Part 3 : Bertemu

319 57 2
                                    


Mendarat di Bandara I Ngurah Rai, Ivy dan Isabel langsung disambut oleh matahari yang cukup terik. Untungnya mereka sudah dijemput mobil dari agensi model yang menaungi Isabel.

"Pak, perjalanannya berapa jauh, ya?" tanya Isabel ke supir.

"Sekitar satu jam."

"Terima kasih." Isabel menoleh ke Ivy yang sibuk mengetik sesuatu di ponselnya. "Aku masih ngantuk. Kalau sampai bangunin, Vy."

Ivy hanya mengangguk tanpa mengalihkan perhatiannya.

Isabel menghela napas melihat Ivy yang ia tahu masih membahas pekerjaannya entah dengan siapa. Baru saja Isabel memejamkan mata, ponselnya berbunyi. Dengan malas ia mengambil ponselnya dan membelalak.

"Vy, Neil telepon."

Nama Neil sanggup membuat Ivy berhenti dan menoleh. "Angkat saja."

"Kamu saja, deh. Nggak apa-apa jadi aku lagi. Ngantuk banget."

"Bel, aku nggak mau bohongin Neil lagi."

"Please, aku ngantuk banget," rengek Isabel dengan tatapan memelas.

Akhirnya Ivy mengalah. Ia mengambil ponsel Isabel dan menjawab panggilan dari Neil. "Halo, Neil."

"Halo, Bel. Udah sampai di Bali?"

"Udah. Ini udah di mobil kiriman dari agensi. Ada apa, Neil?"

"Mm ... aku sudah di bandara dan mungkin sore tiba di Bali," jawab Neil membuat Ivy terkejut.

"Hari ini?"

"Bukannya kamu yang minta aku datang hari ini dan kita dinner di Warisan nanti malam?"

Ivy menoleh ke Isabel yang sudah tertidur dengan gemas. Akhirnya ia memilih pura-pura tertawa. "Ya ampun, aku benar-benar lupa. Maklum, soalnya aku excited banget sama pemotretan hari ini."

"Nggak excited ketemu aku?" tanya Neil lebih ke arah berbisik.

Ivy terdiam. Entah kenapa ia sangat suka dengan suara Neil yang setengah berbisik seperti itu. Ia seperti merasa Neil ada di dekatnya. Sangat dekat.

"Bel?"

Lamunan Ivy pun buyar. "Mm ... aku ... maaf."

Terdengar helaan napas dari Neil. "Kamu sama sekali belum memikirkan jawabanmu untukku? Isabel, kalau aku nggak serius, aku nggak akan senekat ini menyusulmu ke Bali."

"Neil, bukan begitu. Kamu belum mengenalku secara langsung. Tunggulah sampai kita bertemu dan mengenal lebih dekat. Buatku sebuah hubungan bukan main-main. Kamu mengerti, kan?"

"Baiklah, aku minta maaf."

"Nggak apa-apa. Sampai ketemu nanti dan kita lihat, apakah kamu bisa mengenaliku atau nggak?"

Terdengar Neil sempat meringis, membuat Ivy terkejut. "Neil, kamu kenapa?"

"Nggak apa-apa. Sepertinya asam lambungku naik. Tadi aku memesan teh hangat malah dikasih Lemon Tea sama penjualnya. Aku nggak bisa konsumsi apapun yang asam-asam."

"Ya ampun. Segera pesanlah air putih hangat. Itu akan sangat membantu dan jangan telat makan."

"Ini aku sedang menunggu pesanan makananku. Terima kasih sudah memperhatikan aku Isabel. Aku semakin penasaran denganmu." Neil tertawa. "Aku nggak akan salah mengenalimu, Bel. Aku pasti bisa mengenalmu karena aku sudah jatuh cinta bahkan sebelum kita bertemu secara langsung."

Ivy tersenyum malu-malu. "Oke. Nanti kabari aku kalau sudah sampai."

"Iya. See you soon."

Sampai Kau Mencintaiku (Pesan di @Bukulokamedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang