When He Talks About Her

4.7K 47 1
                                    

P/S : walaupun han sendiri yang created Har but there's something so soothing about har which I don't get it why. Dia tak sempurna pun and through out the story, he didn't change at all. Ke sebab tu buat dia... Irresistible?

Har lontarkan tubuhnya baring tertiarap di sofa panjang Beeto seraya melepaskan lelah yang paling - panjang. Bunyi alunan musik Jazz, Merry Go Around dari filem Studio Ghibli mengisi waktu petangnya.

" Boleh tukar lagu?"

Beeto yang hanya berseluar slack tanpa baju, mengambil alat kawalan dan menekan sesuatu.

" Lagu?"

Har memejamkan matanya rapat cuba mengingatkan kembali lagu yang pernah dia dengar bersama Farhana di Kuala Terengganu. Lagu yang sepadan dengan jiwa kosong yang dia rasakan sekarang.

" On the train ride home."

" On the— here!"

Bunyi petikan gitar akustik dan kemendapan alunan musik yang melontar dari alat pembesar suara membawa Har kembali bersama Farhana di pagoda. Dia rindukan suasana intim begitu bersama Farhana.

" Hmm... Nice song."

" Hana's favorite. Cerita pasal dia di Brooklyn..."

Har masih berbaring dan menoleh memeriksa jemarinya, hanya untuk mengiyakan kewujudan Har Azmeer di dalam jasadnya.

I should be a corpse. A lifeless human.

" Brooklyn... Dia cakap orang sana selfish." Gumam Har.

Bunyi gelas dan sudu saling berdenting menghentikan lamunan Har untuk sejeda. Bunuh diri sajalah... Tak guna pun kau hidup.

" The big apple. C'mon. Wall street booming kot." Balas Beeto semacam Har tak pernah saja berkunjung ke sana.

" Tapi kenapa Brooklyn? Kenapa the fast moving city where people literally screams at you to go buy a watch when you asked them for a time? Or slammed the door at your face when you try to walk in? Kenapa kat sana?"

" Maksudnya?"

" Dia boleh pilih— Malaysia."

" Contoh?"

" Sabah or Sarawak."

Beeto ketawa berdekah - dekah. Apa Har merepek ni?

" Ketawa pulak. Underrated okay."

" Hana tu orang bandar. Lagipun apa yang dia pilih jadi masalah kau ni, kenapa?"

Beeto datang dari dapur membawa dua gelas Vico panas dan menghidangnya di meja kopi. Ubat yang perlu diambil Har disusun kemas di dalam bekas.

Sementelah dia sudah maklum dengan kondisi kesihatan Har, dia banyak membantu Har memastikan lelaki itu terus mengambil ubat tepat pada masanya.

Har mengeluh panjang dan dia diam seketika.

" Kau tahu Beeto, kadang - kadang aku rindu dan sukakan dengan perasaan sedih macam ni..." Gumam Har di antara bantal kecil yang menutup seluruh mukanya.

" Perasaan yang buatkan aku rasa diri aku tak cukup, tak berhak mendapat kebahagian... There's just a weird serenity upon it." Beritahu Har pada Beeto umpama lelaki itu seorang ahli psikologi berbayar.

" Ke sebab aku terlalu fonded dengan perasaan— perasaan tak bahagia?" Har ketawa dalam berat hati. Mukanya tidak ditunjuk pada Beeto.

" Aku takut dan sumpah Beeto, aku menyesal sangat..." Har kini merubah posisi, dan meringkukkan tubuhnya serupa bebola kecil.

Snippets of Dendam Har Azmeer 18SXWhere stories live. Discover now