21

94 5 0
                                    

ROBERT'S SCENE

DEG!

Jantungku berdegup kencang, keringat dingin mengucuri pelipisku.
Di mana adikku?

Aku mencengkeram kerah Aiden.
"Ka-kau.. jangan main-main denganku, Aiden.." desisku mulai emosiku.

"Aku bersumpah, Kak! Aku sudah mencari Kak Raphael kemana-mana!! Seluruh penjuru Rumah Sakit ini sudah kutelusuri!"

"Tenanglah, dulu Kak .."

Aku melepas cengkeramanku pada kemeja Aiden.

"Maaf, maafkan aku Aiden. Bagimana aku dapat tenang, Aiden!! Raphael melakukan investigasi gilanya!! Dan dia .. dia menghilang!" napasku memburu.

"Kak Robert. Raphael pasti masih berada di Rumah Sakit ini! Kita harus mencarinya lebih luas lagi!"

Aku berlari menyusuri lorong Rumah Sakit untuk mencari Raphael.

Tidak mungkin 'kan, Raphael mati di tempat ini atau menjadi bahan eksperimen Natterson?!
Sialan!! Robert! Jauhkan pikiran jelekmu tentang adikmu!!

Kalau Raphael mati karena menjadi salah satu bahan eksperimenmu..

Aku bersumpah akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!

Aku mendengar langkah kaki selain kakiku. Kutoleh kebelakang, ternyata Lucas, Andrew, dan Bach.

"Kami akan membantu Anda mencari Raphael."

Aku tersenyum dan mengangguk.

BRAK!

"Raphael?!!"

Tidak ada di ruang Natterson.

Aku membanting pintu itu dan berlari lagi mencari Raphael.
Sampai sudah hampir tujuh ruangan aku dobrak pintunya dibantu Aiden dan beberapa bodyguard.

"Raphael tidak ada di pantry." ucap Lucas.

"Di halaman asrama tidak ada." tambah Andrew.

"Dapur juga kosong." timpal Bach.

Di mana kau, Raphael..

Aku mengacak rambutku dan berlari lagi mencari Raphael.

"RAPHAEL!!! KAU DI MANA, DIK?!!!"

"RAPHAEL!!! JAWAB AKU!!!"

Kakiku mulai terasa capek berlari di halaman Rumah Sakit yang sangat luas dan kemungkinan aku sudah berulang kali naik turun tangga.

Air mata mulai turun ke pipiku seiring belum ditemukannya Raphael.
Aiden benar, Raphael tidak ada.

Pikiranku sudah kacau, adikku menghilang dalam investigasinya sendiri.
pikiran negatif mulai memenuhi otakku.

Apa Raphael mati?
Tidak .. jangan ..

Raphael tidak boleh mati ..

Aku semakin menangis..

"DI MANA KAU!!!! JAWAB AKU, RAPHAEL!!!!"

Tidak ada jawaban apa-apa.

Aku semakin berlari tanpa memedulikan kakiku yang sudah terasa sangat sakit. Aku tidak akan berhenti sebelum Raphael ditemukan.

BRAK!

"Raphael!!!"

Aku melihat sepasang perawat laki-laki sedang berciuman. Mataku terbelalak melihat pemandangan di depanku ini, pasangan perawat sesama jenis itu menghentikan aktivitasnya dan kalut melihatku dan Aiden.

"Di mana Raphael?"

Salah satu perawat berbaju koki itu melap ujung bibirnya.

"Kami tidak melihatnya seharian ini." jawabnya santai.

The Duke's InvestigationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang