33

2.2K 255 4
                                    

"Kalau begitu buat dirimu pantas."

Tangis Nk pecah saat Yoongi melangkah melewatinya begitu saja. Yoongi pasti benar-benar kecewa dengan sikapnya. Harusnya ia mengerti Yoongi bukan hanya Yoongi saja yang mengerti dirinya.

Hanya kata maaf yang bisa Nk lontarkan saat ini walau Yoongi tak mendengarnya.

***

Nk berdiri cukup lama di depan pintu kamar Yoongi. Ia gamang untuk menyentuh gagang pintu tersebut, bagaimana jika Yoongi mengunci pintunya dari dalam. Menyeka kasar air mata yang sedari tadi tak henti mengalir, sebelah tangan Nk terulur pada gagang pintu dan menekannya dan sedikit mendorongnya hingga pintu kamar tersebut terbuka.

Yoongi tidak menguncinya.

Perlahan Nk memasuki kamar, tak lupa menutup pintu terlebih dahulu. Walau dalam keadaan kurang akan pencahayaan netra Nk dapat menangkap sosok yang sepertinya sudah terlelap di atas kasur.

Dengan hati-hati Nk menaiki ranjang dan berbaring tepat di samping Yoongi, posisi Nk yang tengah berbaring menyamping ke arah Yoongi memudahkan Nk untuk menatap wajah Yoongi.

"Yoongi-ah, maaf." Entah sudah keberapa kali kalimat ini Nk lontarkan baik di hadapan Yoongi maupun tidak. Air mata kembali mengalir, sesak sekali rasanya diacuhkan Yoongi seperti ini. Entah kenapa Nk yakin kalau pria ini belum terlelap. "Di luar sangat dingin, aku... aku kedinginan," aku Nk, berharap Yoongi akan membuka mata dan menyuruh dirinya untuk mendekat, memeluk tubuh hangat pria itu. Namun, nihil, Yoongi masih pada posisinya, Nk kembali terisak buru-buru ia menutup mulutnya menggunakan kedua tangan lantas berbalik memunggungi Yoongi.

Nk meringkuk kedinginan walau selimut tebal sudah membungkus tubuh mungilnya. Tiba-tiba Nk merasakan kasur yang tengah ia baringi sedikit bergerak hingga hawa hangat menyelimuti punggungnya.

Yoongi tengah memeluknya.

Kali ini Nk membiarkan isak tangisnya memenuhi kamar, dengan cepat ia berbalik dan memeluk tubuh Yoongi erat. Demi Tuhan, walau Yoongi tengah kesal, tetapi pria ini masih perduli padanya. Di mana ia bisa menemukan pria seperti Yoongi di belahan dunia lain?

"Jangan marah, maafkan aku." Dengan tangis yang semakin menjadi dan pelukan yang semakin mengerat. Tidak ada sahutan dari Yoongi, hanya saja Nk dapat merasakan elusan pada kepalanya hingga tak lama tangis gadis itu mereda dan terlelap.

___________________________

Sinar matahari menerobos dari sela-sela gorden kamar, membuat Nk mau tak mau membuka kedua kelopak matanya yang masih terasa berat. Nk menoleh ke arah samping, Yoongi sudah tidak ada di sana bahkan saat sebelah tangan Nk terulur menyentuh kasur tempat Yoongi berbaring tadi malam terasa sangat dingin dan hampa.

Dengan mata sembab karena terlalu banyak menangis tadi malam Nk melangkah menuju kamar mandi, tak ada Yoongi di sana. Walau malas Nk tetap memasuki kamar mandi untuk membersihkan badan.

**

"Ahjumma!" panggil Nk saat melihat sosok Kwon ahjumma yang sepertinya bersiap-siap untuk kembali ke rumahnya. Jam berapa memangnya, kenapa jam segini Kwon ahjumma sudah mau pulang, salahkan Nk yang tidak sempat melihat jam tadi.

"Sudah bangun," sahut Kwon ahjumma yang selalu menampilkan senyuman bersahaja pada siapa pun itu. Kwon ahjumma yang tadinya mau pulang berbalik melangkah menuju kekasih tuannya yang masih bergeming di undakan tangga terakhir. "Ahjumma sudah menyiapkan sarapan di meja, kenapa bangun terlambat? Omo, ada apa dengan matamu?" Beginilah kalau sudah mode kepo-nya on, Kwon ahjumma akan terus bertanya. Tidak mendapat respon dari Nk, kembali Kwon ahjumma berujar, "Yoongi tidak membiarkan ahjumma untuk membangunkan kamu tadi. Apa kalian bertengkar?"

Are You Sasaeng? ||MYG|| [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang