Bagian 30

14.2K 1.3K 19
                                    

21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

21.10.2020

Saat hidup tak lagi satu atap dengan orangtua, maka rindu yang kadang sering terbesit di hati kerap datang tanpa disadari. Apalagi jika telah memiliki rumah tangga sendiri, rindu akan suasana rumah pasti akan datang dengan tanpa disadari.

Tampaknya, Jinan yang baru berumah tangga kurang dari sebulan ini, sudah rindu akan kebersamaan dengan keluarganya seperti dulu. Maka, di akhir pekan ini dia meminta pada Kaif agar mereka bisa menginap semalam saja di rumahnya.

"Nanti pada ngumpul semua, Mai?" Tanya Kaif sambil mengancingkan pakaiannya.

Jinan yang sedang menepuk bedak di wajahnya mengangguk dengan senyum sumringah. "Aku paksa semua buat datang." Cengirnya.

Kaif tertawa kecil sambil mengacak pelan kepala Jinan yang belum memakai jilbab.

"Rindu banget, ya?" Tanyanya lagi.

Jinan kembali mengangguk.

***

Sesampainya di kediaman keluarga Jinan, mereka langsung disambut oleh kedua orang tua Jinan yang menanti anak dan menantunya di depan pintu. Dengan langkah riang Jinan langsung menghamburkan dirinya kedalam dekapan orang tuanya. Dia dengan sepuas mungkin memeluk ibu dan ayahnya tersebut.

"Ya ampun. Heboh banget sih anak gadis yang satu ini. Udah, sana masuk. Nanti lagi peluk-pelukannya." Celetuk Iman yang muncul dari balik pintu.

Jinan berdecak kesal ke arah Iman. Namun, meski begitu dia tetap menyalami kakak lelakinya yang sedari dulu memang menjadi titik kekesalannya saat berada di rumah.

Mereka menikmati makan siang dengan hikmat dan hangat. Semua hidangan yang tersaji merupakan kegemaran Jinan, hingga wanita itu melahapnya sampai habis.

"Kamu lagi isi, Ji?" Celetuk Mirza.

Jinan dan Kaif menatap Mirza dengan kening mengerut. Lalu setelah itu Kaif menoleh ke arah Jinan yang sedang mematung disampingnya.

"Kamu hamil?" Tanya Kaif dengan wajah mulai bersinar.

Bukannya menjawab, Jinan malah balik menoleh ke arah Kaif. "Masa?" Katanya.

Ibu Jinan yang tadi sempat tersentak senang kini hanya bisa terkekeh melihat reaksi anak dan menantunya.

"Kamu itu, Za. Nebaknya lihat situasi dong. Itu Jiji sama Kaif sambil bingung." Ucap ibu.

Mirza terkekeh pelan. "Habisnya, Mirza liat nafsu makan Jiji tinggi begitu, Bu. Mirip banget kayak pas Ines hamil Zaya."

Ibu Jinan hanya menggeleng geli. Sementara Jinan dan Kaif saling menatap tanpa tau harus menjawab apa. Karena nafsu makan Jinan terlihat sangat bagus karena hidangan yang ada di depannya merupakan masakan kesukaannya.

Selepas menikmati makan siang, Jinan dan Kaif masuk ke dalam kamar milik Jinan. Jinan yang mulai gerah melepas jilbabnya dengan sembarangan dan melemparkannya ke atas kasur. Rambutnya yang digelung kini terlihat berantakan hingga membuat Kaif gemas untuk merapikannya.

See You In The Next Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang