PROLOG

1.2K 362 592
                                    

9.00 p.m

Apgujeong Hyundai Apartment

Serpihan gelas kaca itu berserakan di lantai. Keadaan kamar dan ruang depan sangat kacau. Samar-samar terdengar suara isak tangis dari sudut ruangan. Terlihat ada seorang gadis bertubuh mungil di sana yang sedang memeluk kaki seraya menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Lelaki yang sedang kalut di depannya mengerang kesal. Ia membanting tubuh ke atas sofa, lalu mengacak-acak rambut seakan sedang menyalurkan amarahnya. Manik tajamnya tiba-tiba mengarah pada sang gadis.

"Kenapa harus kamu?" tanyanya bernada lirih. "Kenapa bukan orang lain?"

Gadis itu tidak berani menjawab. Ia masih terus menunduk dan menangis. Kejadian malam ini benar-benar membuat dirinya hancur untuk yang kesekian kalinya.

"Tuhan sangat tidak adil!"

"Tidak, ini salahku," sela gadis itu, seketika mengangkat pandangannya untuk menatap lelaki tersebut. "Seharusnya dari awal aku menjauh, agar tidak ada yang terluka seperti sekarang."

Tangannya mengepal kuat di atas sofa. Lelaki itu menunduk, lalu bicara dengan nada rendah. "Sakit sekali rasanya, gadis yang aku cintai selama ini ternyata adalah orang yang menghancurkan keluargaku," ucapnya sarkas.

Gadis itu kembali menunduk. Hatinya terasa tercabik-cabik mendengar ucapan itu. Ia hanya bisa bilang maaf dengan nada lirih yang juga terdengar sangat putus asa.

Lelaki tersebut beranjak, merampas jaket hitamnya dan berniat pergi meninggalkan gadis itu.

"Kau bilang tidak akan meninggalkanku jika kau tahu kebenarannya," tandas sang gadis, membuat langkah lelaki itu terhenti.

Gadis itu memberanikan diri, ia bangun lalu berjalan pelan mendekati lelaki yang sedang memunggunginya itu. "Kau bilang akan tetap berada di sisiku apapun yang terjadi."

Dengan enteng lelaki tersebut menyahutinya, "Anggap saja aku sedang tidak waras saat itu. Sekarang berbeda, aku tidak bisa bersama seseorang yang sudah membuat keluargaku hancur," pungkasnya, lelaki itu lalu benar-benar berjalan menuju pintu. Meninggalkan gadis itu tanpa menoleh sedikitpun padanya.

Gadis itu merasa benar-benar kacau. Ia teriak dengan kencang, mengeluarkan semua emosinya. Lalu jatuh terduduk sambil menangis meraung-raung. Hatinya sangat hancur, rasanya sakit melihat lelaki itu meninggalkannya.

Sementara itu, lelaki tersebut masih berada di balik pintu. Ia mendengar teriakan gadisnya. Namun tidak ada niat untuk kembali masuk ke dalam apartemen. Tanpa sadar air matanya menetes, lelaki itu cepat-cepat menyekanya lalu benar-benar pergi dari apartemennya.

Hati dan logikanya berjalan tidak searah. Hatinya memaksa untuk kembali, namun logikanya menolak. Ia terus memikirkan gadisnya itu sambil berjalan menjauhi kawasan apartemen. Ia mengehela napas dalam-dalam, lalu bermonolog dengan pelan. "Mungkin, perpisahan jalan yang terbaik untuk kita."

🌴🌴🌴

COME AND GET IT, GOT7!

COME AND GET IT, GOT7!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BAD [Lim Jaebeom] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang