"Morning~"
Lisa mendongak dari buku di tangannya, menemukan pria berjas putih itu menghampirinya dengan senyum.
"Pagi Seokjin~ssi" pria Kim itu terkekeh pelan pada Jisoo yang memanggilnya dengan formal.
"Cukup Seokjin, aku akan sangat senang jika kau memperlakukan ku dengan santai"
Gadis Cheon itu menganggu pelan "Hasil pemeriksaan mu sudah keluar. Mau ku beri tahu—"
"Nanti saja, setelah aku memanggil orang tua kami. Aku ingin mereka semua tahu hasilnya"
Lisa menoleh pada Jisoo yang tiba-tiba saja berucap tegas "Mulai sekarang tak akan ada lagi yang bisa kau sembunyikan dari kami Lisa. Kita semua harus tau apa yang terjadi pada mu"
"Apa yang terjadi?"
Perhatian itu beralih pada Jungkook yang muncul di ambang pintu "Kau sudah bangun?"
Pria Jeon itu mengangguk pada Seokjin dan melangkah mendekati Lisa "Maaf, tadi malam aku terbawa suasana"
"Tidak apa, aku juga salah pada mu. Maaf kook" Lisa mengulas senyumnya pada Jungkook.
"Kau pulang tadi malam? Aku mencari mu karena Lisa sempat sendirian semalam"
"Aniyeo, dia tidur di ruangan ku. Dia bilang Lisa sedang marah padanya, tapi dia tak mau pulang. Jadi dia tidur di ruangan ku"
"Mianhae, kook~"
"Gwenchana, kau sudah lebih baik?"
Tangan Jisoo terulur menarik Seokjin melangkah keluar meninggalkan kedua remaja itu untuk memiliki waktu.
"Jahitan ku? Eoh, sudah jauh lebih—"
"Aniyeo..." Lisa mengerutkan keningnya bingung menatap Jungkook yang tak berhenti menatapnya.
"Maksud ku perasaan mu. Apa perasaan mu lebih baik? Apa perasaan mu tenang dan bahagia seperti ini?"
Gadia Cheon itu tersenyum tipis dengan anggukan "Maaf jika semenjak aku dekat dengan keluarga ku, kau jadi merasa sepi"
"Aku paham. Melihat mu bahagia sudah cukup bagi ku"
****
"Kenapa membawa ku keluar?"
Seokjin bertanya dengan wajah polosnya "Kau ini polos atau bodoh sih? Berikan mereka waktu untuk memperbaiki hubungan mereka"
"Memperbaiki hubungan? Seperti ini?"
Tubuh Jisoo tersentak saat Seokjin mendorongnya pada dinding "Apa yang kau—"
"Kau lupa dengan ku Soo~ya? Jin mu, pria sipit yang selalu kau hampiri di taman dulu"
Mata Jisoo mengerjap dengan bingung "Bagaimana dengan ini?"
"Ya!" Jisoo memekik keras saat pria Kim itu memberikan kecupan pada keningnya.
"Kau selalu melakukan itu pada ku dulu. Sebelum sahabat mu itu meninggal, kita selalu bertemu di taman. Tapi tak pernah lagi setelah kau menangis kencang dan menggigit tangan ku"
Bayang-bayang kenangan itu terputar di kepala Jisoo "Jin oppa?"
"Nde, kau selalu menangis setiap kali menemui ku dulu. Sekarang kau tumbuh menjadi gadis yang cantik dan tegas, ya?" senyum itu tercetak dengan indah di bibir merah Seokjin.
"Long time no see, Soo~ya"
•
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me ✔
FanfictionJalan takdir itu tidak pernah bisa di tebak. Ada kalanya dimana roda kehidupan berputar, membalik sesuatu yang semula hanya bayangan menjadi sebuah penyesalan.