09.07.2020
Tangan dari seorang wanita paruh baya yang menggenggam spidol itu terus saja bergerak membuat sebuah kata yang pada akhirnya harus bisa dijawab oleh para pemuda dan gadis yang mengenakan seragam putih abu abu di ruangan ini.
"Seperti biasa... Sebelum ibu masuk ke materi kita hari ini, alangkah baiknya kalau diantara kalian sudah ada yang tau dengan salah satu pengertian dari materinya." Ujar guru yang bernama Sarah tersebut.
Lalu tidak perlu menunggu lama, gerutuan dari bibir-bibir para pemuda pemudi itu memenuhi ruang kelas. Memang tidak semuanya, karena tiga peraih nilai terbesar cukup tenang mengamati sekitar. Mereka hanya sedang berbaik hati untuk membagi sedikit nilai penunjang bagi mereka yang membutuhkan.
"Dan, alangkah baiknya kalau hari ini bukan Jinan, Susi atau Heri lagi yang bersuara." Lanjutnya.
Kemudian suara gaduh pun terdengar nyaring seolah mereka telah kehilangan penolong. Pada akhirnya, nilai tambahan di materi kali ini pun hangus begitu saja.
"Baiklah, kalian sepertinya sudah merasa mempunyai nilai yang cukup baik sehingga tidak mau nilai tambahan dari saya, ya?" Sindir sang guru dengan gaya elegannya.
"Tidak masalah..." Lanjutnya lalu duduk di kursi. "Sekarang, siapa diantara tiga besar kita yang mau membantu ibu untuk memberitahu apa pengertian dari kata yang ada di papan tulis?"
Jinan tidak bergeming. Dia hanya menunggu dua orang lainnya untuk menjawab. Namun saat dia fokus ke arah bukunya, dia merasa jika suasana berubah cukup hening hingga dia memilih untuk mengalihkan fokusnya ke depan. Dan apa yang dia dapatkan? Semua mata tertuju pada dirinya. Apa artinya dari itu semua? Tentu saja, sudah pasti dia yang harus menjawabnya.
Lihatkan? Menjadi yang terbaik bukan hanya sekedar menikmati rasa bangga, tetapi juga harus memikul beberapa beban hingga rasa bangga itu tetap bisa bertahan.
Jinan menghela napasnya lalu berdiri dari tempat duduk untuk menjawab pengertian dari kata yang ada di papan tulis di depannya.
"Feromagnetik itu adalah benda-benda yang dapat ditarik dengan kuat oleh magnet." Jawabnya dengan singkat.
Suasana di kelas sejenak menjadi hening.
"Cuma segitu aja? Singkat bener." Celetuk salah satu murid.
Ibu sarah mengulum senyumnya. "Contohnya apa, ya, Ji?" Tanyanya.
"Besi, bu." Jawab Jinan tanpa perlu pikir panjang.
Kemudian terdengar suara beberapa murid yang mengatakan jika jawaban itu sangat mudah. Mereka juga terdengar kesal dengan pertanyaan ibu Sarah kali ini, karena menurut mereka itu terlalu mudah.
"Sudah! Kalau kalian hanya bisa menggerutu saja, tempat kalian akan tetap berada pada titik yang sama seperti ini. Mereka yang maju akan terus maju, dan kalian yang hanya bisa menggerutu akan tertinggal oleh waktu." Tutur ibu Sarah yang membuat kelas menjadi senyap.
KAMU SEDANG MEMBACA
See You In The Next Love Story
Romansa(END) Dia ada, bersembunyi dibalik celah yang menatap penuh damba pada sosok tampan di depan sana. Tanpa mampu berkata, dia hanya diam bersembunyi di balik rasa suka yang membara. Dia ingin, namun sadar bahwa dia tidak akan mampu. Namun saat rasa me...