak mendapat kecup dari bunda nya.." Bisik Rose
Jennie menarik senyum kecil mendengar ucapan Rose, Ia semakin penasaran dengan sosok Lisa yang sebenarnya di depan keluarga nya sendiri.
"Kadang-kadang dia juga se—
"Aw! Sakit cilla kasar!" Ujar Rose karna mendapatkan Timpukan bantal
Jennie menahan tawa melihat pertengkaran Mereka berdua, Dan Jennie sesekali memfoto Moments sekaligus memfoto wajah Lisa yang lebih netral tidak ada kesan dingin Datar nya seorang Pricilla Lalisa Dewantara.
Ting!
Jennie merogoh ponsel nya dan melihat sebuah notifikasi dari watsap nya, seketika senyum terukir di wajah cantik lalu beralih menatap Lisa yang tengah mengusap kecil tangan Bunda nya.
Kau tahu?, Semua ucapan rose itu bohong tapi, semua ucapan tentang diriku mencintai mu itulah kenyataan dan tidak bisa di ubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Supergirl ; JENLISA [GXG]
Fanfickisah Jennie Diandra Jane seorang siswi yang sangat terkenal dan pintar ini memiliki sifat dingin cuek serta tegas. Tapi siapa sangka jika dirinya di sukai sang ketua OSIS yang mustahil menyukai diri. Dia ketua OSIS. Cantik pintar Dingin dan sangat...