Happy Reading. Sorry for typo
//Kalian pasti tahu bagaimana caranya menghargai usaha seseorang//Full JinSoo moments
Seokjin semakin tak karuan, pasalnya gadis bernama Kim Jisoo itu belum juga kunjung datang padahal ini sudah sepuluh menit yang lalu. Aish, kemana gadis itu? Pikir Seokjin.
Jungkook bertanya saat melihat Seokjin beranjak dari tempat duduknya. "Kemana hyung?"
"Toilet," jawab Seokjin singkat.
"Ikut."
Keduanya berjalan dengan Jungkook yang mengikuti Seokjin dari belakang, Seokjin mendengus kala saat diperjalanan ada para jala*g yang mencoba menggoda. Mereka pikir dengan cara seperti itu Seokjin akan tergoda? Tidak semudah itu ferguso, mau sekalian telanjang bulat pun Seokjin tidak akan tergoda.
Katakan saja jika Seokjin gay, tapi intinya Seokjin bukan seorang gay. Dia lebih menyukai mencium bibir seorang gadis yang tipis dan berwarna pink alami dibandingkan milik seorang pria.
Tak jauh dari depannya dia melihat seorang laki-laki tengah mencium ah tidak tidak maksudnya berusaha mencium seorang gadis dan gadis itu.
"Jisoo," gumam Seokjin.
Astaga, apaan itu?
Seokjin berlari, Jungkook yang melihat itupun hanya kebingungan dan mengikuti setiap langkah Seokjin.
"Hyung?"
Seokjin menarik baju laki-laki itu, menghempaskan nya ke dinding hingga menimbulkan suara yang lumayan keras. Tidak hanya sampai situ, acara adu jotos pun terlaksana kan dengan Seokjin yang tak memberi jeda disetiap pukulan yang ia layangkan kepada bede*ah itu.
"HYUNGG?!" teriak Jungkook membuat pukulan Seokjin terpaksa harus dihentikan.
"Hyung, tolong aku. Kenapa Noona jadi seperti ini?"
Seokjin melototkan netranya melihat Jisoo yang berusaha untuk mencium Jungkook. Sebenarnya Jungkook juga ingin sekali tidak memberontak saat gadis yang jauh lebih tua dihadapannya ini ingin mencium nya, tapi dia masih ingin menghirup udara segar keesokan harinya.
Seokjin kembali melirik laki-laki yang ada dibawah nya yang sudah terkulai lemas dan tak bertenaga lagi.
"Sh*t."
Jungkook bernafas lega karena Jisoo sudah beralih kepelukan Seokjin. "Hyung, sepertinya kau akan bersenang-senang malam ini."
"Jangan gila, aku tidak akan melakukan itu."
"Yak!" teriak Seokjin saat Jisoo berusaha untuk membuka kancing kemejanya sendiri, lihatlah disini ada dua laki-laki normal yang akan melihatnya. "Apa yang kau lakukan? Jangan membuka baju ditempat umum."
"Panas," lirih Jisoo tepat didaun telinga Seokjin, membuat laki-laki berbahu lebar itu seketika merasakan darahnya berdesir dengan cepat. Oh perasaan aneh apa ini? Pikir Seokjin.
"Cepat bawa Noona pulang dan," Jungkook menjeda ucapannya. "Aku tunggu hasilnya selama satu bulan."
Baru saja Seokjin akan melayangkan pukulan kembali, tetapi sialnya laki-laki pemilik gigi kelinci itu sudah masuk kedalam salah satu toilet pria.
Seokjin tak sebodoh itu, ia tahu apa yang dimaksud oleh Jungkook.
Dengan segara Seokjin menggendong Jisoo ala bridal, meminjam mobil milik Namjoon dulu lalu membawa Jisoo pulang kerumahnya.
Brak'
Itu suara pintu kamar terbuka dengan keras karena Seokjin membukanya dengan cara menendang pintu itu, Seokjin lebih memilih membaringkan Jisoo dikamarnya jika dikamar adiknya takut nanti Jisoo akan melakukan sesuatu kepadanya karena setelah ditelusuri lagi gadis ini diberi obat perangsang oleh bede*ah sia*an itu.
"Ahhh, ternyata tubuh gadis ini berat juga."
Seokjin berniat ingin merebahkan tubuhnya disofa yang ada di kamarnya, tapi sialnya tangan mungil itu malah menariknya alhasil Seokjin memakai sikutnya agar tidak sepenuhnya menindih tubuh mungil Jisoo yang ada dibawah nya.
Jika dilihat-lihat Jisoo benar-benar sangat cantik, kenapa dia harus beru sadar sekarang? Apalagi sekarang Jisoo menatapnya dengan tatapan sayu membuat Seokjin dengan susah payah menelan saliva nya sendiri.
"Lepaskan," ujar Seokjin karena gadis dibawahnya ini memeluk lehernya.
"Tolong aku, disini sangat panas."
Oh lihatlah, apakah pertahanan Seokjin benar-benar akan lepas malam ini? Suara gadis itu membuat libidonya naik.
Seokjin memejamkan kedua matanya berusaha untuk menahan semua hasratnya, namun sesuatu yang lembut dan manis menempel dibibirnya. Sial sekali lumatan gadis itu membuatnya benar-benar hilang akal, jangan tanyakan siapa yang salah disini, keduanya salah.
Munafik namanya jika Seokjin menolak semua yang Jisoo lakukan kepadanya, dia juga benar-benar sama menginginkan hal ini.
Keduanya gila benar-benar gila, sesuatu yang tak seharusnya mereka lakukan tetapi mereka melakukannya malam ini. Dimalam yang dingin namun terasa panas, diruangan yang dengan pencahayaan minim namun tak membuat keduanya menghentikan semuanya.
Hingga keesokan harinya datang, apakah akan menimbulkan penyesalan didiri Seokjin atau Jisoo? Apakah keduanya akan bersatu karena suatu hal yang fatal? Ataukah malah sebaliknya.
Hejin be like yang lagi tidur dikamar : "Desahan apaan sih? Ganggu aja."
Gak tau ini ngetik paan? 😭🤧
See you next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Love ♡
Fiksi Remaja[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] " Karena takdir Tuhan tidak pernah salah " Disclaimer : Cerita ini murni karya khayalan Author. Disini Author hanya meminjam nama dan visual dari tokoh. Jika terjadi kesamaan cerita, itu adalah ketidak sengajaan da...