16

55 5 0
                                    

Aku segera keluar dari kamar mereka, dan berjalan cepat ke ruangan praktik Dokter Natterson. Karena kurasa ruangan Praktik kepala Rumah Sakit itu menyimpan banyak bukti kuat untukku mengungkap malpraktik Rumah Sakit ini.

Lorong yang gelap, dan sepi membuatku sedikit merinding melewatinya, tapi investigasiku tidak boleh kalah dengan hal ini! Sebisa mungkin aku harus membongkar semuanya! Akhirnya, aku sampai di pintu ruangan Dokter Natterson. Segera kubuka knop pintu itu.

C-KLEK!
Sial, terkunci.
Terpaksa aku mengeluarkan sebuah lockpick kecil dari sakuku dan membobol pintunya.

Klek! Klek! Klek!
Ayo, terbukalah!

Klek! Klek! Klek! Klek!
Jangan macam-macam denganku!

Sedikit lagi..
Klek! Klek!
C-KLAK!
I did it..

Segera kubuka knop pintu itu, dan masuk dalamnya. Aroma obat yang menyengat memasuki rongga hidungku dan membuatku sedikit pusing. Aku melihat lemari kaca besar dengan banyak botol-botol berisi pil-pil dan tabung sunting beserta botol cairannya. Salah satunya adalah pil yang sering dikonsumsi tiga temanku dan suntikan yang mereka terima. Masing-masing botol pil itu memiliki nama dan kegunaannya masing-masing. Aku mendekati lemari itu dan membaca botol-botol pil itu dan botol berisi cairan suntikan.

"Hm.. sepertinya mereka menamai sendiri obat-obat racikan mereka, namanya terdengar sangat asing bagiku."

"Ampebyt, untuk melemahkan sistem syaraf."

"Brobyte, untuk melemahkan otot."

"Amphinol, obat penenang dosis tinggi."

Apa-apaan obat ini? Mengapa efeknya melemahkan kerja tubuh? Bahkan, ada yang untuk melemahkan kerja otak! Apa yang mereka kerjakan dengan pasien-pasien ini?!
Aku mengeluarkan catatanku, dan menulisnya.

Aku beralih ke suntikan-suntikan itu dan membaca botol cairannya.
Mataku terbelalak saat tahu kegunaan cairan suntikan yang setiap hari mereka terima. Ternyata, cairan suntikan itu memang untuk melemahkan semua sistem syaraf mereka dan otot-otot mereka. Pantas saja, setelah mendapat suntikan itu mereka semakin lemah tanpa sedikitpun tenaga.
Aku melihat catatan kecil di dekat suntikan itu, seperti sebuah kertas yang ditempel di sebelah tabung suntik itu.
Kuberanikan membuka lemari itu dan mengambil kertas catatan itu.

"Semakin sering kau memberikan mereka dosisnya, perlahan kau akan membunuh mereka! Eksperimen apalagi yang kau inginkan, Natterson! Hahahahaha!!! Kau memang bajingan.. -Will-"

Tanganku bergetar melihat catatan dari dokter Will itu. Jadi Dokter Natterson ternyata menjalankan eksperimen kepada para pasiennya?!!
Salah satunya suntikan yang diberikan kepada Tuan Connor, akhirnya membuat Tuan Connor meninggal.
Aku memejamkan mataku berusaha meredam emosiku yang sudah memuncak.

Aku menyimpan catatan itu di sela-sela bukuku dan lanjut mencari bukti lainnya.

BRUK!

Aku sontak menoleh ke arah bawah.
Pinggangku tidak sengaja menyenggol tumpukkan buku di sebelahku. Mungkin ini bisa menjadi buktiku.
Aku berjongkok, dan memeriksa buku-buku itu.

Lagi-lagi mataku terbelalak melihat apa yang Dokter Natterson tulis.
Sebuah buku eksperimen untuk Lucas, Bach, dan Andrew.

SUPER HUMAN EXPERIMENTS

Eksperimen untuk Lucas Graham. Laki-laki berumur 24 tahun, memiliki imun yang cukup lemah. Susah untuk menjalankan eksperimenku kepadanya mengingat imunnya yang cukup lemah. Eksperimen manusia superku tidak akan bisa berjalan. Akan kubuat dia melemah agar aku bisa menjalankan eksperimenku yang lain.

The Duke's InvestigationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang