🍓Halcyon I🍑

2.4K 273 14
                                    

Don't Like, Don't Read!

.

Halcyon I

written by : swwtbubbly
edited by : admin

.

Jaemin x Haechan

BxB, slice of life, mental illness and suicide thought

Total Length : 5171 words

.

Happy Reading

.

🐰🐻

.

"Kamu harusnya jangan kayak mama kamu yang ngga bisa apa-apa itu! Beresin rumah aja ngga bisa, kerjanya seharian cuman keluyuran gak jelas!"

Donghyuck mengacak rambutnya frustasi, hampir saja ingin menjambak surai coklatnya hingga berakhir dengan beberapa helai memenuhi tangannya seperti hari kemarin. Tapi anak laki-laki itu pada akhirnya hanya mendecak sebal, mendengus dengan kasar. Sembari satu tangannya sibuk mengikat tali sepatu, tangan lainnya pun ikut sibuk mencari topinya di dalam tas—oh jangan tanya bagaimana ia mendapat kemampuan seperti itu.

Sedang papanya yang sejak tadi hanya terus mengoceh akhirnya mulai merasa jengkel karena diabaikan, berakhir dengan membentak Donghyuck yang mulai hilang kesabaran.

"Donghyuck, kamu dengerin papa ngomong gak?! Mama ka—"

"Argh, terserah!" Donghyuck balas berseru kencang, mengerang dengan kesal, sedikitnya berhasil membuat papanya tersentak di tempat.

"Selalu aja, setiap hari, setiap detik. Papa samain semua kelakuan aku kayak mama, mama inilah mama itulah. Papa pernah mikir gak sih? Aku aja ngga pernah ketemu Mama! Gimana aku bisa tahu semua kelakuan dia, kebiasaan dia!"

Ruangan luas itu lenggang sejenak, hanya terdengar suara napas yang memburu. Donghyuck yang sadar mengatupkan bibirnya, memejamkan mata sesaat sebelum akhirnya memilih untuk berjalan pergi keluar rumah, membanting pintu dengan kencang. Mengabaikan topinya yang belum ia temukan, mengabaikan satu tali sepatunya yang belum terikat, dan juga mengabaikan seruan papanya yang terus memanggil namanya.

Donghyuck benci semua hari di hidupnya, karena semua harinya selalu dimulai dengan hal yang sama.

Papanya itu... apa tidak bisa berhenti melimpahkan kebencian terhadap mamanya kepadanya?

•••

"Pagi, Haechan!"

"Pagi juga, Heejin."

"Pagi kak Haechan!"

"Pagi juga, Jiheon."

Donghyuck menghela nafas, bertepatan dengan kepalanya yang menunduk dalam, senyumnya pun menghilang—terus seperti itu sejak awal ia memasuki gerbang. Balas menyapa, balas tersenyum. Lalu saat tak ada orang maka ia akan menunduk lagi, menghela nafas. Tapi kali ini ia terlalu asik menatap lantai di bawah sampai tak dapat menyadari bahwa ada dua orang yang berdiri di depannya, tengah mengobrol tepat di depan pintu kelas.

Dan, ya, hampir terjadilah peristiwa tabrakan kecil itu.

"Kalau jalan lihat-lihat dong! Masih pagi udah melamun aja, punya masalah hidup apa sih?"

l-o-w-k-e-y [NAHYUCK]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang