54

2.2K 243 52
                                    

"Hyung, sabar-sabar." Namjoon menepuk bahu kekar Seokjin menenangkan.

"Hyungmu itu, Joon, benar-benar menjengkelkan!" gerutu Seokjin.

***

Nk kembali ke ruang santai, nampak jelas dari wajahnya jika gadis itu tengah kebingungan. K emana yang lain? Apa ia terlalu lama di kamar mandi tadi sehingga yang lain sudah pulang. Menengadah, Nk menatap jam dinding yang menempel di tembok ruangan tersebut. Baru pukul satu siang, kenapa mereka buru-buru pulang bahkan tidak pamit padanya.

Ingin menghubungi salah satu dari mereka. Akan tetapi, Nk tidak memiliki ponsel.

"Bahkan tidak ada bekas apa pun di meja dan lantai, apa beberapa menit yang lalu aku bermimpi?" Nk jadi bingung sendiri. "Mereka tidak benar-benar datang kemari, yah? Ahh, sebaiknya aku cari Yoongi." Bergegas menuju ruang Genius Lab. Karena sebelumnya, sebelum ke ruang santai Nk sudah membuka kamar Yoongi dan tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana.

Yoongi memutar kursi kebesarannya saat pintu ruangan Genius Lab tiba-tiba di buka. Wajahnya langsung datar saat mengetahui siapa si pelaku. Kembali, Yoongi memutar kursinya.

"Kamu tidak mengganti sandinya ternyata, bagusla." Dengan pongah Nk menarik kursi dan duduk di samping Yoongi. "Ungie, apa aku bermimpi?" Saat tidak mendapat jawaban dari lawan bicaranya, Nk kembali berucap, "Apa anak-anak kemari sebelumnya? Jika iya kenapa sudah pergi? Ini baru jam satu. Jawab aku!" desak Nk, karena Yoongi terus mendiaminya.

"Pergilah!"

Nk mendengkus. "Jawaban, Min Yoongi, bukannya usiran yang kuinginkan. Juga, berhenti merokok!" desisnya, lalu meraih putung rokok di tangan Yoongi yang kini tinggal sedikit. Mematikan rokok di asbak. Ya, sedari tadi Yoongi fokus dengan komputer dan rokok di tangannya.

"Kupikir kamu sudah berhenti merokok, ternyata masih sama saja. Berhenti merokok dan menggigit kukumu, eoh?"

"Kamu tidak bermimpi, mereka memang kemari tadi, tapi sudah pulang. Sudah kujawab, jadi keluarlah. Aku mohon." Tersenyum paksa.

"Tidak mau. Aku akan menemanimu sampai pekerjaan kamu selesai." Begitulah Nk, jika Yoongi berkata A maka Nk akan menjawab B.

"Sebentar lagi selesai, pergilah." Memasang headphone untuk mendengarkan musik.

"Ini untuk TXT?"

"HUG," sahut Yoongi cepat.

"HUG? Baru dengar," gumam Nk pelan, mengangkat bahu acuh. Nk, menaruh kepalanya di atas meja, mengahadap Yoongi yang nampak serius.

Jadi mengingatkan Nk saat ia dan Yoongi berada di sini saat mengerjakan lagu Dechwita dulu.

"Kamu sangat menyukai kopi, jangan terlalu sering, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Tidak baik mengonsumsi kafein terlalu banyak."

Memastikan musiknya sudah bagus, Yoongi melepas headphone lalu menoleh ke arah. "Berhenti mengoceh, aku lapar. Masak sana!"

"Ayey captain! Mau makan apa?"

Yoongi tampak berpikir. "Emm ... ada shin ramyun di lemari. Masak itu saja."

"Di mengerti!"

______________________

Nk memasak tiga bungkus shin ramyun dan menaruh panci berwarna emas itu di tengah-tengah meja saat ramyun sudah matang. Yoongi datang, membantu Nk menyiapkan mangkok dan cangkir.

"Makanlah, sebelum ramyunnya lembek." Lalu duduk di kursi bersebrangan dengan Yoongi. "Selamat makan!"

Hanya terdengar suara slurp saat ini, mereka menikmati makan siang kali ini. Namun, tak lama Yoongi berucap, "Tidak memasak daging?"

Are You Sasaeng? ||MYG|| [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang