5 - SAM YANG MALANG

3.3K 308 11
                                    

⚠Vote dan comment dulu, baru membaca, dan follow akun han juga.

⚠Typo sedang berkeliling, kalo ketemu dengan si typo harap di tangkap dengan cara comment di paragrafnya.

⚠Fallaww instagram : @hanna_yapss

❤Happy reading, enjoy

*****

5. Sam Yang Malang

Teeeeettttttt!

Bel panjang berbunyi, itu artinya jam KBM sudah selesai. Satu yang Beby bingungkan, ia pulang bareng siapa? Ingin pulang bareng dengan Syeela dan Randy, tapi mereka ada rapat osis.

Handphone lowbatt, duit habis karna taruhan dengan Syeela soal MotoGP. Ia merutuki dirinya yang ingin berangkat bersama Sam.

Beby berjalan kaki kali ini, meski jauh, toh daripada tak pulang? Sesekali ia menendang krikil yang menghalangi jalannya. Andai ia diperbolehkan membawa motor, sudah pasti ia bisa kemana saja.

Sebuah motor menghalangi Beby, Beby tahu siapa pemilik motor tersebut, ia hanya menatap orang itu datar dan menyorotkan kebencian.

"Naik."

"Gak perlu," sahut Beby dingin dan datar.

Sam melepas helmnya dan menatap Beby tajam, tiada kata takut bagi Beby. Ia kembali menatap Sam tajam, seolah ia ingin Sam lenyap dari bumi.

"Gak usah sok peduli, permisi."

Sam mencekal tangan Beby, kali ini cukup kencang, dengan kasar, Beby menghempas tangan Sam. Masih untung Beby tidak mematahkannya.

San menarik Beby agar mau naik ke atas motornya, namun sialnya, Beby malah menubruk dada bidang Sam. Sempat terpaku sesaat, namun Beby segera menjauh dari melanjutkan perjalanannya.

"Gadis keras kepala."

Sam sudah tak peduli lagi, ia begitu karna itu tanggung jawabnya, Sena dan Regan sudah memasrahkan Beby pada Sam. Tapi karna keras kepala, lebih baik Sam tinggal, ia sudah muak.

"Gue benci banget sama lo, Sam. Gue cuma pengen lo hilang dari bumi," desis Beby penuh kebencian.

Baru setengah perjalanan, ada taksi yang menghampirinya.

"Mbak Beby, ya?" tanya supir taksi tersebut.

"Iya, saya sendiri. Kenapa ya?" tanya Beby bingung.

"Lho, kan Mbak pesen sendiri sesuai aplikasi," ucap supir taksi online tersebut. Beby jadi semakin bingung, handphonenya kan mati.

"Tapi saya nggak pesen, Pak," bantah Beby.

"Disini tertera Beby Rezsya Shalise, dan lokasinya ada disini."

Mungkin Papanya yang memesankan taksi tersebut, pikirnya. Ia naik saja, daripada harus sakit pinggang karna perjalanan terlalu jauh.

"Oh, okey. Saya naik, ya, Pak?"

"Silahkan, Mba."

Supir taksi itu membukakan pintu untuk Beby. Di perjalanan, ia menoleh ke belakang, itu seperti motor Sam. Tapi mengapa Sam mengikutinya?

Bodoh, Beby lupa. Mereka kan tetanggaan. Oh, ayolah Beby, jangan terlalu benci pada Sam.

"Terimakasih, Pak. Saya ambil duitnya dulu didalam," ujar Beby sopan. Supir itu hanya menggeleng bingung.

"Kan udah dibayar, Mba."

"Lah? Udah dibayar?" tanya Beby bingung, supir itu mengangguk. Beby terus berfikir, mungkin Papanya yang sudah memesankan dan membayar.

I Love You, Beby [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang