Bagian 19

12.8K 1.4K 45
                                    

26

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

26.08.2020

Jinan menatap nyalang ke arah luar dari balik kaca jendela mobil. Kepalanya saat ini masih sibuk mencerna semua penjelasan dari ibu Ambar yang membuat dia berpikir jika kebetulan itu memang ada. Orang yang selama ini menjadi sahabat beda usianya itu ternyata tidak lain adalah ibu dari laki-laki yang sempat memberi banyak warna di akhir masa SMA nya.

"Padahal dulu cuma iseng nulis see you in the next love story ... Tapi kenyataannya memang ketemu lagi di kisah yang lain." Gumam Jinan sambil menghela napasnya.

"Ji, kamu marah sama Tante, ya?" Tanya ibu Ambar karena sudah terlalu lama membiarkan Jinan hanyut dalam pikirannya sendiri.

"Nggak marah, Tante. Jiji cuma kaget ... Nggak nyangka Tante itu ibunya Kaif." Celetuk Jinan.

"Padahal dulu kata Kaif nama ibunya itu Jihan." Gumam Jinan.

Namun sesaat setelah itu dia malah menepuk keningnya sendiri.

"Jihan Ambarwati." Gumamnya lagi.

Kepalanya terlalu lama menangkap kemungkinan yang ada. Dia sampai tidak sadar jika kedekatan Kaif dan ibu Ambar karena mereka adalah anak dan ibu.

"Kamu pasti syok berat. Aku juga gitu kok pas liat mama aku ada di rumah kamu dan kamu sambut dengan girang."

Jinan mendengus kesal mendengar suara Kaif yang baru saja berceletuk sambil mengendarai mobil.

"Terus kenapa harus pura-pura nggak kenal?" Cecar Jinan.

"Kan ceritanya aku syok, mana sempat jelasin apa-apa. Lebih lagi kamu sama mama cerita tentang calon suami dengan santainya begitu. Gimana aku nggak tambah syok." Sanggah Kaif.

"Kaku banget, sih. Itu 'kan cuma bercanda."

Kaif mengulum senyumnya. "Tapi aku udah seriusin." Tandasnya.

"Bodo amat." Gerutu Jinan.

Ibu Ambar mengulas sebuah senyumannya. Tidak masalah melihat mereka berdua berselisih seperti saat ini, yang terpenting adalah mereka menjadi lebih dekat dan Kaif bisa mulai lepas dari rasa sesal yang membuat kacau pikirannya selama ini.

"Ma, nanti siapin semua keperluan, ya. Kita datang ngelamar Jinan ke rumahnya."

Sontak saja Jinan menjerit kesal kepada Kaif. Seandainya Kaif sedang tidak berada dalam kondisi sedang mengemudi, mungkin Jinan akan senang hati menjambak rambut Kaif yang di tata rapi itu.

"Kamu bilang mau jadi menantu mama aku. Berarti kamu harus nikah sama aku dulu baru bisa jadi menantu mama."

Jinan menggelengkan kepalanya.

"Nggak mau sama kamu. Trauma aku."

Celetukan Jinan tersebut berhasil membuat wajah Kaif memerah. Ibu Ambar yang duduk di samping Kaif juga ikut terkejut dengan ucapan Jinan.

See You In The Next Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang