19 | To Togetherness

353 41 3
                                    

Hello chinguyaa
Gimana kabarnya?
Udah pada bosen ya sama book ini?
Maaf author hiatus ga kasih kabar hiks. Maaf juga kalo alur ceritanya rada aneh soalnya author lupa2 ingat huhuu. And maybe bakal aku cepetin soalnya mau lanjut project baru,, upss...

Happy reading~🕊

Happy reading~🕊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Matahari terasa lebih panas dari pagi sebelumnya. Jihyun terbangun dari tidurnya dengan keringat yang mengguyur tubuhnya. Ia bangkit dari kasurnya dan segera menuju kamar mandi.



Beberapa menit, Jihyun keluar dari kamar mandi disambut dengan notifikasi tujuh panggilan tak terjawab dari nomor tak dikenal.

Jihyun mengerutkan dahinya mencoba mengenali nomor tersebut. Hingga sebuah notifikasi pesan masuk dari nomor tersebut.

"Ini aku Juyeon, aku pengen ketemu" tulis pemilik nomor tersebut.

"Cih, kenapa dia ganti nomor?" gumam Jihyun yang lalu melanjutkan mengeringkan rambutnya.

====

Sore harinya, Jihyun sudah bersiap dengan pakaiannya yang simpel monokrom. Ia berjalan menuruni tangga dengan hati-hati supaya Hyunjae tak mendengarnya.

Hingga tiba Jihyun di depan pintu rumahnya. Ia terkejut saat sosok lelaki berdiri didepannya dengan pakaian casual nan simpel.

"Cantik" ucap lelaki itu dengan senyum tipisnya.

"Hah!?" ucap Jihyun karena tak mendengar jelas perkataan lelaki itu.

Lelaki itu menggeleng pelan dan menggandeng tangan Jihyun lembut. Bahkan sang pemilik tangan merasa sangat nyaman.










"Eumm kak, kita mau kemana?" tanya Jihyun yang kebingungan.

Karena sedaritadi mereka hanya berputar-putar mengelilingi kota tanpa tujuan yang jelas.

"Jalan-jalan" ucap lelaki bermarga 'Lee' itu.

"Ck, kalo gitu mending pulang, kak Juyeon ayo PULANG!" bentak Jihyun yang mulai muak dengan Juyeon.

"Iya iya ini kita pulang" jawab Juyeon.









Juyeon bohong.

Mereka tidak langsung pulang ke rumah Jihyun, melainkan Juyeon membawa mereka ke sebuah taman kecil di pinggir kota.

"Kok kesini" tanya Jihyun

"Aku mau ngomong" balas Juyeon.

Mereka duduk di sebuah bangku kecil di pinggir taman itu sembari merasakan tiupan angin yang perlahan berubah menjadi kehangatan.

"Hyun, aku kangen sama kamu" ucap Juyeon tanpa melihat lawan bicaranya.

"Hah?!" Jihyun

"Aku kangen sama kamu, kangen banget" ucap Juyeon kembali yang kini menggenggam tangan Jihyun.

Seketika Jihyun merasakan sebuah kehangatan menyentuh dirinya. Rasa cuek perlahan menjadi kenyamanan. Itu yang dirasakan Jihyun saat ini.

Ingin sekali rasanya Jihyun berteriak "Aku juga rindu" Namun kalimat itu seperti tertahan di mulutnya.



"Hyun, kapan kita bisa seperti ini terus?" tanya Juyeon.

"Apakah kita harus berakhir seperti ini, hyun?" tanya Juyeon kembali.

Secara tak sadar Jihyun menggelengkan kepalanya, namun Juyeon tak melihatnya.

Juyeon menatap mata Jihyun lekat-lekat lalu perlahan mendekat dan semakin dekat. Jihyun dapat merasakan napas Juyeon yang sangat teratur.

Dan...

Juyeon memeluk erat Jihyun. Seorang wanita yang berhasil melelehkan hati seorang Lee Juyeon. Dan sekarang dialah calon istri dari Juyeon.

Juyeon memeluknya erat bahkan sangat-sangat erat. Seperti tak ingin membiarkan Jihyun lepas begitu saja.

"Hyun.... Maaf" ucap Juyeon

Jihyun merasa tak nyaman pada Juyeon. Ia pun membalas pelukan Juyeon erat walau tak seerat pelukan Juyeon.

"Engga kak, aku yang salah. Aku yang ga mau dengerin penjelasan kakak, aku pura-pura cuek didepan kakak itu semua bohong kak. Kakak jangan salahin diri kakak, oke" ucap Jihyun.

====

Setelah sepuluh menit berada di sana, mereka memutuskan untuk kembali pulang ke rumah Jihyun.

Saat Jihyun berjalan menuju mobil Juyeon, ia melihat sebuah benda kecil berkilauan di seberang jalan.

Jihyun menyipitkan matanya untuk memperjelas objek tersebut.

Dan

Dilihatnya sebuah 'kunci' dengan berlian kecil di kepala kunci tersebut.


Jihyun memandang sekeliling untuk menyebrang. Saat jalanan kosong ia berlari dan mendapatkan kunci tersebut.

Jihyun tersenyum bahagia saat mendapat kunci tersebut. Ia menatap Juyeon diseberang sana yang menyuruhnya untuk kembali ke mobil Juyeon.

Jihyun mengangguk dan melihat sekeliling untuk menyebrang. Namun, ia terkejut dengan seseorang yang sedang menodongkan pistol tepat di kepala Juyeon.

Jihyun tak yakin orang itu siapa. Ia terlalu panik dan langsung menyebrang begitu saja tanpa melihat jalanan.




Hingga sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju tepat didepan Jihyun dan





Brukk






Thanks for reading this part✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thanks for reading this part✨

Maaf kalau ada typo🙏

1★ = 1♡ buat author


Note : jangan bosen² sama book ini yahh🕊

sᴡᴇᴇᴛ ʙᴜᴛ ᴄᴏʟᴅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang