13

48 5 0
                                    

04.30

KRRING!! KRIING!!

Aku membuka mataku perlahan saat jam weker membangunkanku. Kumatikan jam wekerku dan meregangkan otoku.

Baiklah..
pekerjaan menungguku.
Aku bangun dari kasurku, dan mengambil handukku kemudian menuju kamar mandi.

~

Kukancingkan satu per satu seragam kerjaku sambil memandang diriku di cermin. Kupastikan aku terlihat tampan dan rapi.

Apa? Aku memang tampan..
Ehem!

"Baiklah. Sekarang tinggal merapikan rambutku."

Kuambil sisir, dan menyisir rambutku serta menyemprotkan parfum maskulin pada tubuhku.
Aku mengambil kertas berisi jadwalku hari ini dan membacanya sekilas untuk memastikan jadwalku benar.
Semua sudah benar.

Aku juga mengambil tiga pil vitaminku untuk Lucas, Kak Bach, dan Andrew serta satu untukku. Kumasukkan vitaminku ke dalam mulutku dan mencecapnya.

Aku keluar dari kamarku dan menuju pantry untuk menyantap sarapanku.

"Selamat pagi, Jake."

"Selamat pagi, Tuan Raphael. Silakan, sarapan Anda."

"Terima kasih. Jake."

Aku duduk di kursiku dan menyantap sarapanku.

"Selamat pagi, Tuan Raphael.."

"Ah, selamat pagi, Tim."

Tim menaruh nampan sarapannya menggeret kursinya di depanku.
Tunggu, apa itu di leher Tim? Seperti bercak merah keunguan?
Apa itu kissmark?

"Ehem! Tim.."

"Ya, Tuan Raphael?"

"A-apa itu, di lehermu?"

"Leher? Oh.. ini.."

Tim mendekatkan dirinya padaku dan berbisik.

"Saya baru melalui malam yang panas dengan Jake. Saya harus melayani kekasih saya.. dia ganas sekali.."

"OHOK!!"

"Tu-Tuan Raphael! Anda baik-baik saja?" Jake berlari ke arahku. Ia mengambil segelas air di sebelahku.

"Minum ini, Tuan. Anda tersedak."

Aku mengambil gelas dari tangan Jake dan meneguknya.

"Aku baik-baik saja, terima kasih, Jake."

"Jangan terburu-buru, Tuan Raphael. Jam kerja masih belum mulai."

"Ka-kau benar.."

Aku melanjutkan sarapanku tanpa melihat Tim. Entah, aku sedikit merasa bergidik di sini.

"Raphael.."

Aku menoleh saat Dokter Will memanggil namaku.

"Selamat pagi, Dokter Will. Ada apa?"

"Ketiga pasienmu dipindah ke kamar yang lebih luas. Mereka dijadikan satu dalam satu kamar. Sehingga kau tidak kesusahan merawat mereka, nanti langsung saja ke kamar mereka bertiga."

Aku mengangguk paham.

"Baik, Dokter Will."

"Aku juga tidak perlu repot-repot merawat mereka. Mereka pasien yang menyusahkan!"

Aku terdiam.
Menyusahkan katamu?
Kau membunuh mereka perlahan! Dokter gadungan sepertimu sebaiknya mati saja.

"Baiklah, Raphael. Selamat bekerja."

The Duke's InvestigationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang