Part 9 : Surat Kontrak

371 63 12
                                    

Ketika Neil pulang ke rumah, ia terkejut melihat Snowy berlari menghampirinya. Ia berjongkok dan menggendong anjing peliharaan Isabel sambil membelainya.

"Neil, kamu sudah pulang?" tanya Ivy muncul dari dapur. "Ayo, makan malam dulu. Aku sudah masak."

Neil menurunkan Snowy dan langsung menuju kamarnya tanpa memperdulikan Ivy yang hanya bisa menghela napas.

Ivy memutuskan menunggu Neil keluar dari kamarnya untuk makan bersama. Namun, sudah dua puluh menit Neil sama sekali tidak keluar dari kamar. Akhirnya ia menuju kamar Neil dan mengetuk pintu.

Neil membuka pintu dengan wajah marah. "Ada apa?"

Ivy mundur selangkah karena terkejut. "Aku hanya mau mengajakmu makan malam. Aku sudah masak."

Neil mendengkus. "Apa kamu nggak paham juga? Berhenti bertindak seolah-olah kamu adalah istriku. Nggak perlu urus aku."

"Aku hanya ..." kata-kata Ivy terputus karena Neil langsung menutup pintu kamarnya.

Ivy menarik napas panjang dan mengembuskannya. Akhirnya Ivy makan sendirian sambil menelan semua kekecewaan.

***

Ivy membawa mobilnya yang memang sudah rusak parah bagian depannya ke bengkel langganan sebelum kerja. Setelah Isabel kecelakaan, mobil Ivy sempat ditahan di kepolisian sebelum akhirnya kemarin dikembalikan ke rumah mamanya. Ia berpikir, seandainya tanpa mobil, ia akan kesulitan berangkat kerja karena Neil tidak mengizinkannya menumpang.

"Pak, kira-kira bisa selesai kapan? Hanya perlu perbaiki bagian depan, kan?" tanya Ivy berharap mendapat jawaban memuaskan.

Montir itu memperhatikan kerusakan mobil Ivy. "Ini tidak bisa cepat. Tapi, kalau hanya ganti bumper depan, sore juga bisa selesai."

"Baiklah. Ganti saja. Lagipula aku berniat menjualnya."

"Baik. Nanti setelah selesai kami hubungi."

"Terima kasih."

Ivy pun keluar dari bengkel itu dan menyetop sebuah taksi menuju tempat kerjanya.  Ivy mencari foto mobilnya di galeri ponsel dan kemudian memposting info penjualan terhadap mobilnya di media sosial. Ivy berniat mengganti mobilnya karena tidak ingin mengingat lagi peristiwa tabrakan Isabel.

Mengingat Isabel selalu membuat hati Ivy sesak. Terlalu sering dituduh Neil sebagai penyebab kematian Isabel, membuat Ivy tidak akan bisa melupakan peristiwa menyakitkan itu jika masih memakai mobil yang sama. Ia menggeser galeri di ponselnya dan berhenti di foto Isabel.

Bel, kamu lagi apa di Surga? Aku kangen banget sama kamu. Rasanya nggak kuat jalani pernikahan seperti ini dengan Neil. Demi kamu, aku coba untuk bertahan. Bantu aku, Bel. Berikan aku kekuatan untuk bertahan.

Ketika taksinya berbelok ke kantor dan berhenti depan lobi, Ivy segera memasukkan ponselnya ke dalam tas dan turun dari taksi setelah membayar.

Melihat kemunculannya, banyak yang mengucapkan selamat atas pernikahannya. Ivy hanya bisa mengangguk dan memaksakan senyum. Sebelum ia masuk ke ruangannya, Lidya menghampirinya sambil tersenyum.

"Vy, suamimu kok romantis banget?"

Ivy mengernyit. "Maksudnya?"

"Pagi-pagi sudah ada kiriman bunga dari kurir. Siapa lagi kalau bukan suamimu? Iya, kan? Beruntung banget sih, kamu? Sudah kutaruh di dalam bunganya."

Ivy tersenyum kaku. Ia tidak mengerti maksud perkataan Lidya. Akhirnya ia masuk ke ruangannya dan benar saja sudah ada buket bunga mawar segar di meja. Ivy segera menuju meja dan mengambil buket bunga tersebut. Melihat ada amplop kecil, ia pun mengambil dan membaca isinya.

Sampai Kau Mencintaiku (Pesan di @Bukulokamedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang