Happy Reading.
//Kalian pasti tahu bagaimana caranya menghargai usaha seseorang//
Hari ini Hoseok mengambil cuti, jujur saja dia sangat pusing akhir-akhir ini karena akan mengeluarkan game baru. Untuk menghilangkan sedikit rasa stresnya, Hoseok berniat untuk membeli beberapa minuman soda dan cemilan karena ternyata stok jajanan diapartemen adiknya sudah habis dan mau tak mau Hoseok harus membelinya sendiri ke toserba terdekat.Tiga botol minuman soda laki-laki itu bawa dengan dua bungkus cemilan kentang, laki-laki itu sedikit terkejut dan juga bahagia (?) melihat siapa kasirnya.
"Oh kita bertemu lagi," sapa Hoseok dengan senyumannya yang secerah pagi ini dan Jihwa hanya mendengus sebal, kenapa juga sih dia selalu bertemu dengan laki-laki ini? Ternyata benar kata orang, dunia ini memang sempit.
[ lah kok Author gak pernah tuh ketemu bias 😭🤧]
"Terima kasih, ini kembaliannya dan jangan pernah datang lagi," ucap Jihwa dengan senyuman palsunya yang sangat menyebalkan itu, namun terlihat manis dimata Hoseok. Entahlah, Hoseok merasa hatinya menghangat ketika melihat Jihwa meskipun gadis itu selalu menunjukkan tampang cuek dan jutek.
"Eyy, seharusnya kau bersyukur karena aku mau beli disini dan juga aku bisa membeli semua cemilan disini agar kau bisa mendapatkan gaji lebih dari majikanmu."
"Silahkan keluar, Anda mengganggu waktu kerja saya."
"Oh iya, sebenarnya kau ini siapa? Waktu itu aku melihatmu mencuri, lalu bekerja sebagai pelayan direstoran dan sekarang kau bekerja sebagai kasir. Kau semakin membuatku penasaran."
"Silahkan pergi ada pelanggan yang menunggu dibelakangmu."
Hoseok menoleh kebelakang dan ternyata benar ada dua pelanggan yang menunggu dibelakangnya dengan cepat Hoseok meminta maaf sambil menundukkan kepalanya beberapa kali.
"Jika kau rindu berbicara dengan pacarmu, lakukan nanti saja jika pacarmu sudah selesai bekerja," ucap wanita paruh baya yang usianya sekitar kepala empat.
Hoseok hanya tersenyum menunjukkan cengirangannya. "Ah maaf, aku terlalu merindukan kekasihku."
Mendengar itu Jihwa hanya memutar bola matanya malas, dasar laki-laki gak jelas, pikir Jihwa.
Hoseok menoleh ke arah Jihwa lalu berucap. "Jika sudah selesai telfon saja aku, aku akan datang menjemputmu."
Setelah itu Hoseok berlalu pergi dan Jihwa hanya menatap kepergian Hoseok malas, telfon apanya punya nomornya saja aku tidak punya, batin Jihwa. lalu kembali melayani pelanggannya.
Jihwa memberikan belanjaanya wanita paruh baya itu, lalu menerima uangnya dan mengembalikan kembaliannya. "Aigoo, kekasihmu itu sangat baik. Nenek doakan, semoga hubungan kalian sampai kepelaminan dan hidup bahagia dengan anak cucu kalian."
Jihwa hanya meresponnya dengan senyuman kaku, jujur saja dia tidak tahu harus berbuat dan juga kenapa disaat laki-laki itu mengatakan bahwa ia kekasihnya dia hanya diam? Menyebalkan.
°°°°°
Ini sudah pukul setengah delapan malam dan Hejin baru saja pulang dari rumah Nara sehabis mengerjakan tugas matematika, sebelum pulang kerumah Hejin mampir dulu ke super market dekat rumah Nara kebetulan juga Nara membeli beberapa camilan disana.
"Kau yakin tidak mau menginap?" tanya Hejin setelah keluar dari super market sembari menjinjing kresek putih yang isinya berupa camilan dan susu pisang.
Hejin menggeleng. "Tidak, sekarang kau pulang aku juga akan pulang."
"Baiklah, hati-hati. Bye, Hejin," teriak Nara sambil melambaikan tangannya dan mulai menghilang diantara kegelapan.
Hejin melangkahkan kakinya untuk pergi kerumah, sebenarnya rumah Hejin dan Nara tidak terlalu jauh hanya berjalan menyusuri jalan raya, lalu masuk kedalam gang kecil dari situ belok kanan, turun tangga lalu belok kiri, maka kalian akan langsung sampai dirumah sederhana milik Hejin dan Seokjin.
Namun, sekitar sudah sepuluh langkah dari super market Hejin melihat sesuatu yang membuat matanya membulat sempurna. Dia tidak tahu, apakah ini nyata ataukah hanya halusinasinya? Kenapa bisa dia melakukan hal itu?
"H-hyemi..."
Disana sekitar 1 meter, Hejin melihat Hyemi - kakak kelasnya - sedang berciuman dengan seorang pria yang sedikit sudah tua, tak lama kemudian pria itu masuk kedalam mobil hitam dan meninggalkan Hyemi.
Hejin juga tercengang dengan penampilan Hyemi yang baru pertama kali Hejin lihat, rok mini yang sangat ketat hampir memperlihatkan bokongnya, perut putih mulus yang terlihat dan belahan dadanya yang terumbar kemana-mana.
Mata keduanya bertemu, Hejin bisa melihatnya dengan jelas bahwa Hyemi terkejut. Tentu saja itu harus, Hyemi pacar Junseo, anak orang kaya, pintar, cantik, anggun, lemah lembut, tapi siapa sangka kelakuannya seperti ini. Bolehkah Hejin merasa jijik kepada Hyemi?
Dan dengan gugup Hejin berusaha untuk membuka suara. "Kamu... Apa yang sunbae lakukan? Dan, dan tadi itu apa?"
Hyemi berjalan mendekati Hejin, namun perlahan pasti Hejin melangkah mundur. Lalu dengan paksa Hyemi menggenggam kedua tangan Hejin. "Hejin, aku mohon. Apapun yang tadi kau lihat? Lupakan saja, jika tidak bisa. Aku mohon, jangan mengatakannya kepada siapapun apalagi Junseo. Aku mohon, Hejin."
"Kenapa sunbae melakukan hal menjijikan seperti itu? Apa..sunbae menjadi wanita penghibur? Seperti wanita-wanita yang ada di club malam?"
Dan tanpa ragu Hyemi mengangguk, mengiyakan ucapan Hejin barusan. Woahh, apa yang sebenarnya telah terjadi?
"Aku terpaksa harus melakukan ini, aku bukanlah Hyemi yang dulu. Perusahaan ayahku bangkrut dan dia sakit, ibuku malah kabur karena dia tidak mau hidup miskin. Aku tidak punya pilihan lain, selain melakukan hal menjijikan seperti ini," jelas Hyemi tanpa ragu kepada Hejin, jujur saja Hyemi merasa lega bisa mencurahkan semua isi hatinya. Tak ada satupun yang tahu tentang keluarga Hyemi dan Hejin adalah orang pertama yang tahu.
Sungguh, Hejin merasa sangat iba dan kasih kepada kakak kelasnya. "Jangan hal seperti tadi, jika sunbae ingin bekerja aku akan membantu."
Hyemi tersenyum, mengangguk semangat dan Hejin pun turut tersenyum.
~ Destiny Love ~
Gaje bat sumpah 😭
BERSAMBUNG!!
See you next chapter..
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Love ♡
Teen Fiction[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] " Karena takdir Tuhan tidak pernah salah " Disclaimer : Cerita ini murni karya khayalan Author. Disini Author hanya meminjam nama dan visual dari tokoh. Jika terjadi kesamaan cerita, itu adalah ketidak sengajaan da...