Lisa menoleh kala sosok Jungkook melangkah masuk menghampirinya "Aku baru saja melihat Rosé"
"Lalu bagaimana?"
"Dokter Kwon bilang kondisinya jauh lebih baik dari pada kemarin malam" pria Jeon itu terduduk di pinggir ranjang Lisa dengan tatapan fokus.
"Kalian memang anak kembar, yah. Ku perhatikan jika salah satunya sakit yang lainnya pasti sakit"
Senyum tipis itu terbentuk di bibir pucat Lisa dengan tulus "Kuatnya batin kami mengalahkan segalanya Jungkook, itu sebabnya banyak orang yang bilang anak kembar itu memiliki satu jiwa-raga yang di bagi dua"
"Menurut ku tidak. Sifat mu banyak yang berbeda dengan Rosé. Salah satunya egois, kau tak memiliki sifat itu"
"Aku pernah memberitahu mu Jungkook. Aku egois, terhadap tubuh ku. Aku hanya memikirkan kebahagiaan ku dan melihat tawa mereka adalah kebahagiaan ku"
Pria bergigi kelinci itu memilih diam. Ia tak bisa melakukan apa pun untuk merubah pemikiran Lisa. Tak bisa memberikan perintah ini dan itu. Yang bisa ia lakukan hanya berusaha menjaga sahabat tersayangnya itu dari rasa sakit.
Berharap bahwa sahabatnya itu akan selalu baik-baik saja. Tapi jika Lisa yang menginginkannya. Ia bisa apa?
****
Langkah kakinya nampak perlahan bergerak menyusuri koridor rumah sakit dengan sosok Lisa yang berada di kursi roda.
"Eonni, apa yang lain sedang menunggu Rosé?"
"Aniyeo, Jisoo eonni ada di ruangan mu. Dia sedang mengerjakan beberapa urusan kantor tadi"
Dan benar saja sesampainya di ruang bercat putih itu, sosok Jisoo langsung menyambutnya dengan senyum "Semuanya berjalan baik? Apa ada yang sakit?"
Lisa mengangkat tangannya, menampilkan tonjolan karena Arterio-Venous Shunt yang tertanam di balik kulit putihnya "Aku muak dengan beda ini. Ingin sekali aku mencabutnya keluar"
"Apa ini menyakiti adik eonni?" Putri sulung Cheon Soo Hyun itu berlutut di hadapan adik bungsunya.
Lisa mengoyangkan kepalanya pelan.
"Selagi kalian ada, ini tak akan terasa apa-apa untuk ku""Aigoo adik eonni yang cantik ini pintar sekali menggombal"
Lisa terkekeh kala Jisoo memberikannya sebuah kecupan singkat pada bibirnya. Tak sadar jika saudarinya yang lain kini menatapnya dengan tajam.
"Ya! Bibir itu hanya untuk ku, kau tidak boleh menciumnya lagi di situ!"
Jisoo mendongak membalas tatapan tajam Jennie dengan wajah jahil "Seperti ini"
Cup~
Dan selanjutnya kedua gadis Cheon itu memulai pertengkarannya. Tak perduli jika adik bungsunya itu tengah menatap keduanya dengan tawa.
•
•
•
•
"Aku akan ke cafeterian kau jaga saja Lisa"
Jennie bangkit dari duduknya dengan wajah dingin "Berhenti merajuk pada ku dan belikan aku sesuatu"
"Kau ingin apa?" Tanya Jennie yang kembali menoleh pada kakaknya itu dengan pasrah.
"Aku ingin—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me ✔
FanfictionJalan takdir itu tidak pernah bisa di tebak. Ada kalanya dimana roda kehidupan berputar, membalik sesuatu yang semula hanya bayangan menjadi sebuah penyesalan.