07. Niko

1.1K 122 20
                                    

07. Niko

Mereka syok apa yang terjadi, sedangkan Anggia masih dalam pingsannya. Reynaldi hanya melihat mereka sembari geleng-geleng, reaksi yang sangat lebay pikir Reynaldi.

"Ya ampun, gue gak nyangka!"

"Omg hello, lo udah nodai mata gue!"

"Jiwa jomblo gue meronta-ronta!"

Seperti itulah ucapan histeris mereka setelah hal itu terjadi.

"Kan gue nggak jadi dicium." Aldo berucap cemberut, membuat dirinya menjadi santapan tajam nya tatapan teman-temannya.

Anggia sudah tepat berada di atas kasur, di karenakan Reynaldi yang memindahkan. Hingga beberapa menit telah berlalu, gadis itu terbangun, pertanyaan pertama yang ia lontarkan adalah di mana keberadaannya saat ini.

"Di alam kubur, selamat dosa anda banyak," jawab Aldo dengan semangat.

Pletakk!!

Derren tanpa segan langsung menjitak kepala Aldo, cowok itu hanya membalasnya dengan tatapan tajam. "Sakit tau, kalau gue nggak ganteng lagi gimana!" kesal Aldo.

"Operasi," sahut Derren santai.

Aldo ingin membalas, namun ucapannya terhenti saat Anggia mendudukkan dirinya. Anggia memegang kedua pipinya dengan heran. "Gue ngerasa habis dicium."

Elisa dan Disya langsung menepuk jidat mereka, sedangkan yang lain menatap Anggia tak percaya. Berbeda dengan orang yang melakukan hal ini, dia hanya sibuk dengan ponselnya, sesekali melirik ke arah mereka.

"Kesekian kalinya, ini bukan mimpi Juleha!"

"Serius lo? Bukannya mimpi?"

"Lo ga mimpi jubaedahh!" geram Disya.

"Tau, karena lo berdua otak gue yang suci ini sudah tergantikan dengan kekotoran," sinis Aldo.

"Serius? Timpukk guee!" teriak Anggia dengan senang.

Bugh!

Anggia langsung meringis kesakitan saat mendapat pukulan berupa bantal dari Aldo. "Itukan cuman ... aduh, apa sih namanya!" kesal Anggia mencari kata-kata yang pas. "Aiss, tau ah, lo nggak ada bedanya sama sikutu kupret Rian!" Tangan Anggia meraih satu bantal, lalu memukulnya pada Aldo, tanpa ampun.

"Sakittt maimunah." Anggia langsung menjulurkan lidah.

Hingga sebuah perkelahian pun dimulai. Mereka yang melihat itu hanya geleng-geleng melihat dua orang absurd bertemu.

"Jelek rupa, yuhu!"

Sebuah teriakan berhasil menghentikan pertengkaran keduanya dan menimbulkan banyak pertanyaan. Mereka menatap Anggia dengan tatapan penuh tanya.

"Lo punya bapak angkat?" tanya Aldo ngaco. Lantas, katanya sang Ayah dari Anggia tengah berpergian akibat pekerjaan.

Anggia memutar bola matanya malas. "Gak!"

Derren nampak berfikir, suara itu tedengar tidak asing. "Kayak kenal sama suaranya."

"He is my brother," ucap Anggia sombong. "Bangko."

Truth Or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang