16. Marah

702 72 13
                                    

"Happy Reading"


16-Marah

Malam telah tiba. Anggia dkk dan Reynaldi dkk saat ini berada di supermarket karena ingin membeli cemilan untuk malam ini. Reynaldi sebenarnya malas, namun dipaksa, ya mau gimana lagi.

Anggia sedang bersama Reynaldi ditempat banyaknya berbagai snack tertata rapi diatas dan dibawah. Anggia tengah sibuk mengambil snack, sedangkan Reynaldi hanya bermain ponsel, sesekali melirik gadis itu.

Anggia sedang sulit mengambil snack kesukaannya diatas. Dia terus saja mencoba mengambil, namun sulit. Pandangannya beralih pada Reynaldi.

"Kak Rey," panggilnya manja.

Reynaldi pun menoleh kearah sumber suara. "Hm." Ia hanya berdehem sembari mengangkat satu alisnya.

"Ambilin itu dong diatas!" pintanya sambil menunjuk atas, tempat dimana snack yang ia sukai.

Reynaldi tak menjawab, ia langsung memasukan ponselnya disaku, lalu mengambilkan snack yang Anggia tunjukan, setelah itu dia memberijannya kepada Anggia. Anggia tersenyum senang melihat itu.

"Makasih Kak!" Reynaldi hanya membalas dengan senyuman tipis.

Mereka pun ingin melangkah pergi, namun berhenti saat empat cewek datang dengan antusias. Mereka memandang takjub saat melihat wajah tampan Reynaldi.

"Wahh! Lo pasti Rey kan? Cowok ganteng yang pernah kesekolahan gue buat tanding basket itu kan? Dan lo juga cowok yang terkenal disetiap sekolah itu bukan?" tanya cewek yang bernama Lisa. Reynaldi hanya diam dengan gaya cool nya.

"Pasti iyaa, ini ya ampun cool banget!" teriak temannya bernama Angel.

"Gilaksih! Gue liat difoto aja ganteng ternyata aslinya nauzubillah gantengnya pake banget!" teriak temannya bernama Dea.

"Jadi cowok gue aja yukk!" teriak temannya lagi yang bernama Rena sembari memegang lengan Reynaldi.

Anggia yang memandang mereka dengan tak senang, ia pun menepis tangan Dea. "Jangan pegang-pegang cowok gue!" ketusnya lalu memegang lengan Reynaldi yang dipegang Dea.

"Dih! Lo cewek nya?" tanya Lisa. "Kasian banget sih Rey dapet cewek jelek kayak lo!" ketusnya. Sebenarnya Anggia itu cantik namun mereka gengsi jika mengatakan itu, lagian kan mereka fans nya Reynaldi, sudah pastinya mereka akan menghujat pacar Reynaldi, secantik apapun itu?

Anggia melotot saat cewek itu mengatakan itu. "Enak aja lo! Jaga mulut lo setan!" ketus Anggia yang sedang memeluk lengan Reynaldi. Sedangkan Reynaldi hanya memandang perdebatan absurd mereka degan datar. Dalam hatinya ia senang karna Anggia nampak cemburu.

"Eh nenek lampir, mending lo jauhin Rey deh, lo itu nggak cocok sama dia!" ketus Angel.

"Bener tu, lo itu nggak selevel sama Rey, mending sadar diri aja Deh!" ketus Rena.

Anggia membulatkan matanya, lalu membuat Reynaldi mundur, dia pun berdiri di depan Reynaldi. Ia menatap sengit cewek-cewek genit itu.

"MULUT LO BELUM PERNAH DIKASIH CABE YA! NGGAK PERNAH DIJAGA TU MULUT! PEDES AMAT! RASANYA KAYAK ODADING MANG OLEH! ANJING BANGET!" teriak Anggia yang sudah hilang kesabaran.

"Dih, dasar nenek sihir!" ketus mereka.

Anggia menatap mereka dengan menantang, lalu berjalan perlahan. "Apa lo! Apa lo! Ngajak gue gelud?" tanya Anggia dengan nada meninggi.

Ia menendang-nendang dan memukul-mukul cewek-cewek itu dengan geram. Reynaldi lantas langsung menghentikannya. Reynaldi memberi kode mereka untuk pergi, mereka pun pergi dari sana dengan mengumpati Anggia.

Truth Or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang