19

55 4 0
                                    

BACH SCENE

Aku membuka mataku perlahan saat sinar matahari memasuki jendela kamarku. Kukerjapkan mataku pelan dan melihat sinar matahari yang lembut mengenai tubuhku, kuregangkan otoku dan melihat samping tempat tidurku. Lucas dan Andrew yang juga membuka matanya perlahan.

"Tubuhku jauh lebih baik dari kemarin." ucap Lucas.

"Me too.." tambah Andrew sambil meregangkan ototnya.

Tunggu dulu...

"Di mana Raphael?"

"Ah, kau benar. Bach, biasanya Raphael sudah kemari dengan table trolleynya." jawab Lucas.

Apa dia belum bangun?

Tidak mungkin, Raphael adalah orang yang disiplin dan tepat waktu. Sepagi ini dia sudah ke kamar kami.

Aku bangkit dari kasurku, dan mengambil handukku.

"Setelah kau, aku yang akan mandi!" ucap Andrew.

"Hm.."

~~

Setelah aku, Lucas, dan Andrew membersihkan diri. Kami belum juga menemui Raphael yang mengunjungi kamar kita. Ini aneh sekali..

"Di mana Raphael? Mengapa belum kemari?" tanya Lucas.

Aku hanya terdiam sambil melihat jendela kecil dari pintu kamar.

Drrkk.. Drrrk..

"Suara roda table trolley. Itu pasti Raphael." ujarku.

Aku kembali ke kasurku dan duduk di pinggir.

C-Klek!

Tim?

"Selamat pagi, Tuan Bach, Tuan Lucas, Tuan Andrew.."

"Selamat pagi, Tim." jawab Andrew.

"Di mana Raphael?" tanyaku.

"Hm.. entah? Mungkin dia belum bangun.."

Pukul tujuh? Masih belum bangun? Tumben sekali..

"Ini sarapan untuk kalian." Tim mengantarkan piring-piring berisi sarapan kami. Aku mengambil piring itu dan mulai melahapnya.

"Thanks, Tim." ucapku.

Tim mengangguk dan keluar dari kamar kami beserta table trolleynya.

Di mana Raphael?

RAPHAEL SCENE

Aku membuka mataku perlahan dan menyesuaikan dengan sinar matahari yang masuk mengenaiku.

Pukul berapa sekarang?
Kulirik grandfather's clock di seberangku. Setengah delapan?! Ini sudah lewat jam sarapan Bach, Lucas, dan Andrew!

Ugh!
Sial! Mereka mengikat tangan dan kakiku pada kursi, sehingga aku terduduk di kursi dengan tangan yang terikat kebelakang dan kakiku yang terikat pada kaki kursi.
Di mana pula aku?!

C-Klek!

"Sudah bangun kau rupanya, Raph.."

"Dokter Natterson! Kapan kau pulang dari Malaysia?"

"Tolong aku, Dokter Natterson, seseorang membungkam mulutku dengan bius dan mengikatku! Kau harus melepaskan aku."

BUGH!!!

Bogem mentah mendarat di suduh bibirku, kurasakan darah di ujung bibirku memasuki mulutku. Rasa perih luar biasa menyerang mulutku ditambah penglihatanku yang berputar.

"A-apa yang kau lakukan, Dokter Natterson?"

"Akulah pelakunya.. aku yang membungkammu dengan bius lewat bantuan Will."

The Duke's InvestigationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang