Chapter 1.

4.6K 396 118
                                    

Pria berusia 29 tahun itu menatap ke arah jendela yang menyuguhkan pemandangan indah kota. Ia merasa frustrasi dengan pekerjaannya yang banyak di H-Hospital. Bahkan ia hampir melupakan putri semata wayangnya, setelah semenit telat menjemput Byulbi dari TK, kejadian ini malah semakin membuat dirinya khawatir, apakah ia akan gila? Bagaimana nasib anaknya nanti?

Ya, ia akan gila karena memikirkan pasien dan anaknya. Hwang Hyunjin, duda beranak satu itu selalu ingin memprioritaskan putrinya di banding hal lain. Namun, kali ini ia tidak bisa karena banyak nyawa yang harus ia selamatkan.

Status hot duda yang menempel pada dirinya tidak membuat popularitasnya menurun, malah hal itu semakin membuat para wanita menggilainya, karena di anggap sudah berpengalaman dan bisa mengurus keluarga lebih baik.

Setelah puas berfikir, atensinya beralih setelah Yang Ayen—rekan kerjanya—masuk ke ruangannya tanpa izin, dengan nafas ngos-ngosan Ayen berkata tegas, "eh bibir! Cepat ke IGD sekarang!"

Hyunjin dengan sigap segera memakai jas dokternya lalu berjalan cepat ke arah ruang IGD bersama Ayen. Lampu ruang IGD di nyalakan bertanda pemeriksaan tengah berlangsung. Hyunjin segera memakai sarung tangan, masker serta pelengkapan lainnya untuk menangani pasien.

Saat Hyunjin ingin memeriksa, dirinya tercengang setelah melihat siapa yang tengah terbaring tak sadarkan diri di hadapannya, ia yakin tak salah mengenal walaupun wanita di hadapannya kini jauh berbeda dengan wanita 5 tahun lalu yang Hyunjin temui.

Atensi Hyunjin teralih setelah Kim Liran—sang perawat—mengelap keringat yang membanjiri pelipis Hyunjin. Seketika dirinya tersadar, nyawa pasiennya bisa dalam bahaya hanya karena ia teledor dengan membayangkan hal masa lalu yang tak mungkin kembali.

"Nafas 18 kali/menit, denyut jantung 80 kali/menit, suhu tubuh 36°C, tekanan darah normal," gumam Hyunjin setelah memeriksa kondisi pasien. "Tidak ada yang serius, pasien hanya pingsan. Berikan kapas basah, kompres es, handuk hangat, dan salep." Titah Hyunjin setelah melihat lebam di kening pasien.

Para tim yang mendengarnya menghembuskan nafas lega, kalau sampai terjadi apa-apa, mereka yakin rumah sakit ini akan di tuntut. Karena pasien yang mereka tangani bukan sembarang pasien, kamarnya bahkan VVIP.

Dengan telaten Hyunjin menangani lebam yang ada di kening pasien. Setelah selesai Hyunjin segera keluar dari IGD. "Pindahkan pasien ke ruangan VVIP." Titahnya lalu berjalan meninggalkan IGD menuju kantornya.

Yoon Yeji. Nama itu terus mengusik pikiran dan hati Hyunjin, jantung Hyunjin berdebar, otak dan hatinya kacau. Bagaimana ia bisa bertemu dengan Yeji yang sudah meninggal 5 tahun lalu?!

Matanya memanas, wajah pasien itu amat mirip dengan Yeji. Rasa sedih bercampur dengan penyesalan menghantui Hyunjin. 5 tahun lalu adalah cobaan terberat yang harus di lalui Hyunjin, ia melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya sekaligus mendapat harta paling berharga, putri kecilnya Byulbi.

Mungkin iya, Byulbi adalah buah perbuatan jahat Hyunjin, namun itu 5 tahun lalu. Kini Hyunjin menganggap Byulbi adalah sesuatu yang paling berharga dan tak tergantikan, ia tidak pernah menganggap Byulbi sebagai kesalahan.

"PAPAAA!"

"PAPAAA!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Doctor Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang