EXTRA PART

47 5 0
                                    

Setelah dua bulan kemudian, pasien-pasien bekas The Duke's Hospital membaik dan semakin membaik. Satu per satu dari mereka kembali ke rumah mereka masing-masing dengan keadaan yang sangat sehat. Begitu juga, ketiga temanku ini. Mereka jauh sudah lebih sehat dan sudah diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit. Senyum tak berhenti tercetak di bibirku, entah aku merasa sedang dalam mood yang sangat baik, melihat mereka semua sehat dan dalam pelukkan keluarga mereka membuat hatiku menghangat. Sungguh, investigasi ini sekaligus pengalaman yang tak terlupakan untukku dari banyak investigasi yang kujalani.

Hm.. mungkin kalian bertanya bagaimana nasib dokter dan perawat The Duke's Hospital? Terutama Natterson. Aku rasa mereka sudah mendapat karmanya. Natterson dihukum penjara seumur hidup beserta dokter-dokter yang lain, sedangkan perawat-perawat dihukum sepuluh tahun penjara, aku rasa itu cukup impas dengan apa yang dialami pasien-pasien di sini. Namun, aku bersyukur mereka sudah sepenuhnya sehat dan kembali ke keluarga mereka.

Kau bisa melihatnya, Tuan Connor?
Aku berhasil..
Akhirnya keinginan terakhirmu terwujud ..
Aku turut senang..

Thank you, so much..

Aku melihat dari kamar Lucas, terdapat Lucas sedang membereskan kopernya di bantu ayah dan ibunya serta Mike, sekretaris pribadiku sekaligus sahabat erat Lucas yang juga membantunya. Tampak senyum dari bibir Lucas. Dia tampak sedang menghangat dan bahagia. Aku tersenyum melihat orang tua Lucas yang memeluk Lucas yang sudah sangat sehat.

Oh, terima kasih juga untuk ayah dan ibu. Mereka sengaja menggratiskan biaya Rumah Sakit untuk pasien-pasien The Duke's Hospital. Semoga Tuhan membalas semua kebaikan kalian, semoga kalian panjang umur.

Aku beranjak ke kamar Bach.
Ia juga sedang membereskan koper-kopernya dibantu keluarga dan tunangannya. Tampak senyum juga mengembang di bibir Bach. Senyum hangat yang kulihat, biasanya Bach hanya menyunggingkan senyum tipisnya. Akhirnya, bongkahan es di hati Bach perlahan mencair menciptakan gummy smile hangat pada kedua sudut bibirnya dan mata yang berbinar.

Aku beralih ke kamar Andrew.

Eh?

Andrew tidak ada?
Di mana dia?

"Mencariku, Raphael?"

"Oh astaga! Andrew! Kau mengagetkanku!"

"Hahahahahahha!! Maaf, aku habis membantu ayahku memasukkan koperku ke dalam mobil."

Aku tersenyum.

"Kau akan kembali, Andrew?"

"Tentu saja, aku rindu sekali dengan rumah. Aku rindu kamar tidurku, aku juga rindu masakan ibuku, selama ini aku menyantap masakan Rumah Sakit yang hambar."

Eh? Berarti selama ini pancake buatanku hambar?

Andrew tersenyum lembut.

"Kecuali Pancake buatanmu, rasanya fantastis. Persis seperti buatan ibuku."

"Ah, thanks.."

Andrew mengangguk.

"Raphael.."

"Hm?"

Andrew maju dan memelukku. Aku mengusap pelan punggungnya.

"Thank you, so much.. Really.. Thank you.. you saved my life.. I .. I don't know how to say it to you.. but.. Thank you.."

Aku tersenyum.

"Your welcome.. Aku melakukan ini karena kalian harus hidup! Masa depan menanti kalian di sana, kalian harus bersinar seperti masa depan cerah dan terang yang menunggu kalian di sana."

The Duke's InvestigationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang