22. Gone

590 67 13
                                    

22. Gone


Mereka sama sama mengalihkan pandangan, lalu mencoba bersikap biasa saja. Namun, dalam pikiran yang sama.

"Sanggup lo?" tanya Disya tiba-tiba.

Anggia mengerutkan keningnya, lalu menatap Disya heran. "Hah?"

"Sanggup lo, diem-dieman sama dia?" tanya Disya sinis.

Anggia diam. Detik berikutnya dia tersenyum tipis. "Buruan ke kelas, gue lupa ngerjain tugas." Anggia mengalihkan pandangan nya dari Disya, lalu menatap lurus.

Disya berdecak, tau jika cewek ini sedang mengalihkan percakapannya, bahkan mustahil bagi Anggia untuk menjauh dari Reynaldi, apalagi melupakannya.

"Gue denger-denger, Anggia putus sama Rey!"

Anggia dkk dapat mendengar gibahan para cewek-cewek yang tidak jauh dari mereka, dan sepertinya diantara mereka tidak ada yang menyadari keberadaan Anggia.

"Iya, gue tau! Jadi kita punya kesempatan emas buat dapetin diaaa!"

"Nggak semudah itu, lagian, katanya setelah putus dari Gia, dia deket sama Maura, soalnya, ada yang liat kalau semalem Rey jalan berduaan sama Maura!" ujar salah satu temannya.

"Hah? Seriusan lo? Gila sih, orang ganteng bebas."

Anggia merasa kuping nya serasa panas, badannya juga tiba-tiba menjadi aneh. Dia pun menggelang pelan, lalu dengan cepat berjalan kekelasnnya, meninggalkan Andra, Disya dan Elisa. Mereka yang melihat itu pun langsung mengikuti Anggia.

***

Anggia diam sembari memainkan pulpennya, matanya memanas. Pikirannya sangat-sangat kacau, kenapa hanya karna mencintai seseorang, ia sampai seperti ini? Ini bukan dirinya, Anggia tipe cewek yang tidak cenggeng meskipun sedikit manja.

Andra, Disya dan Elisa yang baru saja datang langsung menghampiri Anggia.

"Lo kenapa duluan sih? Pakai cepet lagi jalannya!" kesal Elisa.

"Tau lo, bikin orang khawatir aja!" lanjut Disya.

"Lo kenapa?" tanya Andra lembut.

"Nggak papa, sorry ya gue soalnya pengen cepet-cepet masuk kelas, nggak tau kenapa."

Andra yang tau situasi berucap, "Yaudah, kalau gitu, gue pergi dulu ya, jaga diri lo," ucap Andra dan hanya dibalas anggukan oleh Anggia. Ia pun pergi dari kelas Anggia.

"Masih mikirin Rey?" tanya Elisa. Namun, tak direspon oleh Anggia.

"Ayolah Gia, mending lo minta kejelasan sama dia!" kesal Elisa.

Anggia diam sesaat. "Kejelasan?"

"Gue emang kesel banget sama dia, setelah tau kalau lo cuman diterima hanya karna something. Bahkan gue nggak mau lo deket bahkan kenal sama dia, cuman gue penasaran dan heran, kenapa, waktu itu gue denger kalau Rey mau ngasih penjelasan sama lo?"

"Nah iya, itu sih yang gue penasaran, jadi, dari pada hubungan kalian makin lama malah makin hancur, mending selesain sekarang, siapa tau yang lo liat salah? Atau pun yang lo liat itu benar, yang penting lo harus tau, apa maksud dari perkataan Rey," ucap Disya.

Anggia diam, ia memikirkan perkataan Disya dan Elisa. Ada benarnya, namun, apakah dia sanggup bertemu cowok itu?

Disya dan Elisa duduk di kursi mereka masing-masing, sedangkan Anggia masih saja diam dengan pikirannya. Namun, tiba-tiba saja Rian datang dengan antusias, sambil membawa kotak bekal.

Truth Or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang