17

54 5 0
                                    

"Sarapan untuk ketiga pasienmu?" tanya Billy.

"Iya.. hari ini spesial, aku membuatkan mereka pancake."

"Kau yang membuatkan mereka?"

"Tentu saja.."

"Kau benar-benar perhatian sekali dengan mereka, Raphael."

Aku tersenyum sambil perlahan membalik pancake.

"Oh iya, aku juga sudah menyuruh mereka mandi."

"Ah, astaga.. maaf membuamu harus memandikan mereka. Aku terlalu bersemangat membuatkan mereka sarapan."

"Aku tidak memandikan mereka.."

"Huh? Apa maksudmu?"

"Mereka memandikan diri mereka sendiri secara bergantian. Mereka sudah sangat sehat, ini mengherankan.."

Suntikan itu bekerja dengan sangat bagus di dalam tubuh mereka.
Aku tersenyum sambil menuangkan lagi adonan pancake.

"Benarkah?" tanyaku memastikan.

"Aku berani bersumpah, mereka sangat sehat. Wajah mereka tidak terlalu pucat lagi, mereka membaik! Bahkan mereka sudah dengan mudah turun dan berjalan-jalan di sekitar kamar mereka."

"Setelah ini aku akan ke kamar mereka."

"Okay, Raphael. Kau harus melihatnya sendiri!"

Aku mengangguk dan menaruh pancake terakhir di atas piring.

Aku menata tiga buah piring berisi tiga tumpuk pancake dengan sirup maple dan beberapa buah stroberi serta susu coklat untuk mereka. Aku mendorong table trolley itu menuju kamar mereka.

C-KLEK!

Alunan piano memasuki telingaku dengan lembut, pasti Bach sedang bermain piano. Aku semakin memperlebar pintu agar table trayku dapat masuk.

Alunan piano itu berhenti. Bach sedang duduk di kursi pianonya dengan Andrew dan Lucas yang berdiri di kanan kirinya.

Mereka melihat ke arahku.

Wajah mereka cukup segar namun masih pucat, warna kulit mereka sudah terlihat, kantung mata sedikit tersamar, bibir mereka sedikit berwarna pink cerah.
Bach tersenyum, air mata menetes dari matanya. Begitu juga Lucas dan Andrew yang tertawa kecil dengan air mata yang jatuh deras di pipi mereka.

"Thank you, Raphael.." lirih Bach.

Tak terasa air mata juga jatuh dari mataku, cepat-cepat kuhapus dan tersenyum sambil mengangguk. Mereka menghampiriku dan memelukku.

Kami menangis bersama dalam bahagia.

~~

"Apa yang kau rasakan?" tanyaku tiba-tiba saat mereka tengah menyantap pancake buatanku.

"Pancakenya. Terlalu banyak mentega.." ucap Bach.

"Tidak, ini enak.." kata Lucas.

"Kau harus menambahkan lagi susunya, Raphael." ucap Andrew.

"Bukan itu!! Tubuh kalian."

Mereka berhenti menyantap pancakenya.

"Aku merasa jauh, jauh lebih baik." ucap Bach sambil tersenyum.

"Aku merasa sangat baik.." ucap Lucas.

"Aku berpikir mustahil aku bisa sembuh, tapi kenyataannya aku bisa merasakan tubuhku jauh lebih sehat." ucap Andrew.

Mereka kembali melanjutkan sarapannya.

"Kalian sudah mandi?"

"Sudah, kami membersihkan tubuh kami sendiri. Billy tadi kemari untuk memandikan kita, namun aku menolaknya. Tubuh kami sudah jauh lebih sehat."

The Duke's InvestigationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang