5

123 9 0
                                    

"Aku terlalu lemah untuk berjalan ke kamar mandi. Tubuh terasa sangat lemah.."

"Kami akan membantu Anda ke kamar mandi, tidak perlu khawatir. Tuan Connor." ujarku.

Aku membuka pintu kamar mandinya.

Perlahan, kududukkan Tuan Connor di atas closet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlahan, kududukkan Tuan Connor di atas closet. Sedangkan Tim mengisi bak mandi dengan air hangat.

"Nah, Tuan Connor. Sambil menunggu bathtubnya terisi, Anda ingin sabun aroma apa?" tanya Tim yang kuyakini dia sedang menghibur ketakutan Tuan Connor.

"Ada aroma apel dan lemon. Mana yang Anda suka?"

"Aku ingin apel."

Aku menyunggingkan senyuman tipisku.

"Kita masukkan Tuan Connor di dalam bathtub."

Aku mengangguk dan membawa tubuh besar Tuan Connor ke dalam bathtub dan mendudukkannya perlahan.
Tim mengambil sarung tangan berbahan kain handuk dan memakainya pada tangan kanannya.

"Lihat dan pelajari bagaimana caranya memandikan pasien. Terlebih pasien selemah Tuan Connor."

Tim menuangkan sabun cair aroma apel ke atas sarung tangannya yang berbahan kain handuk, dan mulai mengusapkannya pada punggung Tuan Connor. Aroma apel segar memasuki rongga hidungku, membuatku nyaman. Aku melihat Tuan Connor dengan tatapan kosongnya mengarah ke luar jendela, sedangkan Tim sibuk mengusapkan sabun pada sekujur tubuh Tuan Connor.

"Jangan lupa kedua tangan dan kakinya."

Aku mengangguk paham. Entah, dadaku terasa sangat nyeri melihat sorot mata lemah Tuan Connor. Sepertinya dia sudah lama merasakan sakitnya.

"Apa aku bisa sembuh?"
Tanya Tuan Connor tiba-tiba membuat Tim berhenti mengusap tubuh Tuan Connor.
Tim terdiam sesaat. Ia memandangi busa yang turun di dada Tuan Connor.

Akupun terdiam sambil menatap Tim.

"Anda pasti sembuh, Pak. Saya yakin Anda bisa sembuh.." ucapku.

"Bisakah mereka berhenti menyuntikku? Lenganku terasa mati rasa.."

Aku semakin dibuat bingung dengan ucapan Tuan Connor. Apa selama ini Tuan Connor tidak pernah lepas dari suntikkan?

"Tuan, suntikkan itu akan membuat Anda sehat. Kalau tidak disuntik, Anda tidak akan sembuh.."

Tuan Connor hanya diam sambil membiarkan Tim mulai mengusap pantat Tuan Connor dan mulai ke arah selangkangannya.
Kupalingkan wajahku saat Tim melakukan hal itu.

"Ahahaha! Tidak perlu malu, Tuan Raphael. Kita ini sesama pria, ini sudah tugas kita sebagai perawat. Kebersihan badan tidak hanya tubuh, tangan, kaki, dan kepala saja. Pantat dan bagian vital juga perlu bersih!"

"A-aku tahu! Aku be-belum terbiasa!!"

"Anda akan terbiasa. Nah, sekarang kita bilas tubuh Tuan Connor."

The Duke's InvestigationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang