12

57 7 0
                                    

15.30

Aku membuka pintu kamar Bach.
Alunan piano menyambut telingaku dengan lembut, tampak Bach sedang memainkan pianonya. Ia menutup matanya sambil menikmati tuts yang ia tekan.

"Hei, Kak Bach."

Kak Bach berhenti memainkan pianonya.

"Hei, Raphael."

"Apa aku mengganggumu?"

Ia menggeleng

"Waktunya kau mandi."

Kak Bach mengangguk dan mulai melepas kancing piyamanya.

~

"Bagaimana keadaanmu?"

"Kau tidak akan percaya ini. Tubuhku terasa lebih baik."

"Be-benarkah?!"

"Tentu! Aku merasa tidak selemah kemarin. Vitaminmu bekerja dengan baik di tubuhku."

Aku menuntun Kak Bach duduk di bathtub.

"Aku rasa, eksperimenmu berhasil."

"Oh, syukurlah.. vitaminku bekerja di tubuhmu."

"Iya.. terima kasih lagi, Raphael."

Aku menggosok punggung Bach, kemudian menyalakan shower di sebelahku dan membasuh tubuh Bach.

"Hei, Raphael.."

"Ada apa?"

"Apa vitaminmu bekerja juga pada tubuh Lucas dan Andrew?"

"Ah, kau benar. Setelah ini, aku akan ke kamar mereka."

Aku mengeringkan tubuh Bach dan memakaikan piyamanya yang baru.

"Tidak perlu. Aku.. akan mencoba berjalan sendiri."

"Kau yakin?"

"Entahlah. Aku akan mencobanya."

Aku melepaskan rangkulanku pada lengan Kak Bach dan membiarkannya berjalan ke kamarnya.

Perlahan, kaki Kak Bach bergerak jalan dengan pelan.

"You can do it!"

Kak Bach berjalan hendak menyentuh kasurnya. Entah jantungku sedikit merasa berdebar lebih cepat melihat Kak Bach yang berjalan ke kasurnya. Tanganku siap menangkapnya apabila ia jatuh. Kurasa obat-obatan itu sudah memengaruhi kekuatan ototnya.

Namun, aku salah.
Aku tersenyum.
He did it.

Ia berhasil menyentuh kasurnya sambil berdiri.

"I did it.."

Aku mengangguk sambil tersenyum.

"Congratulations."

Perlahan Kak Bach juga naik ke kasurnya. Sebuah kemajuan yang baik untuknya.
Kunaikkan selimut Kak Bach.

"Istirahatlah."

Bach mengangguk.

Aku berbalik dan keluar dari kamar Bach menuju kamar Lucas.

C-KLEK!

"Lucas?"

Aku melihat Lucas yang sedang duduk di pinggir kasurnya. Seketika ia menoleh dan tersenyum.
Tumben sekali Lucas terduduk di kasurnya, biasanya dia hanya berbaring dan berbaring.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Lebih baik dari sebelumnya. Lihat, aku sudah bisa duduk di kasurku."

"Syukurlah.."

The Duke's InvestigationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang