13. Salah Paham

795 68 4
                                    

13. Salah Paham

"Dasar gak bener. Berani-beraninya dia nyiram aku!"

"Heh. Gue yang kena, bukan lo!"

Tentu saja, siapa yang ingin pacarnya tersiram? Sedari tadipun ia hanya diam memperhatikan gerak-gerik Maura jika melakukan hal di luar batas pada kekasihnya.

Reynaldi benar-benar jengah. Gadis itu, selalu mengoceh tidak jelas.

"Sama aja, dia itu gak bener!"

"Diem!"

Anggia mendengus kesal lalu memberikan baju ganti yang dibawakan Aldo tadi. Rey menerimanya lalu masuk kedalam toilet.

Tak lama kemudian, Reynaldi pun keluar dengan baju yang terganti tadi di lengannya.

"Maaf ya."

Reynaldi melirik dengan anggukan.

"Gara-gara aku kakak kayak gini. Untung ada baju ganti."

"Maura salah, bukan lo."

Anggia terkekeh geli. "Boleh aku ambil?"

Reynaldi melirik arah yang dituju. "Buat?"

"Aku, nanti aku cuci terus aku balikin. Mau?"

Dia menggeleng. "Gak usah, gue bisa."

"Tapi kamu gak bisa meluk baju sendiri."

Reynaldi menatap gadis itu dengan kekehan. Diberikannya baju yang sedari tadi berada di lengan.

"Aku balikin nanti, kalo ingat."

"Gak usah, gue bisa beli."

"Kalo gitu, buat aku."

"Lo cewek."

Anggia berdecak. "Bukan buat dipakai."

"Terus, buat apa?"

"Kenang-kenangan kalo aku tiba-tiba kangen."

Reynaldi tertawa--Anggia suka itu.

Ia menunduk, menjajarkan dirinya dan sang gadis. Menatap lekat dengan jarak yang tidak dekat dan tidak jauh.

Anggia melotot, matanya segera menangkap arah lain. "Kak?"

Degupan itu, lagi dan lagi hadir.

"Liat gue."

Anggia menahan nafas, ditatapnya lelaki yang sedari tadi menatapnya.

Sialnya, dia tersenyum.

"Gak bosen manis terus?"

***

Reynaldi sedang berada di taman sambil membaca buku sendirian. Pikirannya sudah diambil alih oleh Anggia. Senyumnya dan tingkah saltingnya terbayang-bayang dipikirannya.

Bahkan saat membaca pun membuat Reynaldi tidak tenang memikirkan itu.

"Rey sayangg!"

Teriakan itu berhasil membuat Reynaldi terkejut, matanya tersorot tajam pada sumber suara.

Sialan. Reynaldi berdecak, ia kembali membaca buku dengan harapan tidak terganggu.

Gadis itu--Maura segera menduduki diri seraya memeluk lengan Reynaldi dengan manja. Kepalanya disender pada bahu lelaki tersebut.

"Aku kangen, banget. Kamu juga, kan?"

Reynaldi mendengus. Ia tak bersuara, melainkan berusaha melepaskan dirinya dari gadis itu. Sebelum dikeluarkan tenaga kasarnya.

Truth Or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang