21 - SATU KELOMPOK

2.1K 233 14
                                    

⚠Vote dan comment dulu, baru membaca, dan follow akun han juga.

⚠Typo sedang berkeliling, kalo ketemu dengan si typo harap di tangkap dengan cara comment di paragrafnya.

⚠Fallaww instagram : @hanna_yapss

Selamat membaca💛💛💛.

******

21. Satu Kelompok.

Saat ini, kelas Beby sedang pelajaran olahraga. Jadi, seluruh murid yang ada di MIPA 2 sedang melakukan pemanasan di lapangan.

"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan."

Mereka melakukan pemanasan di pandu oleh sang ketua kelas, Junaedi. Semenjak kejadian dimana ia masuk ke kandang singa jantan dan singa betina, kini ia menjadi ketua kelas yang baik.

Bahkan, ia membantu teman-teman yang lain ketika sedang kesusahan.

"Ayo! Semangat pemanasannya, yang gak keringetan, Bapak hukum cat es batu!" teriak Pak Suaeb- guru olahraga bertubuh besar, perutnya yang buncit, kepalanya yang botak dbagian depan, dan peluit di bibirnya.

Dari tadi, Pak Suaeb bukannya membantu membimbing pemanasan, malah minum kopi dengan santainya di pinggir lapangan.

"Bapak jangan duduk aja dong, mau kita laporin kepala sekolah karna makan gaji buta?" teriak salah satu murid. Pak Suaeb yang mendengar itupun langsung melotot.

Ia segera menghabiskan kopinya dan kembali ke tengah lapangan yang sudah disorot teriknya matahari.

"Takut dia, haha," ledek Pangeran.

"Nasib banget punya murid baperan, cepu, astagfirullah!" gumam Pak Suaeb.

"KITA DENGER LOH, PAK!"

Mereka teriak secara serempak membuat Pak Suaeb terjengit kaget. Ia mengelus dadanya.

"Beby, kan Bapak sudah bilang, yang gak keluar keringat harus cat es batu," ujar Pak Suaeb sambil menunjuk Beby. Beby dan yang lainnya pun hanya melongo.

"Dih, jangan aneh-aneh lah, Pak. Biarpun saya gak keluar keringat, saya tadi sungguh-sungguh kok ngelakuin pemanasannya," kesal Beby. Pasalnya, Pak Suaeb itu guru paling aneh diantara guru yang lainnya.

"Gak bisa gitu, hukuman tetaplah hukuman. Minta es batu di kantin, habis itu cat warna merah putih," perintah Pak Suaeb.

"Bapak yang bener aja dong! Mana ada es batu di cat?" sewot Beby.

"Lagian, emang saya harus kayak ijat? Belum keringetan main lompat tali habis itu keserimpet? Bapak mau saya begitu?" tanya Beby bertubi-tubi. Sontak semuanya terbahak tiada henti.

"Ya sudah, terserah kalian! Sekarang materi kita badminton, kalian main dua player dan Bapak akan bagi kelompoknya."

Kemudian, Pak Suaeb membagi kelompok. Tak sedikit yang protes, pasalnya Pak Suaeb membagi kelompok perempuan dengan laki-laki.

"Tegar dengan Ijah!" ujar Pak Suaeb sambil membagi kelompok.

"Dih, kok saya sama Ijah? Idih, amit-amit, mending saya maen bulu tangkis sama mbak cilok!" protes Tegar.

Mana mau Tegar disatukan dengan Ijah Marpuah, si tukang ngupil dikelas? Rambutnya kusut bagai tak pernah samphoan selama satu abad.

Bahkan lamanya tak shampoan melebihi umurnya.

I Love You, Beby [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang