08. Jealous?

1K 119 22
                                    

08. Jealous?

Pagi hari yang cerah, orang orang bahagia dengan pagi, tapi untuk saat ini tidak dengan Anggia. Dia nampak kesal karena Niko hanya mengantarnya setengah jalan, walaupun tidak terlalu jauh, tetapi tetap saja hal itu membuat mood Anggia rusak.

"Dasar! Punya abwang nggak ada akhlak, bisa-bisannya dia ninggalin gue cuman gara-gara gue nyembunyiin kolor doraemonnya!"

"Pengen gue bejek-bejek tuh anak, terus gue buang ke sungai!"

"Abang nggak tau diri!"

"Hai."

Suara itu berhasil membuat langkah Anggia terhenti. Ia segera mencari arah sumber suara, hingga akhirnya dia menemukan seorang cowok tengah berada di hadapannya. "Eh, kak ... Peetra?"

Cowok itu adalah Peetra Prakasa. Cowok ganteng dengan otak yang berisi kecerdasan.

"Lo ngapain di sini?"

"Kak Peetra ngapain?"

"Gue nggak sengaja lewat daerah ini, terus ngeliat lo, gimana kalau lo sama gue aja, dari pada jalan sendirian, ntar kenapa-napa," saran Peetra to the poin dengan senyumannya yang merekah.

Boleh juga nih, dari pada gue buang-buang duit. Kan enak bisa beli album walaupun nicil, hehe, kesempatan bagus. Anggia membatin kegirangan. Mana nyai sama nurul malak, lagi.

"Tawaran diterima, ayooo." Tanpa malu, Anggia nyelonong masuk ke mobil Peetra. Membuat sang pemilik hanya tertawa kecil.

***

Keduanya keluar setelah sampai diparkiran. Sedangkan semua yang ada di sana hanya terpelonggo dengan mereka. Jangan kan mereka, sang kekasih--Reynaldi beserta dua cirit yang baru datang pun ikut terkejut melihat kejadian itu.

Lantas, dari yang beredar. Anggia, berpacaran dengan seorang Reynaldi, lalu ada apa dengan dirinya dan Peetra?

"Beh, ternyata bener yang dikatakan orang-orang, kalau selimut tetangga itu ada!"

"Kalah gercepp lo, makannya jangan cuek-cuek!" lanjut Derren memanas-manasi.

Reynaldi hanya memasang wajah yang terlihat tidak peduli.

Dia tidak menghiraukan perkataan teman-temannya sama sekali. Tanpa berfikir panjang ia langsung berjalan menuju Anggia dan Peetra.

Derren dan Aldo deg-degan dengan apa yang dilakukan Reynaldi, jangankan keduanya, semua yang melihat kejadian itupun ikut deg-degan. Entah apa yang akan dilakukan Reynaldi.

Melihat sang kekasih, bersama lelaki lain.

Itupun, jika dia benar-benar menyukai gadis itu.

Anggia tersenyum. "Makasih, kak."

"Iya, mau gue anter?"

"Bol—" Ucapan Anggia terpotong saat sebuah tangan memegang tangannya secara tiba-tiba. Anggia menoleh, terkejut ketika sang pelaku Islam orang tak terduga. "Kak Rey?"

"Sama gue." Lagi dan lagi, tanpa menunggu jawaban Anggia, dia langsung menarik Anggia menjauh dari sana.

Jangan tanya reaksi mereka yang menyaksikan kejadian tersebut. Mereka sangat terkejut akan prilaku Reynaldi yang terbilang frontal.

Namun tak sedikit yang kecewa. Dengan harapan ada kejadian baku hantam antara keduanya, bahkan ada yang telah siap menjadi wasit. Sayangnya, keinginan tidak tertuntaskan.

Sungguh kejadian langka. Reynaldi membawa Anggia ke kelas tanpa mengatakan sepatah katapun, sedangkan Anggia sedari tadi senyum-senyum sendiri layaknya orang gila.

Truth Or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang