43

2K 222 11
                                    

Nk masih di sana sampai mobil van yang membawa Yoongi san Seokjin melintas di sampingnya. Nk menatap Yoongi yang kebetulan duduk di dekat jendela, perlahan kaca mobil naik memberi sekat Nk menatap wajah pria yang enggan kembali menatapnya.

Yoongi terlalu muak dengan Nk.

***

Menghela nafas, Nk memejamkan kedua mata, membiarkan buliran air mata yang sedari tadi ia tahan jatuh meluncur dengan derasnya.

Meremas dada kirinya saat sesak itu kembali menerjang. Siapa yang tidak sesak saat orang yang masih sangat kau cintai mengatakan hal demikian dengan tatapan muak dan senyuman sinis. Lelaki yang dulu sering tersenyum manis padamu bahkan tak segan bertingkah menggemaskan agar mendapat perhatianmu ... dulu, ya dulu sekali sebelum Nk memutuskan meninggalkan pria itu tanpa kejelasaan.

Nk berjongkok, meredam isak tangisnya yang pilu. Tak memperdulikan tatapan orang-orang yang tengah berlalu lalang di kiri kanannya.

"Maafkan aku." Lirihnya kembali saat sekelebat wajah Yoongi kembali muncul. Isakkannya tiba-tiba terhenti saat melihat sepasang sepatu putih berada di depannya, masih dengan sesegukan perlahan kepala Nk terangkat, menengadah menatap siapa pemilik kaki ini.

"Oppa." Suara Nk bergetar, air mata kembali jatuh saat menatap wajah Jimin yang tengah menatapnya.

"Bangunlah!" Lalu menarik pelan lengan Nk agar gadis itu berhenti berjongkok dan menjadi tontonan warga sekitar.

_____________________

Keduanya saat ini sudah berada di taman, hanya duduk di bangku taman tanpa melakukan apa pun. Jimin masih menunggu Nk untuk menyudahi sesegukannya yang sedari tadi belum usai.

Sebenarnya saat itu Jimin berinisiatif menyusul Yoongi dan Seokjin karena ia pikir Yoongi dan Seokjin akan kerepotan membawa cemilan dan minuman untuk mereka. Jimin tak tahu jika tak lama ia keluar dari hotel Seokjin menghubungi Myung Jae sang-manager. Jimin pikir Myung Jae masih ada urusan saat itu makanya ia memilih untuk berjalan kaki saja ke mini market.

Jimin melihat dan mendengar interaksi ketiganya dari jauh, bagaimana Seokjin meminta agar Yoongi dan Nk membicarakan masalah mereka hingga kelar, bagaimana diamnya Nk dan bagaimana reaksi Yoongi yang Jimin yakini mood pria itu sangat berantakan.

Jimin membenarkan letak tudung hoodie maroonnya, lalu menoleh saat tak mendengar sesegukan Nk lagi. Sudah lelah sepertinya.

"Aku yang bertanya atau kamu yang langsung menjelaskan?"

Nk menoleh, menatap Jimin dengan dahi berkerut.

"Aku yakin kamu mengerti maksudku, Nk," tukas Jimin, menatap Nk dengan mimik serius. Hey, ini bukan waktunya bergurau.

Menghembuskan nafas, Nk kembali menatap lurus ke depan pada bunga-bunga yang terlihat samar karena pencahayan di taman tidak terlalu terang.

"Yoongi sepertinya kesal .... " celetuk Nk akhirnya. "Dia terlihat muak denganku. Dia,-"

"Dia belum bisa menerimanya," sela Jimin, ia melakukan hal yang sama. Mentap lurus pada bunga-bunga. "Kamu tahu, menghilangnya kamu berefek apa pada Yoongi hyung? Yoongi hyung sangat ingin melupakanmu, dia bahkan berencana menjual rumahnya karena terlalu muak dengan kenangan kalian, walau semua tahu Yoongi hyung masih menginginkanmu kembali. Pria itu belum bisa move on."

Nk menggeleng keras menampik tegas terkaan Jimin. Jimin salah! Orang-orang yang beranggapan Yoongi masih menginginkannya salah! Tidakkah mereka melihat bagaimana dinginnya seorang Min Yoongi kini, terlalu mustahil jika pria itu masih menginginkan Nk yang tidak tahu diri ini agar kembali kepelukan pria itu.

Are You Sasaeng? ||MYG|| [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang