Aku melirik jam dinding di kamarku, ternyata masih jam setengah enam. Aku tersenyum dan mengambil amplop yg di berikan Eunha tadi.
Taehyung oppa....
Oppa sehat,kan? Eunha kangen sama oppa.
Maafkan Eunha karena jarang menjenguk oppa di rumah sakit akhir-akhir ini. Bukannya Eunha tidak ingin menjenguk, hanya saja Eunha sibuk belajar untuk unjian masuk SMA. Selain itu, setelahnya Eunha masih di sibukkan dengan kegiatan-kegiatan lain seperti wisuda, daftar ulang, perpisahan kelas dan lainnya. Meski begitu, Eunha tidak pernah sekalipun melupakan tentang oppa.
Setiap malam, eunha selalu berdoa kepada tuhan agar oppa diberikan yg terbaik.
Oppa harus kuat,ya. Oppa pasti sembuh karena Yerin-eoni saat ini sedang menunggu oppa untuk kembali ke sisinya.
Maaf kalau surat ini terkesan hancur. Eunha bukanlah orang yg pintar merangkai kata-kata.
Segini aja surat yg bisa Eunha tulis untuk oppa.
Mudah-mudahan dengan surat yg Eunha tulus ini. Oppa menyadari betapa besarnya rasa sayang Eunha pada oppa, dan Eunha berharap oppa tidak menyerah untuk terus berjuang mempertahankan satu nyawa berharga yang begitu Eunha sayangi.
Selesai membacanya, aku melipat kertas surat itu dan menyimpannya kembali ke dalam amplop. Air mataku hampir jatuh membaca surat dari Eunha itu. Eunha memang menulisnya dengan kalimat-kalimat sederhana dan terkesan biasa, tapi aku bisa menangkap ketulusan dari isi surat yg Eunha tulis.
Padahal, seharusnya Eunha benci padaku. Karena gara-gara aku, Eunha yg seharusnya mendapatkan kasih sayang lebih banyak di bandingkan diriku malah terkesan sedikit tidak di acuhkan. Ibu dan ayah terlalu sibuk mengurus diriku yg semakin hari semakin ringkih. Tapi kenyataanya, Eunha sam sekali tidak membenci diriku. Ia malah mengatakan bahwa ia sangat menyayangiku.
Jujur, surat ini membuatku sangat tersanjung.
Adik kecilku yg manis sekarang sudah berubah menjadi remaja tanggung yg dewasa. Dan, aku sangat bangga karenanya.
"Oppa." Eunha tiba-tiba membuka pintu kamarku dan langsung berlari memelukku dari belakang.
"Ada apa?" tanyaku bingung.
"Aku kangen sama oppa." ujar Eunha. "Tadi, Eunha tidur dan bermimpi.." suara Eunha tampak bergetar. Apakah ia menangis? Tapi, kenapa?
Aku melepaskan pelukan Eunha. Kemudian, membalikan badan sehingga kini aku dan Eunha duduk berhadap-hadapan.
"Kamu kenapa?" tanyaku sambil menghapus air mata yg mulai jatuh sedikit demi sedikit dari kedua bola mata Eunha.
"Ta-tadi...." Eunha tidak mampu melanjutkan kalimatnya. Aku menghela napas dan memeluk hangat tubuhnya.
"Kamu mimpi apa?" kali ini, aku berganti pertanyaan.
"Aku mimpi oppa pergi untuk selama-lamanya." tangis Eunha semakin histeris.
Benarkah itu? Apa aku benar-benar akan pergi untuk selama-lamanya?
"Eunha, aku nggak akan pergi kemana-mana,kok." kataku sambil tersenyum. Hm, lebih tepatnya pura-pura tersenyum. Sebenarnya, aku sedang merasa gusar karena mimpi yg di ceritakan oleh Eunha.
KAMU SEDANG MEMBACA
❣Ending Scene(n)❣ |End|
Dla nastolatkówSelama kamu merasa kesepian aku harap kamu menemukan seseorang yg lebih mencintaimu dari dirimu sendiri, maaf karena orang itu bukan aku, sangat sulit untuk melakukan itu~ Kim Taehyung Tolong jangan mengatakan hal itu, kamu tahu itu akan lebih membu...