Chapter 18 || Woahh ||

17 8 1
                                    

Happy Reading.
//Kalian pasti tahu bagaimana caranya menghargai usaha seseorang//

Pukul sepuluh malam Jihwa baru sadar keluar dari super market dimana gadis itu bekerja, Jihwa merengangkan otot-ototnya yang tampaknya membeku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul sepuluh malam Jihwa baru sadar keluar dari super market dimana gadis itu bekerja, Jihwa merengangkan otot-ototnya yang tampaknya membeku. Gadis itu sedikit terkejut mendapati seorang laki-laki memakai jas hitam tengah bersandar pada mobil berwarna hitam dan jangan lupakan senyuman nya itu yang tampak menyebalkan dimata Jihwa.

Jihwa hanya memutar bola matanya jengah lalu mengabaikan laki-laki itu.

"Hei, kau mau kemana? Aku sudah menunggu mu disini selama satu jam." ucap laki-laki itu dengan sedikit berteriak.

Jihwa berhenti melangkahkan kakinya, berbalik menatap laki-laki yang dengan seenak jidatnya mencap dirinya sebagai kekasih nya. "Saya tidak pernah menunggu Anda untuk menunggu saya."

Hoseok tertawa kecil, berjalan mendekati gadis itu sambil memainkan kunci mobilnya. "Tidak perlu formal seperti itu dan juga memang kau tidak menyuruhku untuk menunggu mu, tapi aku ingin sedikit berbicara dengan mu."

Jihwa diam dan menunggu kalimat apa yang selanjutnya akan Hoseok keluarkan.

"Bagaimana kita bicara di restoran saja, kau juga sepertinya belum makan," ajak Hoseok dan Jihwa pun hanya menurut toh lumayan kan ditraktir oleh laki-laki itu dan perutnya pun benar-benar sangat lapar.

                                        °°°°°

Seokjin sebenarnya sangat terpaksa datang ketempat yang terkutuk seperti ini, sialan memang temannya itu yang bernama Kim Namjoon. Kenapa juga harus melakukan reuni ditempat seperti ini, memuakkan.

Dan satu hal yang membuat nya kesal, gadis bernama Kim Jisoo ini merengek ingin ikut. Seokjin sudah melarangnya untuk diam dirumah dan memberi tahunya bagaimana jika ayahnya mengetahui keberadaan gadis itu, namun dengan cepat Jisoo menjawab 'Ayahku masih diluar negeri jadi dia tidak akan tau kok.'

Seokjin membuka jaketnya lalu memberikan nya kepada Jisoo, Jisoo yang tak tahu maksud Seokjin pun hanya bisa menatap Seokjin dan jaket itu bergantian dengan raut bingung.

"Pakai jaket ini untuk menutupi pahamu itu, sudah aku katakan jangan pakai rok."

Melihat itu Namjoon hanya bisa terkekeh. "Aigoo, kau benar-benar sangat menjaga kekasih mu itu Seokjin."

Seokjin tak menjawab dia lebih memilih memasangkan jaket nya itu dipaha Jisoo.

"Sudah aku katakan tadi kau jangan ikut, disini tidak mau untuk mu," lagi, Seokjin terus saja mengucapkan kata itu setelah sampai di club malam.

"Jika tidak baik, kenapa kau kesini?"

"Untuk mu bukan untuk ku."

Jisoo hanya mendengus, meskipun begitu Jisoo merasa senang karena Seokjin seperti sangat mengkhawatirkan nya. Sebenarnya Jisoo juga sangat tidak suka dengan tempat seperti ini, tapi yahh dia adalah Jisoo yang keras kepala.

Destiny Love ♡ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang