Jennie tersenyum menatap wajah damai adik bungsunya itu yang terlelap di hadapannya.
Bodoh— ani. Entahlah kata apa yang tepat untuk mengumpati dirinya yang telah menelantarkan Lisa sekian lamanya.
Membiarkan gadis itu tumbuh tanpa rasa kasih sayang keluarga sampai sebesar ini "Mianhae... Lisa~ya. Jeongmal mianhae"
Mata bulat gadis itu terbuka perlahan membalas tatapan mata Jennie dengan sayu "Berhenti minta maaf, kau mengganggu ku"
Jennie terkekeh dengan tangan yang bergerak mengusap lembut surai blonde adik bungsunya itu "Bagaimana jika jalan-jalan pagi bersama ku?"
•
•
•
•
"Eoh, kalian sudah bangun?"
Jennie dan Lisa menoleh pada Rosé yang melangkah mendekati mereka "Kalian ingin kemana?"
"Hanya jalan-jalan pagi" gadis berpipi chubby itu mengangguk paham.
"Kau ingin ikut?" Tanya Lisa yang membuat senyum mekar itu muncul di wajah Rosé.
"Aniyeo. Kalian saja, aku ada beberapa urusan. Sampai ketumu di meja makan"
Rosé melangkah pergi kembali ke kamarnya begitu juga dengan Jennie dan Lisa yang melangkah keluar mansion.
"Pelan-pelan saja. Jika terasa sakit langsung bilang pada ku, mengerti?"
Lisa hanya mengangguk sebagai jawaban. Bungsu Cheon itu melangkah perlahan dengan Jennie yang memapahnya penuh perhatian.
"Apa terasa sakit?" Tanya Jennie saat menangkap salah satu tangan Lisa yang bergerak memegangi perutnya.
"Tidak. Hanya sedikit nyeri"
"Bagaimana jika kita masuk lagi saja, aku—"
Kalimat Jennie terhenti saat tangan kurus Lisa menggenggamnya dengan penuh ke hangatan.
"Tidak apa. Hanya sedikit nyeri" Jennie mengangguk mengerti dan kembali melanjutkan langkahnya.
"Apa kau pernah terluka seperti ini?"
Lisa menoleh pada Jennie yang tiba-tiba saja bertanya "Tidak. Baru ini"
"Aku ingin menanyakan sesuatu pada mu" Lisa mengangguk mempersilahkan Jennie.
"Aku pernah tak sengaja melihat luka pada leher mu. Bolehkah aku tahu... apa penyebabnya?" Langkah kaki Lisa terhenti sesaat setelah pertanyaan itu terlontar.
"Itu... aku tak tahu. Saat aku beranjak dewasa aku baru menyadarinya"
Jennie memicingkan matanya. Meneliti kebohongan yang terlihat jelas tercetak di kedua mata Lisa yang tak berhenti bergerak.
"Ayo kita masuk, perut ku semakin nyeri" Jennie tersadar dan segera membawa Lisa kembali kendalam mansion.
•
•
•
•
Setelah menyelesaikan sarapannya, gadis berponi itu kembali ke kamarnya. Pergi menuju walk in closet dan menatap pantulan dirinya setelah menanggali sweater hitamnya.
"Bolehkah aku tahu... tentang luka pada leher mu?"
Mata bulatnya bergerak menatap dua bekas luka dengan sebuah perban ternodai darah yang terdapat pada tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me ✔
FanfictionJalan takdir itu tidak pernah bisa di tebak. Ada kalanya dimana roda kehidupan berputar, membalik sesuatu yang semula hanya bayangan menjadi sebuah penyesalan.