Part 24 : Maaf, Dean

515 43 17
                                    

Ivy masih menatap tajam ke Dean yang masih terkejut. Tanpa menunggu jawaban Dean, Ivy pun sebenarnya sudah tahu. Ia hanya ingin pria yang sangat ia percayai jujur tanpa membohonginya sekalipun.

"Maaf," kata Dean pelan.

"Aku nggak mau dengar kata maafmu, Dean. Aku mau kamu jujur. Kenapa kamu membiarkan Nelson pergi dengan Neil? Kenapa kamu nggak meminta izin terlebih dahulu? Aku mamanya." Ivy berhenti sebentar, berusaha menahan air matanya agar tidak mengalir. "Kamu tahu apa yang akan terjadi sama aku kalau dia hilang?"

Dean mengernyitkan kening. "Sebentar. Vy, aku benar-benar nggak paham sama kata-katamu yang terakhir. Neil bukan orang jahat. Kamu dan aku kenal sama dia."

"Neil memang bukan orang jahat, tapi dia ..." Ivy hampir membongkar semuanya. "Tetap saja dia orang asing untukku."

Bel apartemen mereka berbunyi dua kali. Saras keluar dari kamarnya dan pergi membuka pintu. Tak lama kemudian, tamu yang berkunjung menuju ruang tamu dan melihat siapa orang itu membuat Ivy semakin marah.

"Mau apa kamu ke sini?" tanya Ivy sambil berdiri dan menatapnya dengan tajam.

"Ivy," tegur Dean pelan sambil ikut berdiri.

Neil mendengkus. "Aku hanya mau memberikan file foto yang diminta sama Dean. Dia memintaku mengantarnya ke sini," jelas Neil sambil menunjukkan sebuah disc.

"Maaf, Neil. Kondisi Ivy sedang nggak baik," kata Dean sambil tersenyum, merasa tidak enak dengan Neil.

"Nggak apa-apa. Kalau begitu aku permisi."

"Neil, tunggu!" panggil Ivy yang segera ditahan Dean.

Ivy melepaskan tangan Dean dan menghampiri Neil. Kali ini ia tidak takut lagi dan menantang tatapan tajam Neil. Dean merasa situasi kali ini tidak ia pahami sama sekali.

"Berhenti mendekati anakku. Jangan pernah kamu ganggu dia."

Neil tertawa. "Oh ya? Aku mengganggunya? Aku juga punya hak atas Nelson!" seru Neil mengagetkan semua, termasuk Saras yang sampai keluar dari kamarnya.

 "Apa hakmu? Nelson anakku."

"Tunggu! Ini sebenarnya ada apa? Kenapa seolah hanya aku orang bodoh di sini?" tanya Dean tidak tahan lagi.

Neil menoleh ke Dean sejenak, lalu kembali menoleh ke Ivy yang masih menatapnya dengan tajam. "Kamu yang memulai semua ini. Sekarang kamu atau aku yang mau menjelaskan semua?"

Ivy menggigit bibirnya menahan tangis yang siap meledak.

Kali ini Neil menoleh ke Dean. "Maaf, Dean. Sepertinya kamu harus tahu semuanya sekarang."

"Tahu apa?"

"Ivy Larissa, tunanganmu itu adalah istriku dan Nelson anak kandungku," jelas Neil membuat Dean terkejut dan sampai mundur beberapa langkah.

Tangis Ivy pun tidak bisa ditahan lagi. Napasnya menjadi tidak beraturan dan tangannya terkepal marah.

"Dia memang sudah menggugat cerai, tapi aku nggak pernah menandatangani surat itu. Jadi, dia masih istriku dan Nelson milikku."

Ivy maju dan menampar Neil untuk pertama kali dalam hidupnya. Kali ini giliran ia menunjuk wajah Neil. "Jangan pernah berani mengatakan Nelson milikmu. Dia anakku. Anak dari wanita yang pernah kamu sumpah nggak akan mencintainya. Anak dari wanita yang kamu anggap sebagai pembunuh dan anak dari wanita yang bukan diingatanmu malam itu!"

Dean langsung pergi tanpa sepatah kata, membuat Ivy hendak mengejarnya. Namun Neil lebih cepat menahan tangan Ivy. Saras sendiri langsung masuk ke kamar Nelson dan menguncinya.

Sampai Kau Mencintaiku (Pesan di @Bukulokamedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang