Happy Reading
//Kalian pasti tahu bagaimana caranya menghargai usaha seseorang//°°°°°
Kim Seokjin laki-laki berusia 24 tahun itu bekerja sebagai pengantar paket dan jika malam tiba laki-laki itu bekerja sebagai pelayan disebuah caffe atau menjadi kasir disebuah toserba, Seokjin adalah laki-laki yang sangat pekerja keras ia akan melakukan apapun untuk membiayai kehidupannya dan adik perempuannya, Kim Hejin.
Ding~
Dong~
"Paket," teriak Seokjin didepan pintu rumah berwarna cokelat.
Setelah diterima oleh pemilik rumah dan mendapatkan tanda tangan penerima Seokjin kembali menaiki motornya yang ia beli 2 tahun yang lalu menggunakan uang tabungannya.
Seokjin bersenandung menuju ketempat selanjutnya, tapi tunggu "Hei, minggir! Jangan berhentiiiii!!"
Titttt'
Brugkkk'
Semua paket yang Seokjin bawa berserakan diaspal, laki-laki itu meringis kesakitan untung saja Seokjin memakai helm jika tidak kepalanya pasti sudah pecah. Sial, kenapa juga gadis itu terduduk ditengah jalan? Seperti tidak ada kerjaan saja.
"A-aw, bokongku."
Seokjin mengusap bokongnya lalu membuka helmnya, mata Seokjin terfokus kepada seorang gadis yang sudah membuatnya mengalami kecelakaan ringan.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Seokjin menghampiri gadis yang memakai dress putih dengan rambut panjang berwarna coklat.
Bruk'
Gadis itu pingsan untung saja Seokjin menahannya, Seokjin mengacak rambutnya sendiri merasa bingung dan frustrasi yang bercampur aduk.
"Hei, sadarlah. Aish."
°°°°
Para siswa maupun siswi beranjak dari duduknya masing-masing setelah menonton pertandingan basket yang dimenangkan oleh tim merah. Sama halnya seperti siswi lain Hejin pun turut berdiri dari duduknya, berlari kecil menghampiri Junseo yang ikut serta dalam pertandingan basket.
"Yak, tadi itu sangat keren."
Junseo yang tengah meneguk air mineralnya pun tersenyum tipis mendengar pujian dari Hejin. "Tentu saja, aku ini Kim Junseo. Lain kali kau juga harus berdandan sedikit agar ada laki-laki yang melirikmu, tidak kucel seperti ini."
Junseo merangkul Hejin, berjalan berdua menuju kelas.Hejin menatap Junseo tajam. "Yak! Apa karena aku tidak berdandan seperti siswi lain aku tidak terlihat seperti seorang gadis?"
Ada satu hal yang Hejin tak suka dari Junseo, yaitu ketika Junseo menyuruhnya untuk terlihat seperti siswi lain yang didalam tasnya membawa peralatan make up, memakai seragam yang ketat, rok yang hampir memperlihatkan bokongnya, dan make up menor yang tampak seperti badut.
Hejin tidak suka dengan semua itu, Hejin lebih menyukai berpenampilan yang apa adanya. Meskipun wajahnya tidak terlalu cantik, tapi Hejin lebih menyukai wajahnya yang natural dibandingkan memakai make up.
Langkah keduanya berhenti saat Junseo menyapa seorang siswi yang Hejin rasa siswi itu adalah seniornya.
"Hai, kamu mau kemana?" tanya Junseo mendekati gadis itu dan melepaskan rangkulannya dari Hejin, terlihat Hejin kecewa dan mungkin saja gadis itu adalah mangsa baru bagi Junseo karena baru saja kemarin Junseo putus dengan pacarnya yang ke lima puluh dua. Hampir seluruh siswi yang ada disekolahan ini adalah mantan pacarnya.
Hejin memutar bola matanya jengah lalu berjalan menjauh secara perlahan, tak ingin berlama-lama melihat Junseo yang tengah berusaha menggoda gadis itu. Kenapa Junseo malah susah-susah berjuang untuk mendapatkan hati gadis lain? Padahal ada Hejin yang menantinya selama ini, Hejin mohon untuk bersabar.
"Ck ck, kasian banget si eneng cintanya yang tak terbalas."
Hejin berdelik tajam menatap Lee Haechan yang meledeknya, hampir teman sekelas Hejin tahu bahwa Hejin menyukai Junseo. Namun, di empat puluh siswa siswi yang ada dikelasnya tak ada yang berani mengatakannya kepada Junseo karena ancaman dari Hejin mampu membuat mereka semua memohon kepada Hejin.
"Heh, diem lo. Baru tau rasa lo kalo ujian gak bakal gue kasih jawabannya!"
Haechan laki-laki berkulit sedikit gelap itu memelaskan wajahnya. "Eh eh, ampun nyai. Tadi itu cuma becanda doang kok, jangan dibawa seriuslahh."
"Huh, dasar otak teri."
°°°°°
Perlahan pasti netra indah yang dimiliki gadis Kim itu terbuka secara perlahan, hal pertama yang gadis itu lihat adalah ruangan yang bernuansa putih dengan bau obat-obatan yang sangat menyengat indera penciumannya.
Gadis itu memposisikan tubuhnya menjadi terduduk, memegangi kepalanya yang sangat berdenyut hebat sambil meringis kecil.
Tak jauh didepannya seorang laki-laki yang tengah terduduk dikursi dengan tangannya yang memijat pelipisnya.
"Aku dimana?" tanya gadis itu dengan suara lirih, namun ia yakin bahwa laki-laki itu pasti mendengar suaranya.
Benar dugaannya, laki-laki itu mendongak lalu menghampirinya. Gadis berambut panjang berwarna coklat itu cengo melihat laki-laki itu yang ternyata tampan melebihi tampannya pangeran yunani, jika ini mimpi jangan pernah untuk mencoba membangunkan gadis itu dari mimpinya dan jika ini adalah nyata ia akan sangat bersyukur.
"Akhirnya kau bangun, apa kau merasa sakit? Katakan saja agar aku bisa segera memanggil dokter."
Ahh laki-laki ini sangat perhatian padanya, sungguh ini membuatnya terbang.
"Jika tidak ada segeralah hubungi keluargamu, aku tidak bisa mengantarkanmu karena motorku rusak."
Dan dalam hitungan detik laki-laki itu membuatnya terjatuh kedasar jurang.
Kim Jisoo gadis itu menundukkan kepalanya. "Aku tidak mau."
"Apa?" Seokjin kembali bertanya takut pendengarannya bermasalah karena gadis itu berbicara sangat pelan.
"Aku tidak punya tempat tinggal."
Seokjin mengerutkan keningnya merasa tidak percaya dengan semua ucapan gadis itu, tidak mungkin seorang gadis cantik tidak memiliki tempat tinggal sama sekali. Lalu kemana kedua orang tuanya? Tidak mungkin gadis ini gelandang, padahal kulitnya sangat putih mulus tanpa ada noda sedikit pun. Rambutnya juga seperti sangat terawat, pakaian yang dipakainya juga harganya bukan main, jangan katakan bahwa gadis ini mencurinya.
Jisoo mendongak menunjukkan puppy eyes-nya kepada Seokjin. "Aku ingin tinggal dirumahmu."
~ Destiny Love ~
BERSAMBUNG!!
SEE YOU NEXT CHAPTER.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Love ♡
Teen Fiction[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] " Karena takdir Tuhan tidak pernah salah " Disclaimer : Cerita ini murni karya khayalan Author. Disini Author hanya meminjam nama dan visual dari tokoh. Jika terjadi kesamaan cerita, itu adalah ketidak sengajaan da...