12 - BOLA BASKET

2.3K 244 10
                                    

⚠Vote dan comment dulu, baru membaca, dan follow akun han juga🤗.

⚠Typo sedang berkeliling, kalo ketemu dengan si typo harap di tangkap dengan cara comment di paragrafnya.

Happy reading, enjoy💛💛.

*****

12. Bola Basket

Beby dan Sam sedang ada di ruang guru, atau lebih tepatnya ruangan Pak Sito, pembina eskul. Mereka sedang membicarakan tentang jadwal eskul karate yang dipindah.

"Kalo hari Senin kayaknya enggak terlalu, deh, Pak," usul Sam.

"Apa alasannya?" tanya Pak Sito.

"Karna hari Senin, rata-rata banyak yang olahraga, jadi kasian kalo pulangnya eskul," jawab Beby. Pak Sito menimbang-nimbang, benar kata mereka.

"Kalo menurut saya hari Kamis aja, tadinya sih mau hari Jum'at, tapi kalo hari Juma't, yang Muslim melaksanakan sholat Juma't."

"Oke, hari Kamis!"

Setelah itu, mereka berdua pergi, sepanjang koridor, mereka sama sekali tak mengeluarkan suara sama sekali. Hingga bola basket yang sedang digunakan anak MIPA 5 terlempar dan mengarah kearah Beby.

Beby memejamkan matanya.

1 detik.

2 detik.

3 detik.

Beby membuka matanya, saat ia membuka matanya, ternyata Sam telah sigap menangkap bola tersebut. Mereka saling pandang cuku lama. Namun disisi lain, tepatnya lapangan, orang yang sudah tak sengaja melempar tersebut wajahnya berubah menjadi pucat pasi.

Teman-teman yang lainnya pun tak ada yang bisa membela Farel- orang yang melempar bola basket tersebut. Jantungnya berdegup kencang kala Beby dan Sam menghampiri Farel, ia rasa ia harus titip salam pada Ibunya.

"Ibu, maafin Farel karna sering nyolong duit Ibu buat beli kuota," batin Farel.

"SIAPA YANG LEMPAR BOLA INI!" teriak Beby lantang, Sam hanya menonton saja.

Semua orang bungkam, tak ada yang menjawab. Beby menggeram kesal, semua orang bisu atau gimana, sih?

"SEKALI LAGI SIAPA YANG LEMPAR BOLA!!"

Dada Farel bergemuruh kencang, laki-laki bertubuh kurus dan berambut botak itu akhirnya mengangkat tangannya. Mengaku lebih baik, daripada Beby tahu siapa yang melempar dari orang lain.

"G-gue," aku Farel gugup. Beby berjalan mendekatinya dengan tatapan tajam yang tak pernah luput dari matanya.

Beby menatap Farel dari atas sampai bawah, Farel pasrah sudah, pasti ia akan bernasib mengenaskan. Baru saja Beby ingin melempar bola tersebut, Sam menahan tangannya.

"Lo apaansih?! Gak usah ikut campur bisa gak!" sewot Beby, Sam hanya menatap datar dan mengambil bola tersebut lalu melempar asal.

"Udahlah, maafin aja," ujar Sam santai. Mata Beby membular. Maaf dia bilang? Tak semudah itu, Bro.

"Maaf matalo picek! Dia udah ngusik gue!" sinis Beby. Farel menghela nafasnya, setidaknya hari ini ia selamat karna Sam sedikit menolongnya. Namun, harapannya pupus ketika Beby mengucapkan kalimat yang sepertinya membuat Farel tak tenang.

"Hari ini gue lepasin lo karna lo udah ngusik gue, tapi tunggu besok, pembalasan gue ada." Farel pasrah, nasibnya begini sekali berurusan dengan seorang Beby Rezsya Shalise.

"Lo asik, gue asik. Lo-" ucapan Beby terpotong oleh Sam.

"Lo asik gue asik, lo usik nenek lo gue bakar anjeng!" teriak Sam.

I Love You, Beby [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang