48

2K 235 14
                                    

Konser terakhir yang di penuhi derai air mata, gelak tawa, semuanya campur aduk dalam satu malam.

***

Bandung, Indonesia.

Tatapan gadis itu masih kosong semenjak pemakaman bibi beserta anak di dalam kandungan dan sang paman diselenggarakan tiga hari yang lalu. Nk mogok makan dan bicara, ia hanya merespon orang-orang yang bertanya dengan dehaman saja. Kantung mata jelas terlihat di wajah pucatnya, masih tak percaya dengan apa yang menimpa dirinya saat ini, terlalu berat, membuat Nk ingin menyerah saja.

Keluarga Min dan keluarga Fahrul tengah mendiskusikan bagaimana baiknya Nk kedepannya nanti. Keluarga Fahrul bersedia mengurus Nk hingga gadis itu menemukan pendamping di kemudian hari, sedangkan keluarga Min juga bersedia mengurus Nk dan membawa gadis malang itu ke Daegu bersama mereka. Orang tua Nk sudah lepas tangan, mereka berdua tak pernah kembali bak di telan bumi setelah menitipkan Nk pada sang nenek dan bibinya beberapa tahun silam.

"Imo!"

Balita menggemaskan itu menatap Nk lucu, jemari mungilnya merayap lalu memainkan jemari-jemari kurus Nk.

Hyeyon yang baru kembali dari kamar kecil langsung berlari menghampiri Go Eun yang semakin merapatkan badannya ke arah Nk, bahkan Go Eun mulai merangkak dan duduk di pangkuan Nk, Nk menunduk menatap putri Hyeyon dan Geumjae itu dengan senyum samar. Go Eun terkikik lalu tanpa aba-aba memeluk Nk, balita itu seakan tahu bagaimana rapuhnya Nk saat ini.

"Go Eun, jangan ganggu bibi," tegur Hyeyon.

Sebelum Hyeyon mengangkat Go Eun dari pangkuannya, Nk berucap, "Tidak apa-apa, Onnie. Biarkan saja!" sembari mengusap lembut surai hitam Go Eun.

Seutas senyum terpatri di wajah Hyeyon, akhirnya Nk kembali berbicara, sungguh melihat bagaimana kondisi Nk saat ini sangat menyakiti hati Hyeyon, bagaimana bisa gadis seperti Nk menerima cobaan seberat ini.

Duduk di sebelah Nk, Hyeyon mengusap surai gadis bergaun hitam itu sayang, lalu menyenderkan kepala Nk pada pundaknya. "Jangan dipendam sendiri, hmm... kamu tidak sendiri, Onnie bersamamu, Go Eun bersamamu bahkan ayah, ibu dan Geumjae juga bersamamu."

Nk mengangguk, tangis Nk kembali pecah di pundak Hyeyon, membasahi baju wanita berkebangsaan Korea Selatan itu. Hyeyon mengusap lengan Nk menenangkan. "Ayah mengajukan untuk membawamu ke Daegu, apa kamu keberatan?" tanya Hyeyon tiba-tiba.

Menegakkan badan dengan mata sembabnya Nk menatap Hyeyon bingung. "Tuan Min akan membawaku ke Daegu?"

Mengangguk pelan sebelah tangan Hyeyon terulur menghapus jejak air mata di pipi tirus Nk. "Berhenti menangis, ayo temui ayah dan ibu," ajaknya. Awalnya Nk menolak. Namun, jika dipikir-pikir Nk juga harus memastikan apakah perkataan Hyeyon tadi benar adanya.

Nk dan Hyeyon yang tengah menggendong Go Eun menghampiri keluarga Min dan Fahrul yang masih asik mengobrol di ruang tamu. Ngomong-ngomong mereka saat ini berada di rumah keluarga Fahrul. Karena rumah Nk yang ada di Bandung sudah di jual saat mereka memutuskan menetap di Jakarta.

"Duduklah." Uluran tangan dari Yunhee langsung mendapat sambutan dari Nk, gadis itu lalu duduk di samping ibu Yoongi yang langsung merangkulnya. "Jadi begini Nk ... maaf jika kami dengan lancangnya sudah merencanakan masa depanmu, maksud Bibi dengan siapa kamu tinggal ke depannya nanti. Semua ada di tangan kamu, kamu memilih tinggal bersama keluarga Bu Ani atau dengan Ibu?"

Nk menoleh, menatap sayu Yunhee. "Ibu?" tanyanya parau.

Yunhee mengangguk, mengelus pipi Nk. "Heum. Ibu, aku Ibumu, ayah Yoongi adalah ayahmu, kakak Yoongi adalah kakakmu. Kamu sudah menjadi bagian keluarga Min saat kamu memiliki hubungan dengan putra bungsu kami."

Are You Sasaeng? ||MYG|| [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang