06. Together

1.1K 120 26
                                    

06. TOGETHER

Reynaldi semakin mengenal Anggia, bergitu pun sebaliknya. Mereka banyak membicarakan banyak hal meskipun terlebih Anggia yang paling antusias. Dia tidak seperti tadi, dia saat ini sudah sangat bersemangat, hal itu lantas membuat Reynaldi ikut senang.

Anggia menceritakan banyak hal pada Reynaldi. Sedangkan cowok itu hanya beberapa kali merespon tetapi menjadi pendengar dengan baik.

Hari ini bahkan mereka sudah menghabiskan banyak hal bersama. Makan-makanan yang dibuat Ibu Anggia bersama, bermain bersama, menceritakan banyak hal bersama. Mereka saling mengenal satu sama lain.

Anggia memandang Reynaldi dengan senyuman yang tak pernah memudar dari wajah itu. "Makasih ya kak, dan maaf udah ngerepotin."

"Udah berapa kali lo bilang makasih? Basi."

Anggia terkekeh. Ia langsung salah tingkah ketika Reynaldi terus saja menatapnya. Lantas membuat Reynaldi terkekeh pelan melihat tingkah lucu gadis itu.

Namun, disaat mereka tengah asik-asiknya. Tiba-tiba saja pintu kamar Anggia diketuk dengan sangat keras. Padahal siapapun yang mau masuk tinggal masuk saja, dikarenakan ia tak mengunci atau menutup pintu kamarnya sama sekali.

"Merusak suasana," gumam Anggia.

Pastinya itu adalah teman-teman mereka. Anggia yang kesal langsung meneriaki mereka. "BERISIK BANGET SIH, DIBUKA BIASA AJA BISA KAN?"

"Buset dah, itu mulut atau mercon sih?" tanya Aldo sambil menatap sinis Anggia.

"Ya maap. Mentang-mentang sedang bermesraan, sampai-sampai nggak mau diganggu," sindir Derren yang membuat pipi Anggia merona bergitu saja.

Mata Derren dan Aldo lantas berbinar saat melihat banyak makanan tergeletak bergitu saja di kamar Anggia, dan banyak minuman yang terdapat pada sebuah kulkas kecil yang lucu di kamar itu.

"Ahhh. Sprite emang nyegerin," ucap Darren layaknya iklan yang ada di tv.

"Aduhh, tenggorokan gue kering nih." Aldo berdehem, dengan harapan terdapat satu makhluk yang peka.

"Ngode segala lo, noh ambil di kulkas kecil, itu," balas Disya sambil menunjuk kulkas yang terletak pada sebelah meja kecil Anggia.

Aldo yang melihat itu lantas berbinar-binar, ia langsung menuju kulkas simini itu. "Behh, ada anak kulkas!" Tanpa banyak basa basi, ia pun membuka kulkas mini itu, lalu mengambil sebotol Coca cola.

Ditengah menikmati nikmatnya air dingin, Aldo pun melirik keduanya heran. "Kalian ngapain berduaan di kamar?" tanya Aldo yang menatap curiga mereka berdua. "Atau jangan-jangan—"

Anggia melotot. "Otak lo kotor banget ya. Kak Rey cuman nemenin gue doang." Anggia menatap sinis Aldo.

Mereka lantas takjub dengan suara dari Anggia. Sangat mengelegar, hal itu lantas membuat mereka semua tertawa, dan pastinya Reynaldi hanya diam dengan ekspresi wajahnya yang datar itu.

Elisa nampak berfikir, lalu sebuah ide sepintas bergitu saja di otaknya. "Gimana, kalau kita main bareng?"

Mereka terlihat senang dengan ide itu, lalu mengangguk-nganguk setuju dengan usulan Elisa. "Tapi, main apaan?" tanya Disya.

"Truth Or Dare!" teriak Elisa dengan semamgat.

Anggia yang tadi nya tengah bermain ponsel pun seketika langsung terdiam mendengar kalimat Truth Or Dare. Mungkin dia syok dengan kejadian waktu itu. Meskipun dengan itu dia bisa dekat dengan Reynaldi--pujaan hatinya. Tetapi, dia tetaplah malu dan itu membuat namanya benar-benar buruk di mata orang lain.

Truth Or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang