1

330 10 0
                                    

1940
Manhattan

08.15

"Tuan, ada seorang Jurnalis yang ingin melakukan wawancara dengan Anda."

Aku berbalik dan tersenyum.

"Suruh dia masuk."

Kurapikan dasi dan jasku, kemudian duduk di kursi kebesaranku.

C-KLEK!
Ah, ini dia..
Pewawancaraku yang ke lima.

"Selamat pagi, Tuan Anderson. Sebuah kehormatan untuk saya dapat mewawancarai Anda."

Aku tersenyum, reporter itu menjulurkan tangannya hendak menjabat tanganku.

"Nama saya Jeremy Ped, saya reporter dari Morning News."

Ah, Morning News.. koran favorit kedua yang sering Kak Robert baca setiap pagi.

Aku menjabat tangan Jeremy.

"Senang bertemu denganmu, Jeremy. Silakan duduk."

Jeremy duduk di sofaku, dan mengeluarkan notesnya dan pulpen."

"Boleh saya mulai, Tuan?"

"Tentu saja. Oh! Kau mau teh?"

Jeremy memegang tengkuk lehernya.

"Saya pecinta teh."

Aku tersenyum dan berjalan ke arah meja kecil yang berisi peralatan membuat teh.

"E-eh! Tuan Anderson!! Saya mengira sekretaris Anda yang akan membuatkan saya teh."

"Sekretarisku tidak pandai membuat teh yang enak. Kau harus mencoba teh racikkanku.."

Aku mulai mengambil cangkir dan membuatkan teh untuk Jeremy.

"Kau bisa mulai, Jeremy.

"Baik, Tuan. Perusahaan Anda adalah perusahaan terbesar dan tersukses di Manhattan. Bisakah Anda ceritakan bagaimana perjalanan sukses Anda?"

"Semua dari perjuangan yang tidak instan. Aku benar-benar berjuang keras untuk memajukan perusahaan ini. Berawal dari beberapa berita kecil yang aku tulis dan kucetak sendiri sebagai koran harian. Tanpa ada yang kutambah-tambahi atau kukurangi, aku tidak mau mengubah keakuratan beritaku. Perlahan, aku semakin mengembangkan berita yang kutelusuri dan membuat berita yang kutulis valid apa adanya. Hingga aku membantu dalam investigasi pembunuhan dua minggu lalu. Itu adalah investigasi yang bagiku berkesan untukku. Dimana aku juga turut serta membantu menguak siapa pembunuh di Jewel How. Dan kutulis dalam bentuk koran yang mudah di baca orang-orang. Perlahan, berita yang kutulis banyak dilirik oleh khayalak umum dan masuk ke dalam berita terbesar. Aku tidak tahu kalau hasil investigasiku akan sebesar ini dan membuat perusahaan jadi sebesar sekarang. Aku mengucapkan terima kasih untuk pegawai-pegawaiku yang turut serta dalam kasus ini. Akhirnya kasus ini bisa terpecahkan juga." ucapku sambil mengaduk teh buatanku dan menaruhnya di depan Jeremy.

"Te-terima kasih, Tuan."

Jeremy mengambil cangkir itu, dan menyeruput pelan teh buatanku.

"Oh astaga, ini enak sekali.. Anda bukan hanya CEO dan jurnalis yang hebat, tetapi Anda juga peracik teh yang hebat!"

Aku terkekeh.
"Jangan terlalu berlebihan memujiku, di atas langit masih ada langit. Aku masih harus belajar."

"Saya juga turut bahagia atas terpecahnya kasus ini. Semoga perusahaan Anda semakin sukses kedepannya."

"Terima kasih."

"Selanjutnya, apa kegiatan Anda setelah penerbitan koran 'Pembunuhan Jewel How'?"

Jeremy kembali menyeruput tehnya.

The Duke's InvestigationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang